Rasulullah saw adalah Suami Teladan
Rasulullah saw adalah Suami Teladan
Posted by: sari on: 14 Mei 2009
- In: pernikahan | sakinah
- Comment!
Suami adalah nakhoda yang akan menentukan kemana biduk rumah tangga akan berlayar dan akhirnya berlabuh. Suami adalah pemimpin dalam keluarga, pemimpin bagi isteri-isterinya, dan pemimpin bagi anak-anaknya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang senantiasa memperjuangkan siapa yang dipimpinnya dan senantiasa menjadi contoh atau teladan yang baik bagi mereka yang dipimpinnya.
Dengan kata lain, suami yang baik adalah suami yang senantiasa mengutamakan kepentingan keluarga dan mampu menjadi teladan yang baik bagi anak dan isterinya. Menjadi suami yang otoriter, suka bermalas-malasan, emosional, mudah menyerah, adalah beberapa ciri dari seorang suami yang tidak mampu menjadi teladan bagi anak dan isterinya.
Untuk menjadi seorang suami yang baik, tentunya kita dapat melihat kembali bagaimana seorang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berkeluarga dan memperlakukan isteri-isterinya. Aisyah telah berkata bahwa “ Akhlak Rasulullah saw adalah Al Quran”, maka tidak ada lagi keraguan bagi umat islam untuk meneladani segala sifat dan gaya hidup beliau, termasuk untuk menjadi seorang suami teladan.
Kemuliaan akhlak dan budi pekerti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang sudah tampak sejak beliau berada pada usia remaja. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali memijakkan kakinya pada biduk rumah tangga ketika bekiau berusia 25 tahun. Pada usia muda inilah Rasulullah saw menikahi Siti Khadijah binti Khuwailid, dan mulai menggeluti kehidupan rumah tangga dengan tentram.
Selama hidupnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang lelaki mulia yang senantiasa menghormati kaum wanita, termasuk isteri-isteri beliau. Begitu hormatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum hawa hingga dalam salah satu sabdanya beliau mengatakan, “Tidaklah orang yang memuliakan wanita kecuali orang yang mulia; dan tidaklah yang menghinakannya kecuali orang yang hina.”.
Salah satu kewajiban bagi seorang suami adalah menghormati isterinya. Hal ini juga telah banyak disebutkan di dalam Al Quran. Mungkin kita tidak mendapatkan kata-kata dalam Al-Quran yang mengharuskan untuk berbuat baik dalam menggauli istri, baik dalam keadaan marah atau tidak. Namun, di dalam Al Quran kita dapat menemukan penekanan atas kewajiban berbuat ma’ruf dan ihsan terhadap istri dan dilarang menyakiti atau menyiksanya. Dan hal inilah yang senantiasa dipegung teguh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyikapi isteri-isterinya.
Suatu ketika, datanglah seorang wanita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengadu kepada beliau bahwa suaminya telah memukul dirinya. Mendengar penuturan wanita tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdiri dan menolak perlakuan tersebut dengan bersabda, “Salah seorang dari kamu memukuli istrinya seperti memukul seorang budak, kemudian setelah itu memeluknya kembali, apakah dia tidak merasa malu?”. Itulah salah satu bentuk bukti bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kekasih Allah Subhanahu wa ta’alaa yang sangat menghormati wanita, hingga ia menolak tindak kekerasan terhadap wanita ataupun isteri-isteri.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah didatangi oleh 70 orang wanita yang mengadu bahwa mereka telah dipukuli oleh suami mereka. Hal tersebut tersebut terjadi setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan pemukulan terhadap isteri dengan pukulan yang tidak membahayakan, dan setelah diberi nasihat serta ancaman secukupnya. Menanggapi penuturan ke-70 orang wanita tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berpidato dan berkata, “Demi Allah, telah banyak wanita berdatangan kepada keluarga Muhammad untuk mengadukan suaminya yang sering memukulnya. Demi Allah, mereka yang suka memukul istri tidaklah aku dapatkan sebagai orang-orang yang terbaik di antara kamu sekalian.”.
Sebagai pemimpin umat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan keteladanan yang sangat sempurna bagi para pengikutnya dalam segala bidang, termasuk dalam berumah tangga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang suami yang suka bercanda dan bergurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau balapan lari dengan Aisyah, terkadang beliau dikalahkan dan pada hari lain beliau menang.
Dalam hal berumah tangga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang lelaki yang senantiasa mencontohkan kasih sayang dan kelembutan terhadap isteri. Kasih sayang dan kelembutan seorang suami terhadap isteri-isterinya adalah sebagai salah satu bentuk relfeksi dari sebaik-baik orang mukmin. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut pada keluarganya.” Dalam hadits lain yang masih senada, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berkata, “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”.
Sebagai manusia yang sempurna, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah banyak sekali memberikan teladan yang sangat baik dalam berkeluarga. Beberapa contoh teladan yang dapat kita ambil dan amalkan dalam berkeluarga adalah
- Senantiasa menghormati sang istri.
- Selalu menampakkan sikap lembut.
- Penuh kasih sayang.
- Tidak mengkritik hal-hal yang tidak berguna untuk dikritik.
- Memaafkan kekeliruan isteri.
- Memperbaiki kesalahan isteri dengan sikap lembut dan penuh kesabaran.
- Bila ada waktu senggang beliau ikut membantu istrinya dalam mengerjakan kwajiban rumah tanggannya. Sebagaimana penuturan Aisya ra. ketika beliau ditanya mengenai apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. Aisyah ra. kemudian menjawab, “Rasulullah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dan bila datang waktu shalat, dia pergi shalat.”.
Itu hanyalah sekelumit yang kami petikkan dari keteladanan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berkeluarga dan menghormati isteri-isteri beliau. Tentunya masih banyak lagi contoh-contoh teladan lain yang terdapat dalam kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok suami yang paling ideal, sehingga untuk meneladani beliau bukanlah hal yang patut diragukan lagi. Sikap lapang dada dan toleransi beliau terhadap isteri begitu tinggi. Sehingga kemarahan dan emosi isteri-isteri beliau tidak membuatnya hilang kendali. Beliau menyadari bahwa emosional dan memberontak adalah salah satu bentuk kejiwaan yang memang sudah terdapat di dalam jiwa setiap wanita.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berupaya untuk memberikan pemahaman melalui keteladanan beliau kepada umatnya akan peranan rumah tangga dalam kehidupan umat muslim. Rumah tangga merupakan titik tolak terciptanya kehidupan atau masyarakat yang Robbani. Untuk itu, kehidupan rumah tangga haruslah dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, canda, kelapangan hati, dan kebahagiaan. Dan bila terpaksa harus bertindak tegas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukannya dengan disertai kelembutan dan kerelaan. Beliau mengajarkan bahwa sikap keras dan tegas itulah yang akan menjadi penawar atas keburukan dalam diri wanita, sedangkan kelembutan dan kasih sayang akan menjadi penawar bagi kelemahan dan kelembutan dalam dirinya. Dari lingkup rumah tangga itulah, maka kehidupan umat manusia yang bernilai islami akan terwujud.
Begitulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memperlakukan keluarga dan isteri-isterinya. Beliau senantiasa menjaga hak-hak isterinya dengan penuh kesungguhan dan kepastian. Beliau senantiasa menjaga segala bentuk kewajiban yang harus di lakukan oleh seorang suami kepada isterinya. Maka sekali lagi lagi, sangat patutlah jika beliau, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat sebutan seorang suami teladan bagi seluruh umat manusia.
Marilah kita menjadi seorang suami yang seperti apa yang telah diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena sesungguhnya di dalam diri Rasulullah saw itu terdapat suri tauladan yang baik.
Wallahua’lam
wikki 3:47 am on 17/08/2012 Permalink |
Si Om Muhammad,
Juara Keadilan Terhdp Isteri
Muslim senang sekali membohongi diri mereka dgn cerita tentang muhammad yg bersikap adil kpd istri-istrinya. Hal ini tentu saja adalah omong kosong yg luar biasa besarnya. Muhammad bersikap pilih kasih sedemikan parah sampai-sampai para istrinya “merapatkan barisan” menjadi kelompok-kelompok yg saling bersaing. Tentu saja persaingan tersebut bukan mengenai siapa yg akan mendapatkan jatah tidur dgn si om muhammad tetapi mengenai siapakah yg akan mendapatkan bingkisan yg biasa diberikan para pengikut kpd muhammad. Karena para pengikut tahu bahwa istri favorit/kesayangan muhammad adalah si kecil aisha, mereka biasa mengirimkan bingkisan kpd muhammad pada waktu muhammad sedang berada di rumah aisha. Hal ini menyebabkan istri-istrinya yg lain menjadi kesal sehingga mengeluh. Reaksi muhammad adalah: aku menerima wahyu waktu sedang dibawah selimut dgn aisha dan sebaiknya kalian tutup mulut kalian. Hal ini menjelaskan sebagian dari berantakannya quran. Sekarang kita tahu apa yg sedang muhammad lakukan pada waktu menerima wahyunya. Berikut adalah hadist sahih seperti yg dilaporkan bukhari.
Volume 3, buku 47, nomor 755:
dikisahkah oleh ‘Urwa dari ‘Aisha:
Istri-istri rasul allah ada dalam dua kelompok. Kelompok yg satu terdiri dari ‘Aisha, Hafsa, Safiyya dan Sauda; dan kelompok yg lainnya terdiri dari Um Salama dan istri-istri lainnya dari rasul allah. Para muslim tahu bahwa rasul allah mencintai ‘Aisha, sehingga jika ada dari mereka mempunyai sebuah bingkisan dan ingin memberikannya kpd rasul allah, ia akan menundanya sampai rasul allah datang ke rumah ‘Aisha dan kemudian ia akan mengirimkan hadiahnya kpd rasul allah di rumah ‘Aisha.
Kelompok dari Um Salama membahas hal ini bersama-sama dan memutuskan bahwa Um Salama sebaiknya meminta rasulullah memberitahu orang-orang untuk mengirimkan bingkisan mereka kepadanya ke rumah istri manapun yg sedang ia kunjungi. Um Salama memberitahu rasulallah apa yg telah mereka katakan, tapi dia tidak menanggapinya. Kemudian mereka (istri-istri tsb) bertanya kpd Um Salama mengenai hal tsb. Um Salama berkata, “Dia tidak berkata apapun kpd ku.”
Mereka meminta Um Salama untuk berbicara kpdnya lagi. Um Salama berbicara kpdnya (muhammad) lagi pada waktu bertemu dgnnya pada harinya (hari Um Salama), tapi dia (muhammad) tidak memberi tanggapan. Waktu mereka (istri-istri) bertanya, ia (Um Salama) menjawab bahwa ia (muhammad) tidak memberi tanggapan. Mereka berkata kpdnya, “Bicara kpdnya sampai dia memberimu tanggapan.” Waktu sampai gilirannya (hari Um Salama), ia berbicara kpdnya lagi. Kemudian dia (muhammad) berkata kpdnya, “Jgn sakiti aku mengenai ‘Aisha, berhubung wahyu ilahi tidak datang kpdku di ranjang manapun kecuali ranjang ‘Aisha.”
Terhadap itu Um Salama berkata, “Aku bertobat kpd allah krn telah menyakitimu.” Kemudian kelompok Um Salama memanggil Fatima, anak perempuan rasul allah dan mengutusnya kpd rasul allah untuk berkata kpdnya, “Istri-istrimu meminta untuk memperlakukan mereka dan anak perempuan Abu Bakr dgn perlakuan yg sama.” Kemudian Fatima menyampaikan pesan tersebut kpdnya. Sang rasul berkata, “Oh putriku! Tidak tahukah engkau siapa yg kucintai?” Fatima mengiyakan dan kembali lalu memberitahu mereka tentang situasi tersebut.
Mereka memintanya untuk pergi kpdnya (muhammad) lagi tapi ia menolak. Mereka kemudian mengutus Zainab binti Jahsh yg kemudian pergi menemuinya dan menggunakan kata-kata keras berkata, “Istri-istrimu memintamu untuk memperlakukan mereka dan putri dari Ibn Abu Quhafa dgn perlakuan yg sama.” Dalam hal itu ia (Zainab) meninggikan suaranya dan mencaci-maki ‘Aisha dimukanya sedemikian rupa sehingga rasul allah memandang ‘Aisha untuk melihat apakah ia akan membalas. ‘Aisha mulai menanggapi Zainab sampai ia membungkamnya. Sang rasul kemudian memandang ‘Aisha dan berkata, “Ia betul-betul putri dari Abu Bakr.”
Jika muslim dapat merasakan rasa malu, mereka akan bersembunyi dalam celah-celah bumi daripada menunjukkan muka mereka kpd dunia ini. Hanyalah orang bodoh yg akan berpikir bahwa manusia cabul ini adalah seorang nabi.
