Arab Saudi Bangun Kota Industri Khusus Perempuan 

Aneka – Rabu, 15 Agt 2012 00:03 WIB

(int)
WANITA di Arab Saudi tak lama lagi akan sedikit lega menyusul didirikannya sebuah kota industri bagi kaum perempuan di negeri kerajaan tersebut. Pasalnya di kota khusus perempuan itu nantinya mereka dapat bebas bekerja dan mengejar karir yang sebelumnya dilarang di sana.

Rencana ini sendiri tengah dalam tahap realisasi di mana The Saudy Industrial Property Authority (Modon) telah ditunjuk untuk memimpin proyek yang akan membawa negara itu memasuki sebuah era baru. Kota ini sendiri nantinya terletak di bagian timur Hafuf.

Kota khusus buat kaum Hawa itu akan mengakomodasi ketentuan syariah sekaligus memberi kesempatan yang lebih luas kepada perempuan untuk berkarir. Di kota ini mereka akan bebas bekerja dan berkarya tanpa terhambat oleh ketentuan syariah.

Melalui investasi sekira USD133 juta, kota ini diharapkan akan menciptakan lapangan kerja bagi 5.000 perempuan di berbagai bidang baik di bidang tekstil, farmasi dan industri pengolahan makanan. Diharapkan sebanyak 500 juta riyal akan tersedot dalam proyek ini. Di kota tersebut nantinya juga akan terdapat perempuan yang menjalankan perusahaan dan memegang sejumlah jabatan penting lainnya.

Lebih Penting

Rencana yang dijalani Modon ini dilandasi oleh keinginan pemerintah agar perempuan memainkan peran lebih penting dalam pembangunan negara termasuk diantaranya menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda.

“Saya yakin bahwa perempuan dapat menunjukkan efisiensi mereka dalam berbagai aspek dan memperjelas industri mana yang paling sesuai dengan kepentingan, sifat dan kemampuan mereka,” papar Direktur Jenderal Modon Saleh Al-Rasheed.

Selain di Hafuf, Saudi kabarnya juga tengah membangun kota industri lainnya yang juga ditujukan bagi kaum perempuan. “Kami saat ini juga bekerja untuk membangun kota industri kedua. Kami memiliki rencana untuk membangun kota industri bagi perempuan di seluruh wilayah Kerajaan,” tutur al-Rasheed.

Hukum syariah di Arab Saudi tidak memungkinkan perempuan untuk bekerja mengingat tugas sebagai ibu rumah tangga dinilai sangat penting dan tidak dapat diabaikan. Namun menurut perkiran sekira 15 persen perempuan terwakili dalam berbagai angkatan kerja.

Meskipun Saudi mengakui adanya emansipasi perempuan namun pemerintah di negara itu bersikap konservatif dengan menjalankan aturan Islam cukup ketat. Hal ini ditunjukkan melalui sejumlah larangan yang dikeluarkan khusus bagi perempuan misalnya larangan untuk mengemudi.

Kendati demikian baru-baru ini upaya untuk mengubah struktur sosial dalam kerajaan dilakukan oleh Raja Abdullah ketika penguasa itu mengumumkan bahwa perempuan dapat dipilih dan memilih dalam pilkada. Tidak hanya itu, pada Juli lalu Saudi juga memutuskan perempuan dapat mewakili negaranya di pesta Olimpiade.

http://www.analisadaily.com/news/read/2012/08/15/68898/arab_saudi_bangun_kota_industri_khusus_perempuan/#.UC1wMaBpa1s