Updates from November, 2010 Toggle Comment Threads | Keyboard Shortcuts

  • SERBUIFF 2:23 am on 27/11/2010 Permalink | Reply
    Tags: Pelecehan Seks Uskup Katolik Roma Belanda, Terkuak   

    Terkuak, Pelecehan Seks Uskup Katolik Roma Belanda 

    Terkuak, Pelecehan Seks Uskup Katolik Roma Belanda

    Saturday, 27 November 2010 08:26
    E-mail Print PDF

    Jan ter Schure,  seharusnya ternasuk satu di antara tujuh orang pendeta yang terlibat dalam tindakan amoral

    Hidayatullah.com–Seorang uskup  Katolik Roma Belanda yang meninggal pada tahun 2003 dilaporkan telah melakukan pelecehan seksual  terhadap seorang anak laki-laki, saat ia masih menjabat sebagai seorang pendeta muda, demikian  media Belanda melaporkan.

    Jan ter Schure, yang menjadi  uskup Den Bosch sampai 1998, seharusnya ternasuk satu  di antara tujuh orang pendeta yang terlibat dalam tindakan amoral di sekolah berasrana ini. Dokumen gereja menunjukkan korban telah dibayar berupa kompensasi sebagai bentuk “kerugian emosional” sesudah  kematian Schure.

    Menurut media Belanda, sebenarnya di tahun 2008, uskup Rotterdam Van Luyn sudah mengetahui kelakuan amoral ini,  namun ia menutup-nutupi hal tersebut.

    Murid yang identitasnya tidak ingin diketahui ini, mendapat uang kompensasi sebesar 16 ribu euro dari ordo Don Bosco. Korban yang saat itu di bawah umur, dilecehkan 7 pastur ordo di asrama Don Rua di Ugchelen selama tahun 1948 sampai dengan 1953.

    Dalam perjanjian tahun 2003, ordo memberi ‘uang damai’ sebagai ‘ganti rugi immaterial’. Ini dilakukan setengah tahun setelah kematian Ter Schure, yang menjabat uskup Den Bosch selama tahun 1985 hingga 1998.

    Rahasia Kelam

    Pada akhir tahun 1950-an, asrama Don Rua pindah ke ‘s-Heerenberg. Penyingkapan kasus pelecehan besar-besaran yang terjadi di lokasi tersebut, menimbulkan gelombang pemberitaan tentang pelecehan seksual di gereja katolik Belanda sejak bulan Februari lalu.

    Pada bulan Maret lalu, Hulp en Recht (biro gereja yang menerima dan menangani keluhan, red.) mengatakan sangat mungkin korban berkali-kali dilecehkan 7 pastur tersebut. Hulp en Recht mempercayai laporan ini, bukan hanya karena detil yang diceritakan, tapi juga karena si pelapor tampak terbebani dengan rahasia besar dengan segala konsekwensi yang menyertai masa depannya.

    “Sangat menyesalkan kurangnya perlindungan dan bantuan untuk para anak di bawah umur yang dipercayakan ke tangan para pastur ordo,” tulis Hulp en  dalam putusan mereka.

    Pada bulan April tahun ini, tidak lama setelah Hulp en Recht mengeluarkan putusan, pimpinan tertinggi persatuan ordo di Belanda dan Flandria, Jos Claes, atas nama kongregasi minta maaf kepada para korban.

    Van Luyn Cuek

    Korban mengadu ke Hulp en Recht setelah gagal memanggil uskup Van Luyn. Van Luyn pernah sekolah di Ugchelen dan di tahun 1970-an menjabat sebagai kepala ordo di Belanda.

    Di tahun 2008 korban mengirim sejumlah surat kepada sang uskup, karena dirinya, lima tahun setelah pembayaran kompensasi, masih terganggu dengan kasus pelecehan yang dialami. Van Luyn tidak menanggapi permintaannya untuk mengungkap kasus pelecehan tersebut.

    Enam bulan setelah surat pertama, akhirnya seorang bawahan Van Luyn membalas.

    “Uskup menghargai usaha Anda menyurati beliau, tapi beliau tidak terlibat dalam kejadian yang Anda ceritakan.”

    Berbagai kalangan mengharap ada pengungkapan kasus kejahatan seksual  di Gereja Katolik Roma di Belanda, ujar Radio Netherlands. Badan pengaduan Gereja, Hulp en Recht (Pertolongan dan Keadilan), sudah mendapat lebih dari 1.100 klaim masalah ini. [rwl/bbc/cha/hidayatullah.com]

    http://hidayatullah.com/berita/internasional/14385–terkuak-pelecehan-seks-uskup-katolik-roma-belanda

     
  • SERBUIFF 7:04 am on 21/03/2010 Permalink | Reply
    Tags: beanda, gereja khatolik, ,   

    Pelecehan seksual juga terjadi di gereja Katolik di Suriname. Dennis Daniëls (52 tahun) adalah salah satu dari yang pertama mengajukan pengaduan. 

    Kamis, 18 Mar 2010

    Pelecehan Seks di Gereja Belanda Sudah Terjadi Sangat Lama Sekali

    Pelecehan seksual juga terjadi di gereja Katolik di Suriname. Dennis Daniëls (52 tahun) adalah salah satu dari yang pertama mengajukan pengaduan.