Penulis: Ali Sina, Jumat 22 Desember 2006
Read more: http://islamexpose.blogspot.com/2008/08/si-mamad-juara-adil-thd-istri.html#ixzz23lucoa9I
SERBUIFF 6:15 am on 17/08/2012 Permalink |
yg pasti nabi bukan malaikat, dia manusia biasa yg mendapat wahyu,….dari beberapa istri nabi pasti ada perbedaan, ada kelebihannya dan ada kekurangannya, begitu juga tingkat ketaqwaanya, mungkin nabi melihat aisha yg terbaik ini dapat dilihat dari banyaknya firman Allah yg turun di rumahnya aisha., Nabi Muhammad memberi perhatian yg lebih, itu hal yg manusiawi, lalu istri yg lain jadi iri, padahal tidak boleh demikian,…contoh keci anda punya 2 anak yg satu rajin yang satu malas , lalu anda memberi perhatian yg lebih pada yang rajin, itu hal yg manusiawi, yg malas tidak boleh iri dong,…kalau mau dapat perhatian dan disayangi ya dia harus rajin juga dong,nggak boleh malas…
lihat juga :
Sejarawan Sunni melihat Aisyah sebagai seorang wanita terpelajar, yang tanpa lelah meriwayatkan hadis tentang kehidupan Muhammad. Dia merupakan salah seorang dari cendekiawan Islam awal dimana para sejarawan menghitung sampai seperempat dari Hukum Islam berasal dari Aisyah. Aisyah adalah istri utama Muhammad dan menjadi contoh dari jutaan wanita.[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Aisyah
Nabi muhammad tidak cabul kok…lu kali yg cabul….
wikki 7:25 am on 17/08/2012 Permalink |
makanya jangan buat banyak istri …lalu jangan bilang adil…`
SERBUIFF 8:05 am on 17/08/2012 Permalink |
nabi muhammad beristri banyak itu, bukan tanpa sebab, banyak penyebabnya, bukan satu faktor dan asal kawin saja …., banyak para pastor dan pendeta yg nggak kawin malah zina dan main homo kok nggak lu masalahin ? …lu memang bukan tipe oranhg yg adil bung…. malu bung…tahu dirilah….menilai muhammad tidak adil, lu sendiri ?
wikki 9:02 am on 17/08/2012 Permalink |
alasan muhammad beristri banyak ..muhammad tidak bisa melihat wanita cantik…contoh..zainab istri zaid anaknya……… mariya .pembantu hafsa………. syafifah yang suaminya baru dibantai sama si mamad..dll
SERBUIFF 9:12 am on 17/08/2012 Permalink |
salah besar bung ,…lu baca : https://erzal.wordpress.com/category/istri-istri-nabi-muhammad/
wikki 9:19 am on 17/08/2012 Permalink |
sekarng kenyataan bukan teori…….berdasarkan bukti
SERBUIFF 9:46 am on 17/08/2012 Permalink |
postingan tadi sudah membuktikan alasan yg lu ajukan salah besar…..
wikki 9:52 am on 17/08/2012 Permalink |
ngga usalah munafik mencari alasan …lihat mariyam ketika di kerjai sama muhammad ditipu dulu hafsa supaya menemui ayah nya di ladang..pulang dari ladang.,,,eh..taktahunya lagi nunggangi maruyam kemudian bersumpah tidak melakukan lagi ….cuma ditinggal pipis sebentar…..eh…..tak tahunya sudah menaiki mariyam lagi dengan alasan barusan alloh membatalkan sumpahnya ….ha..ha..ha… mau jawab apa lu…e
SERBUIFF 12:11 pm on 17/08/2012 Permalink |
asal lu tahu mariyah itu sudah menjadi istri muhammad…
wikki 3:17 pm on 17/08/2012 Permalink |
sejak kapan ??? sejak digauli ??? mengapa pada saat ketahuan hafsah marah marah… kenapa juga diranjang hafsah .. kenapa musti bersumpah??? tidak melakukan lagi ??? kenapa cuma ditinggal pipis sebentar terus kerjain lagi ??? itu namanya istri ?????
SERBUIFF 10:53 pm on 17/08/2012 Permalink |
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
TENTANG HAFSAH SILAHKAN LU BACA http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/01/hafsah-binti-umar-wafat-45-h/
wikki 10:30 am on 17/08/2012 Permalink |
lu perca nda sama quran sama hadis???? kehidupan muhammad terekam dalam buku itu dan takmungkin sengaja menjelek jelekkan muhammad. yang konon sahabatnya itulah bukti otentik kehidupan muhammad.
SERBUIFF 11:53 am on 17/08/2012 Permalink |
ahlak muhammad tidak jelek, muhamamad terkenal dg keagungan ahlaknya, jika ahlaknya jelek tentu sahabat dan umatnya akan kabur semua…
wikki 12:17 pm on 17/08/2012 Permalink |
tidak jelek katamu??? membunuh memperkosa manjarah .merampok ..pedhophilia ..kamubilang itu ahlah yang bagus/?? dimana logikamu???? coba bayangkan apabila oranglain perbuat itu pada keluargamu… ###jika ahlaknya jelek tentu sahabat dan umatnya akan kabur semua…### tentu saja mereka tidak kabur karena takut.. karena siapa yang murtad hukumnya mati.. mereka terancam… lagian mereka hidup dari hasil rampok apakah mereka bekerja seperti layaknya masyrakat sekarang/?? mereka hidup dari hasil rampokan… dan penjarahan..???
SERBUIFF 12:38 pm on 17/08/2012 Permalink |
@WIKKI
tidak jelek katamu??? membunuh memperkosa manjarah .merampok ..pedhophilia ..kamubilang itu ahlah yang bagus/??
>>>>>>> HO,HO,HO,,,,,NGGAK ADA TUH BUKTI MUHAMMAD MEMBUNUH, MEMPERKOSA, MENJARAH, MERAMPOK, PEDHOPHILIA
dimana logikamu????>>>>>YA DI OTAK LAH , KALAU MAH DI DENGKUL.
coba bayangkan apabila orang lain perbuat itu pada keluargamu…>>>>>>>>>> KALAU BERBUAT BAIK YA UCAPKAN TERIMA KASIH , KALAU BERBUAT KEJAHATAN YA LAPOR AJA SAMA POLISI……
###jika ahlaknya jelek tentu sahabat dan umatnya akan kabur semua…### tentu saja mereka tidak kabur karena takut.. karena siapa yang murtad hukumnya mati.. mereka terancam… >>>>>>>>LAH MEREKA TIDAK KABUR DAN TIDAK TAKUT KARENA MEREKA MEMANG SUDAH MENGIMANI DAN MENCINTAI ALLAH DAN NABI MUHAMMAD…..BUAT APA KABUR……
lagian mereka hidup dari hasil rampok apakah mereka bekerja seperti layaknya masyrakat sekarang/?? mereka hidup dari hasil rampokan… dan penjarahan..???>>>>>>>>NGGAK ADA ITU,….LU KALAU BOHONG DAN FITNAH MEMANG JUARA SATU,….
wikki 1:04 pm on 17/08/2012 Permalink |
TAMBAHAN TTG PENJARAHAN :
Sahih Bukhari Volume iii, Book 37, Number 495:
… Ketika Allah menjadikan Nabi kaya lewat penjarahan, rasul mengatakan, “Saya
lebih berhak dari mukmin lain utk menjadi pelindung para mukmin, jadi jika seorang
Muslim mati meninggalkan hutang, saya bertanggung jawab atas hutangnya… ”
PEMERASAN LEWAT PAJAK JIZYAH
Bukhari Volume 4, Book 53, Number 388:
Diriwayahkan Juwairiya bin Qudama AtTamimi:
Kami katakan kpd ‘Umar bin AlKhattab,
“Ya ketua para mukmin ! Nasehatkanlah kami.” Katanya, “Saya anjurkan kalian
utk memenuhi perjanjian Allah (dgn Dhimmi) karena ini perjanjian nabimu dan
SUMBER KEHIDUPAN keluargamu (yi pajak dari Dhimmi.).”
More on Terror dari mulut Allah/Muhamad … awas ! anda bisa sakit membacanya
… gua saja harus istirahat selama beberapa hari … Baca berikut ini dan anda dapat
melihat bahwa Islam adalah RAJA segala SETAN.
TEROR DLM KATA2 MUHAMAD SENDIRI menurut HADIS
BUKHARI & QURAN
Ini hanya beberapa contoh saja. Silahkan anda cocokkan isi hadis Bukhari disini dgn situs
Islam ini :
http://www.darulislam.info/Hadith_Bukhari.html
Anda tinggal masukkan angka2 bagi Volume, Buku dan Nomor dlm kolom yg sudah
tersedia di situs itu dan anda bisa melihat bahwa yg dibawah ini bukan isapan jempol
kami.Saya diberi … kemenangan dgn menakjubkan (yg ditanamkan dlm
hati musuh)…
Bukhari V5B59N512 (Military Expeditions led by the Prophet)
Narrated Anas:
The Prophet offered the Fajr Prayer near Khaibar when it was still dark and then said,
“AllahuAkbar!
Khaibar is destroyed… The Prophet had their warriors killed, their
offspring and woman taken as captives. (Safiya was amongst the captives, She first
came in the share of Dahya Alkali but later on she belonged to the Prophet . The Prophet
made her manumission as her ‘Mahr’.)
TERJEMAHAN : Nabi mengadakan solat Fajar dan lalu mengatakan, ‘Allahu Akbar !
Khaibar dihancurkan’ … Nabi memerintahkan pembunuhan perwira2 mereka & anak2
dan wanita2 mereka dijadikan tahanan. (Safiyah berada diantara tahanan tsb. … Nabi
menjadikannya sbg hasil rampasan perang …)
Bukhari V4B52N256 (Fighting for the Cause of Allah (Jihaad))
Nabi ditanya … apakah kami diijinkan menyerang para perwira berhala
pada malam hari dgn kemungkinan membahayakan wanita dan anak2 mereka. Nabi
menjawab, wanita dan anak2 mereka adalah dari kaum berhala. (baca: Mereka boleh
dibunuh, karena mereka kaum berhala !)
Bukhari V5B59N516
Ketika Rasulullah bertempur dlm Pertempuran Khaibar … mereka
berseru dgn keras, ‘Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Tidak ada yg berhak dipuja selain
Allah !
Bukhari V5B59N569Saya bertempur dlm 7 pertempuran bersama dgn nabi dan dlm 9
pertempuran bersama dgn tentara2 yg dikirim nabi.
Bukhari V5B59N401Kemarahan Allah semakin besar terhadap dirinyayg
dibunuh nabi
dlm nama Allah.
Bukhari V5B59N456Rasulullah mempimpin solat fajar dgn salah satu unit tentaranya, sementara unit tentara
lainnya menghadapi musuh.Rasulullah mengatakan “Tidak ada yg berhak dipuja selain Allah yg
menghormati perwira2nya … dan IA mengalahkan kafir …Bukhari V5B59N333katanya dgn bangga, ‘Saya Abu al Karish.’ Saya menyerangnya (Abu
al Karish) dgn tombak dan menembus matanya dan ia mati. Saya sampai harus menahan
tubuhnya dgn kaki saya agar saya dapat mencabut tombak itu, tetapi saya harus
menggunakan kekuatan begitu besar karena kedua ujungnya bengkok. …”Kemudian
Rasulullah meminta tombak itu kpd Az ZUbair dan ia memberikannya kpd rasul
Bukhari V5B59N297
Nabi menghadap Kabah dan mengharapkan celaka terhdp sejumlah
oragn Quraisy …. Saya bersaksi demi Allah, saya melihatnya semua mati, busuk dijemur
matahari, karena hari itu sangat panas.
Bukhari V5B59N397Ya Allah, kutuklah si ini dan si itu …[9.5] Apabila sudah habis bulanbulan
Haram itu, maka bunuhlah orangorang
musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan
mendirikan salat (baca: masuk Islam) dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan
kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.[8.12] (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orangorang
yang telah beriman”.
Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orangorang
kafir, maka
penggallah kepala mereka dan pancunglah tiaptiap
ujung jari mereka.
[8.57] Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orangorang
yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil
pelajaran.[8.67] Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat
melumpuhkan musuhnya di muka bumi banyak lagi bukti dan kesaksian itu bukan fitnah cobalah baca sendiri
SERBUIFF 1:39 pm on 17/08/2012 Permalink |
udah aku click http://www.darulislam.info/Hadith_Bukhari.html hasilnya Page not found
wikki 1:19 pm on 17/08/2012 Permalink |
sudah lah nggak usah berkecil hati lu tinggal terima atau tidak itu saja lagian itu muhammad bukan siapa siapa kog kakek bukan ngkong juga bukan ..ngapain harus dibela ..seperti katamu muhammad banyak dosa ngapain di benar benarkan???