    PAMARIBO (voa-islam.com): Pada usia 4 tahun, dirinya yang bisu tuli jadi korban pelecehan seorang pastor Belanda. Laporan Sam Jones dan Anneke Polak.

    Diskusi tentang pelecehan seksual di lingkungan gereja katolik Belanda membawa Daniëls menjadi yang pertama menceritakan kisahnya kepada Radio Nederland. Karena dia tuna rungu sejak lahir dan sulit bicara, wawancara dilakukan dengan bantuan saudara tirinya Peter Richelieu.

    Masa kecil dan remaja Dennis dihabiskan di ibu kota Suriname, Paramaribo bersama neneknya, di Suriname ini masih banyak keturunan orang Jawa Indonesia. Saudara tirinya juga dibesarkan di sana. Neneknya bekerja sebagai pembersih sebuah paroki seorang pastor Belanda di pinggiran Paramaribo. Namun demikian nenek Dennis tidak pernah tahu soal pelecehan seksual itu. Peter juga belum lama tahu soal pelecehan seksual yang dilakukan si pastor.

    Pastor itu bilang, saya tak boleh menceritakan perbuatannya pada orang lain. Saya harus memuaskan si pastor. Itu terjadi di gereja ketika tidak ada orang.” Pastor juga mendatangi Dennis di rumah dan mengajak dirinya pergi. Neneknya mengharuskan dia ikut, walaupun dirinya menolak.

    Penyidikan
    Di tahun 1970-an keluarga Dennis membawanya ke Belanda. Saat ini dia bekerja sebagai pengawas hutan di Belanda selatan. Dennis dan saudara tirinya ingin gereja Katolik di Suriname mengadakan penyidikan atas kasus itu, karena menurut mereka banyak anak lain yang juga jadi korban.

    “Kamu harus cerita semuanya karena sekarang semuanya sudah terkuak, waktu itu hal ini sama sekali tidak dibicarakan.” Dennis baru bercerita pada saudara tirinya tiga tahun lalu. Menurut keduanya, Wim de Becker, uskup Suriname, harus mengajukan permintaan maaf. Uang ganti rugi bukan tujuan utama, mereka menuntut pengakuan.

    Tidak Bisa Tidur
    Dennis Daniëls sering didera sakit kepala dan tidak bisa tidur, serta cepat marah. Menurutnya ini akibat pelecehan seksual yang dialami ketika dia masih berusia 4 tahun.

    [rnw]

    http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2010/03/18/3991/pelecehan-seks-di-gereja-belanda-sudah-terjadi-sangat-lama-sekali/

     
  • SERBUIFF 6:58 am on 21/03/2010 Permalink | Reply
    Tags: aus, , ,   

    Kakak Paus Diduga Lakukan Pelecehan Seksual 

    Kakak Paus Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

    11 Mar 2010

    BERLIN – Pastor Georg Ratzinger, yang merupakan kakak kandung pemimpin Katolik Roma Paus Be-nediktus XVI, kemarin mengakui telah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah pelajar lelaki di sekolah paduan suara.

    Permohonan maaf itu disampaikan setelah skandal seksual di sekolah-sekolah seminari di seantero Jerman tersiar luas melalui media. Kasus ini mengguncang kalangan gereja Katolik di Negeri Panser itu.Pastor berusia 87 tahun itu pernah menjadi guru paduan suara selama tiga dekade pada 1964-1994 di sekolah Regensbur-ger Domspatzen, kawasan Bavaria, selatan Jerman. Dalam wawancara khusus dengan surat kabar setempat, Passauer Neue Presse, ia mengaku sering membisikkan sesuatu di telinga para muridnya.

    Ia pun mengakui pernah memukul murid-muridnya itu. Namun pukulan yang ia lakukan tidak pernah mengakibatkan mereka cedera serius. “Saya memohon maaf kepada seluruh korban,” kata Ratzinger.Ia mengungkapkan, di tempatnya mengajar, kepala sekolah sering memukuli para pelajar tanpa alasan kuat. Hukuman keras macam itu dihapus dari sana pada 1980. “Saya, tahu kepala sekolah sering memukuli anak-anak dengan keras dan ia melakukan itu tanpa alasan,” ujarnya.Pengakuan ini tentu saja menghantam pimpinan Vatikan yang baru saja dikejutkan oleh skandal seksual di gereja-gereja Katolik di Irlandia. Hingga sekarang, Paus Benediktus belum berkomentar mengenai pengakuan kakak kandungnya itu. Juru bicara Takhta Suci Vatikan pun belum bersuara.

    Dalam wawancara sebelumnya dengan koran Italia, La repubblica, Ratzinger mengatakan siap bersaksi soal dugaan skandal seks. Padahal ia mengaku tidak mengetahui apa-apa tentang sangkaan itu.Komposer Franz \Vittenbrink, yang pernah tinggal di Regens-burg, mengungkapkan, sekolah itu memiliki sistem hukuman sadis yang dipadu dengan pelecehan seksual. Ia mengatakan kepala sekolah sering memanggil dua atau tiga pelajar lelaki ke kamar pribadinya saban malam. “Semua orang tahu itu,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan majalah Der Spiegel.

    http://bataviase.co.id/node/126376

     
c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Reply
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Go to top
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Cancel