SERBUIFF 1:22 pm on 17/08/2012 Permalink |
muhammad adalah utusan Allah yg membawa kebenaran, meluruskan ajaran yg sesat makanya dia wajib dibela…..
nggak ada kok aku bilang muhammad banyak dosa ………
wikki 1:38 pm on 17/08/2012 Permalink |
meluruskan katamu /?? sudah terbukti penjahat ulung harus dibela???? Berikut ini adalah sejarah Safiyah Binti
Huyai Ibn Akhtab, wanita Yahudi yang
ditangkap ketika pasukan Muhammad
menyerang Khaibar dan membawanya
kepada Nabi sebagai bagian dari
rampasan perang. Muhammad memberi
perintah agar Kinana, suami yang masih
muda dari Safiyah, dianiaya hingga mati
supaya ia (Kinana) mengaku dimana
harta karun kota tersebut disimpan. Pada
malam yang sama itu juga, Muhammad
mengambil Safiyah dan dibawa ke
ranjangnya dan menjadikan dia istrinya…
Kisah ini dilaporkan secara detil oleh
Tabari. Kisah ini juga dapat ditemui dalam
Sirat Ibn Ishaq. Yang berikut ini dilaporkan
dalam buku dari Tabaqat yang disusun
oleh Ibn Sa’d.
Dua tahun sebelumnya Muhammad telah memancung kepala Huyai, ayahnya
Safiyah, beserta 900 pria dari Bani Quraiza.
Huyai Ibn Akhtab, ayah Safiyah, adalah pemimpin Bani Nadir, salah satu suku
Yahudi dari Medina. Para pengikut Muhammad telah membunuh sepasang suami
istri Arab yang sebelumnya telah menandatangani traktat perdamaian dengan
Muhammad. Nabi memutuskan untuk membayar uang darah kepada keluarga
korban yang salah dibunuh. Ia lalu pergi ke Bani Nadir untuk meminta kepada
mereka agar membayarkan uang darah ini. Permintaan itu sangat aneh, sebab
orang-orang Yahudi tak ada sangkut pautnya dengan pembunuhan tersebut.
Namun orang-orang Yahudi ini takut kepada Muhammad, karena Muhammad
sebelumnya telah menghancurkan suku Yahudi yang lain, yaitu Bani Qainuqah
dan oleh karena itu mereka takut hal ini akan terjadi juga kepada mereka.
Orang-orang Yahudi selalu bersikap pengecut hingga hari ini dan mereka telah
membayar harga atas sikap pengecut mereka. Kapankah mereka cukup belajar
bahwa seseorang tak mungkin senang dengan gangster??? Kapankah mereka
akan belajar bahwa mereka harus berperang melawan kelompok orang seperti
itu?
1
Para tua-tua bani Nadir akhirnya mengumpulkan uang yang diminta. Muhammad
dan para sahabatnya duduk dibawah sebuah dinding-perteduhan dikawasan
Yahudi sambil menanti. Namun, maksud Muhammad sebenarnya adalah untuk
menghancurkan Yahudi dan mengambil semua harta yang mereka miliki, dan
bukan sekedar uang darah untuk kejahatan dari pengikut-pengikutnya.
Muhammad berharap orang Yahudi akan memprotes sehinggga ia justru dapat
memakai ini sebagai alasan untuk menyerang mereka.
Setelah duduk-duduk dan menantikan, ia tiba-tiba bangkit dan pergi tanpa
mengatakan apa-apa kepada siapapun. Para pengikutnya melihat bahwa ia
berjalan terus, maka mereka pun pergi juga. Akhirnya Muhammad mengatakan
kepada mereka, bahwa ada malaikat Jibril yang memberitahukan kepadanya,
bahwa orang-orang Yahudi sedang merencanakan untuk melemparinya dengan
sebuah batu dari atas dinding-perteduhan dan ingin membunuhnya. [Kalau ada
peringatan Jibril tentang rencana pembunuhan, mengapa para pengikutnya
ditinggalkan diam-diam?]. Ini tentu saja sebuah kebohongan. Kalau Bani Nadir
betul-betul ingin membunuhnya, mereka tidak perlu melemparkan batu padanya.
Muhammad ada dalam tangan mereka ketika itu. Mereka itu justru takut, dan
inilah yang harus mereka bayar dengan nyawa mereka kelak.
Muhammad kemudian menyerang
Bani Nadir dan memutuskan aliran
air mereka. Ketika mereka
menyerah, Muhammad
berketetapan untuk membunuh
mereka semua. Namun Abdullah
Ibn Obay, seorang pemimpin tua
Arab Median mengintervensi.
Muhammad khawatir hal ini akan
menyebabkan perpecahan diantara
pengikutnya sehingga ia akhirnya
memutuskan tidak membunuh Bani
Nadir. Sebagai gantinya ia mengambil semua harta kekayaan dan properti milik
bani Nadir serta mengusir mereka.
Maka Bani Nadir pun mengungsi ke Khaibar, yang merupakan benteng orangorang
Yahudi di sebelah Utara Medina. Inilah yang membuat Safiyah tinggal di
Khaibar dan menikahi Kinana, pemimpin muda dari kota tersebut. Akan tetapi,
ayah Safiyah, Huyai, dipancung lehernya ketika Muhammad menyerang suku
Yahudi yang terakhir di Medina, yaitu Bani Quraiza.
2
Safiyah berumur 17 tahun dan sangat cantik. Ketika Muhammad menyerang
Khaibar ia membunuh semua lelaki disana. Orang-orang tidak siap untuk
berperang. Mereka diserang secara mendadak. Muhammad bukanlah seorang
pahlawan perang terbuka, melainkan seorang teroris yang melakukan
penyergapan. Peperangannya disebut gazwah, yaitu sergapan/penyerangan
dadakan.
Maka Muhammad pun menangkap
Kinana dan menyiksa dia karena
Muhammad ingin tahu dimana harta
kekayaan kota tersebut
disembunyikan. Ia menusukkan
batangan besi yang panas pada
mata Kinana dan membutakannya.
Kinana adalah pemuda ksatria, ia
tidak buka mulut.
Seorang Yahudi lain (mungkin nenek moyang-nya Noam Chomsky dan
George Soros) telah mengabarkan kepada Muhammad dimana ia
dapat menemukan harta kekayaan tersebut. Orang-orang Yahudi selalu
memberikan saham kepada para pengkhianat.
Kinana mati dibawah penyiksaan Muhammad. Kemudian Muhammad
menanyakan kepada orang-orangnya untuk membawakan kepadanya gadis yang
paling cantik. Safiyah adalah yang tercantik berumur 17 tahun, istri dari Kinana.
Bilal membawa Kinana dan sepupu perempuan Kinana menghadap Muhammad.
Namun ketika sepupu perempuan Kinana ini melihat jenazah saudaranya
3
terpotong-potong, ia pun menjadi histeris. Muhammad kemudian marah besar dan
memerintahkan, “Bawa setan perempuan ini pergi dari saya”.
Kemudian ia berkata kepada Bilal, “Tidakkah engkau mempunyai perasaan
manusiawi sehingga menjejerkan wanita-wanita di depan jenazah orang yang
mereka cintai?” Wah! Betapa hebatnya sang Nabi yang penuh dengan belas-asih
dan perasaan manusiawi!?
Selanjutnya ia membawa Safiyah ke tendanya, sebab ia telah menjadi seorang
janda. Muhammad mengasihaninya dan memutuskan untuk mengambil ia
sebagai istrinya. Tentu saja [Muslim berkilah], fakta ia muda dan cantik tidak ada
hubungannya dengan keputusan Nabi. Masih ada beratus-ratus wanita lain yang
juga telah menjadi janda pada hari tersebut.
Berikut ini adalah periwayatan Tabaqat.
“Safiyah dilahirkan di Medina. Ia berasal dari suku Yahudi Banu I-Nadir.
Ketika suku ini diusir dari Medina tahun 4 AH, Huyai adalah salah satu
dari orang-orang yang menetap di wilayah subur Khaibar bersama
Kinana Ibn al-Rabi’ yang menikahi Safiyah sesaat sebelum Muslim
menyerang Khaibar. Ia berumur 17 tahun. Sebelumnya ia adalah istri
dari Sallam Ibn Mishkam yang menceraikannya. Disinilah, satu mil dari
Khaibar, Nabi menikahi Safiyah. Dia dipelihara dan dirawat untuk Nabi
oleh Umm Sulaim, ibu dari Anas Ibn Malik. Mereka menginap disana.
Abu Ayyub al-Ansari menjaga tenda Nabi sepanjang malam. Pada saat
subuh, Nabi yang melihat Abu Ayyub berjalan hilir mudik itupun
bertanya kepadanya apa maksudnya, dan ia menjawab: “Saya khawatir
akan engkau karena perempuan muda itu. Engkau telah membunuh
ayahnya, suaminya, dan banyak dari keluarganya, dan dia juga masih
seorang kafir. Saya sungguh khawatir terjadi apa-apa karena dia.
Nabipun mendoakan Abu Ayyub al-Ansari (Ibn Hisham, p.766). Safiyah
telah meminta kepada Nabi untuk menunggu hingga ia telah lebih
menjauh dari Khaibar. “Kenapa?” tanya Nabi. “Saya mengkhawatirkan
engkau karena orang-orang Yahudi yang masih dekat dengan
Khaibar!”
Alasan Safiyah menolak pendekatan seksual Muhammad tentu saja jelas bagi
setiap orang yang berpikir. Saya percaya, praktis semua wanita memilih untuk
berkabung ketimbang melompat ke dalam ranjang – bercengkerama dengan si
pembunuh dari ayahnya, dan pembunuh suami dan banyak anggota keluarganya,
pada hari yang sama.
Tetapi kenyataannya Nabi Allah ini tak dapat menahan desakan nafsu seksualnya
untuk satu hari saja dengan membiarkan perempuan muda ini untuk berkabung.
Ini semua menggambarkan karakter moral Muhammad. Ia adalah seorang
psikopat tanpa hati nurani dan empati.
Untuk kelanjutan kisah ini kita tidak tahu persis apakah benar atau telah
direkayasa oleh ahli sejarah Muslim yang ingin mengosongkan adanya kesan
pemaksaan perkosaan. Tetapi ini adalah semua yang kita punyai, dan untuk
menemukan kebenaran kita hanya bisa bergantung pada dokumen-dokumen
4
yang terlihat bias (ter-plintir) ini, yang dilaporkan dan ditulis sepihak oleh orangorang
Muslim.
Kisah selanjutnya menggambarkan Abu Ayyub yang mengkhawatirkan
keselamatan Nabi, karena Nabi telah membunuh ayah, suami dan sejumlah
anggota keluarga Safiyah. Hal ini logis. Tentu saja bodoh untuk tidur dengan
seorang wanita dimana orang-orang yang dicintai oleh wanita tersebut baru
dibunuhnya. Namun tampak bias alasan penolakan Safiyah terhadap pendekatan
seksual Muhammad, tampak sekali kurang masuk akal. Ketika Muhammad
membawa wanita muda ini ke dalam tendanya, ia telah membunuh banyak orang
Yahudi, dan memperbudak orang-orang Yahudi lainnya.
Jikalau masih ada orang Yahudi yang tertinggal, maka mereka mungkin lebih
mengkhawatirkan hidup mereka sendiri ketimbang masalah Safiyah apakah ia
diperkosa atau tidak. Lagipula wanita ini telah ada di dalam tenda sendirian
dengan Muhammad, jadi bagaimana orang-orang Yahudi akan mengetahui kalaukalau
mereka melakukan hubungan seks? Alasan ini kedengarannya bodoh dan
tampaknya dipaksakan oleh Muslim untuk mengklaim bahwa Safiyah-lah yang
menginginkan hubungan seks dengan Muhammad, dan bila tidak, itu hanya
karena Safiyah mengkhawatirkan keselamatan Nabi (jadi bukan karena ada unsur
pemaksaan/perkosaan).
Muslim adalah sekelompok orang bodoh tertentu yang mempercayai omong
kosong yang paling konyol tanpa berpikir, namun saya percaya ada kelompok lain
yang wajar menyadarinya sebagai sebuah kebohongan.
Dikatakan lebih lanjut,
“Hari berikutnya Walima (pesta pernikahan) diselenggarakan atas nama
Nabi…”
Harap dicatat bahwa penulis sejarah ini berkata, bahwa pernikahan terjadi satu
hari setelah Muhammad sendirian dengan Safiyah dan melakukan hubungan seks
dengan dia. Ini tidak mendatangkan persoalan kepada Nabi, karena ia telah
mendapatkan wahyu Allah yang mengatakan bahwa tidur dengan wanita yang
ditangkap dari peperangan adalah baik-baik saja tanpa usah menikahi mereka,
sekalipun mereka telah bersuami tadinya.
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki… “ (Surat 4:24)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Muhammad tidak berpendapat bahwa para
budak mempunyai hak-hak apapun. Ketika Muslim berkuasa, ini akan menjadi
nasib bagi semua wanita non-Muslim. Muslim tidak dapat mengubah sedikitpun
apa yang telah dikatakan atau dikerjakan oleh Muhammad. Dan ini telah
dikonfirmasikan di tempat-tempat lainnya:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
5
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki;
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang dibalik itu maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas. (Surat 23:1-7).
Marilah kita meneruskan kisah Safiyah. Dikatakan,
“Para istri Nabi lainnya menunjukkan cemburunya dengan melakukan
pelecehan terhadap keyahudiannya. Namun Nabi selalu membelanya.
Suatu kali Safiyah dilukai dengan olok-olokan dari istri-istri Nabi yang
Arab itu secara melampaui batas. Maka iapun (Safiyah) mengeluhkan
hal tersebut kepada Nabi yang merasa sangat mengasihinya. Ia
menghiburnya. Ia membesarkan hatinya. Ia memberi pikiran logis
kepadanya. Ia berkata: “Safiyah, bersikap teguh dan beranilah. Mereka
tidak memiliki apapun yang melebihi engkau. Katakan kepada mereka:
“Aku adalah anak putri Nabi Harun, keponakan Nabi Musa, dan istri
dari Nabi Muhammad…”
Ketika ia dibawa bersama dengan para tahanan perang lainnya, Nabi
berkata kepadanya,
“Safiyah, ayahmu selalu membenci aku hingga Allah menetapkan
keputusan terakhir.”
Ia menjawab, “Tetapi Allah tidak menghukum seseorang atas dosa
orang lain.”
Hal ini (apa yang dikatakan Nabi) jelas berlawanan dengan perilaku Muhammad
sendiri yang sudah menghancurkan seluruh Bani Qainuqa dengan alasan bahwa
beberapa diantara mereka telah membunuh seorang Muslim ketika mereka
membela dengan membalaskan kematian seorang Yahudi. Muhammad
membinasakan seluruh anggota suku itu, ketika membalas kematian satu orang
Muslim! Padahal Muslim tersebut telah terlebih dahulu membunuh seorang
Yahudi, namun itu tidak dianggap/diperhitungkan oleh Muhammad. Ia
membutuhkan sebuah alasan demi mendapatkan harta-kekayaan mereka.
Ini sungguh mengabaikan ayat yang berkata: “bahwasanya seorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain” (Surat 53:38). Jadi jelas bukan Allah yang
membuat keputusan akhirnya. Maka tampak betapa orang yang satu ini mencuci
tangannya terhadap kejahatannya sendiri. Ayah Safiyah dibunuh oleh
Muhammad, bukan Allah [tetapi Muhammad memplintirkannya seolah Allah-lah
yang memutuskan]. Jikalau Allah mengingini membunuh seluruh orang-orang
tersebut, Ia tentu telah melakukannya dengan cara-Nnya sendiri. Allah tidak
memerlukan pembunuh bayaran (yang merampas harta) untuk melaksanakan
kehendakNya.
Dikatakan lebih lanjut,
“Kemudian Nabi memberinya kebebasan untuk memilih apakah Safiyah
mau tetap bergabung dengan kaumnya, ataukah menerima Islam dan
masuk dalam hubungan pernikahan dengan dia”.
6
Memberinya kebebasan? Kebebasan macam apakah itu?
Muhammad telah membunuh suaminya dan semua anggota keluarganya.
Kemanakah ia harus pergi sekarang? Melebur dengan orang-orang dari
kaumnya? Orang-orang manakah itu? Orangnya praktis telah terbunuh dan
wanita-wanitanya telah ditawan dan jadi budak.
“Dia sangat pintar dan lembut hati dan berkata: “ O Rasul Allah, aku
telah berharap akan Islam, dan aku telah menegaskan sebelum
undanganmu. Kini ketika aku mendapat kehormatan berada
dihadapanmu, dan diberi kebebasan untuk memilih diantara kafir dan
Islam, maka aku bersumpah demi Allah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
adalah lebih berharga kepadaku ketimbang kebebasan diriku dan
bagaimana aku sebelumnya bergabung dengan kaumku.”
Apakah ini sebuah pengakuan, yaitu pengakuan yang jujur? Apakah ia bebas dan
aman mengutarakan pikirannya? Ia ditawan oleh seorang lelaki yang telah
menghabisi keluarganya. Sesungguhnya ini menunjukkan dengan jelas betapa ia
tidak bebas berulah. Ia mungkin saja sangat pintar menyiasati sebuah dusta demi
menyelamatkan dirinya, tetapi lebih mungkin lagi kisah ini telah dikarang untuk
menceritakan sebuah dusta tersendiri!
Ketika Safiyah menikah, ia masih sangat muda, dan menurut sebuah
laporan ia hampir berumur 17 tahun dan berperawakan amat sangat
cantik. Ada satu kali Aisyah berkata tentang kekurangannya (mencela),
untuk mana Nabi berkata, “Engkau telah mengatakan sesuatu yang
apabila itu dimasukkan ke dalam laut, maka hal itu akan melebur
bersama air laut itu (dan mengeruhkan airnya).” (Abu Dawud)
Ia tidak hanya sangat dalam mencintai Nabi, tetapi juga sangat besar
rasa hormatnya kepadanya sebagai Rasul Allah. Sebab ia telah
mendengar apa yang dikatakan oleh ayah dan pamannya ketika
mereka pergi ke Medinah. Ketika hijrah ke Medinah mereka datang
bertemu dengan dia untuk mengetahui apakah dia betul Rasul Allah
yang sejati seperti yang disampaikan oleh Alkitab. Ketika mereka
pulang dan berbicara bersama malam itu, Safiyah ada ditempat
tidurnya dan mendengar pembicaraan mereka. Salah satunya berkata,
“Bagaimana pendapatmu tentang dia?” Ia menjawab, “Ia adalah Nabi
yang sama yang dinubuatkan oleh Alkitab kita.” Lalu berkata yang lain,
“Apa yang harus dilakukan?” Dan jawabannya adalah bahwa mereka
harus melawannya dengan segala kekuatan.”
Kisah ini, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, apakah dapat dipercayai?
Bagaimanakah caranya kedua orang Yahudi biasa itu mengenal Muhammad
sebagai nabi yang dinubuatkan oleh Kitab Suci, lalu (kok malah) memutuskan
untuk melawannya dengan segala kekuatan mereka? (Semestinya bila mereka
tahu itu nabi yang dikisahkan Musa, mereka justru akan mendukungnya!). Jadi
semuanya adalah kontra logika. Hanya orang Muslim yang “tekor-intelektuil” yang
akan percaya akan kisah nonsense ini.
7
Dikatakan, dia sangat mencintai Muhammad yang adalah pembunuh ayah dan
suaminya? Betapa naifnya Muslim dapat mempercayai periwayatan ini?
Bagaimana seorang gadis muda cantik berumur 17 tahun dapat segera mencintai
seorang tua bangka yang giginya ompong dan badannya berbau? Bacalah buku
saya ”Understanding Muhammad” untuk mengetahui betapa postur Muhammad
cacat dan berbau. Kita curiga bahwa kata-kata tersebut berasal dari Safiyah, dan
andaikata itu benar, orang akan mencium hal itu sebagai kebohongan Safiyah
dalam usahanya untuk mencari keselamatan diri. Kita hanya memerlukan otak
yang aktif untuk mendapati kebohongan Muslim.
Kenapa seseorang sampai perlu mati-matian melawan seseorang lainnya yang
diketahuinya sebagai nabi yang dijanjikan dalam Alkitab? Dan dimana
Muhammad dijanjikan dalam Alkitab? Adakah Muhammad disebut dalam Alkitab?
(Is Muhammad mentioned in the Bible?) Baca artikel ini untuk melihat dusta yang
menyedihkan seperti itu. Muhammad tidak disebut di dalam Alkitab maupun di
dalam kitab sakral manapun.
“Maka Safiyah pun yakin akan kebenaran sang Nabi. Ia tak lelahlelahnya
mengurus dan merawat dia (Muhammad), serta memberikan
semua kenyamanan yang dapat diupayakannya. Ini terlihat sejak ia
menjadi bagian dalam kehidupannya (Muhammad) setelah jatuhnya
Khaibar.”
Lihat betapa penulis menyangkal dirinya sendiri dalam satu halaman yang sama?
Hanya beberapa baris sebelumnya kita membaca bahwa Safiyah ditawan dan
dibawa kepada Muhammad sebagai tawanan, bukan atas kemauannya sendiri. Ia
dibawa kepada Muhammad sebab ia muda dan cantik.
“Nabi sedikit kecewa kepadanya karena ia pada awalnya (dalam
perjalanan) telah menolak Nabi ketika ingin menggaulinya (hubungan
seks). Pada perhentian perjalanan berikutnya, Nabi menggaulinya
hingga sepanjang malam. Ketika ia (Safiyah) ditanyai oleh Umm
Sulaim, “Apa yang engkau lihat pada diri Rasul Allah?” Ia berkata
bahwa dia (Muhammad) sangat senang terhadapnya dan tidak tidur
melainkan bercakap-cakap sepanjang nalam. Dia (Muhammad)
bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menolak ketika aku mau
menggaulimu pertama kalinya?” Ia menjawab, ‘Aku mengkhawatirkan
engkau sebab tempatnya dekat dengan Yahudi’. “Hal ini meningkatkan
nilaiku lebih lanjut dimatanya.” (Tabaqat)
Bukhari juga telah mencatatkan beberapa Hadits yang menceritakan tentang
invasi Khaibar dan bagaimana kisah Muhammad bertemu dengan Safiyah.
Diriwayatkan ‘Abdul’ Aziz:
Anas berkata, “Ketika Rasul Allah menginvasi Khaibar, kami melakukan
shalat Subuh disana ketika hari masih gelap… Ketika ia memasuki
kota, ia berseru, “Allahu Akbar! Khaibar diruntuhkan… Kami
menaklukkan Khaibar, menawan tawanan, dan barang jarahan
dikumpulkan. Dihya datang dan berkata, ‘O Rasul Allah! Berilah aku
seorang budak perempuan diantara tawanan’. Nabi berkata, ‘Pergi dan
8
ambillah budak perempuan yang mana saja’. Iapun mengambil Safiya
binti Huyai. (Tetapi) Seseorang datang kepada Nabi dan berkata, ‘O
Rasul Allah! Engkau memberikan Safiya binti Huyai kepada Dihya,
padahal ia (Safiya) adalah perempuan paling terkemuka dari suku
Quraiza dan An-Nadir dan ia hanya pantas untuk engkau saja’. Maka
Nabi berkata, ‘Bawa ia (Dihya) bersama dia (Safiya)’. Maka keduanya
menghadap dan ketika Nabi melihat Safiya, iapun berkata kepada
Dihya, ‘Ambillah gadis budak mana saja dari para tawanan selain dia’.
Anas menambahkan: Nabi membebaskan perbudakannya dan
mengawininya.” [Nabi menelan janji pertama, dan menggantikannya
dengan janji kedua, ketika tersilau dan bernafsu dengan kecantikan
Safiyah. Contoh moral surgawi!].
Thabit bertanya kepada Anas, “O Abu Hamza! Apa yang Nabi bayarkan
kepadanya (Safiya) (sebagai mahar)? Ia menjawab, “Dirinya sendiri
adalah maharnya sebab dia (Muhammad) telah membebaskannya dari
perbudakan dan kemudian mengawininya.” Anas menambahkan,
“Ketika dalam perjalanan, Um Sulaim mendandaninya untuk upacara
perkawinan dan pada malamnya dia mengirimnya sebagai pengantin
perempuan untuk Nabi”. (Sahih Bukhari 1.367)
Mahar adalah “emas kawin” yang diperoleh pengantin perempuan dari pihak
suaminya tatkala ia mengawininya. Muhammad tidak membayar mahar kepada
Safiyah, sebab ia (Muhammad) harus membayarkan kepada dirinya sendiri untuk
memerdekakan Safiyah. Kisah ini adalah luar biasa, sebab ini memberi
pencerahan kepada kita tentang nilai-nilai moral dan etika dari Muhammad dan
para pengikutnya yang keblinger. Muhammad adalah seorang psikopat. Namun
Muslim tidak mempunyai rasa malu. Muslim meng-idola-kan seorang psikopat dan
menginginkan kita juga untuk menghormati mereka. Apakah ke-tolol-an ini layak
atas sebuah penghormatan? Dengan mengikuti orang yang tidak waras semua
orang akan bertindak tidak waras.
Setiap orang yang terhormat atau orang normal jijik mendengar kisah semacam
ini, namun Muhammad mengajarkan bahwa ia akan memperoleh 2 pahala
dengan mengawini Safiyah. Satu adalah untuk memerdekakan seseorang yang
sesungguhnya ia tawani sendiri, dan kedua adalah mengambilnya untuk
menikahinya.
“Abu Musa melaporkan bahwa Rasul Allah berkata tentang seseorang
yang memerdekakan seorang wanita budak, dan kemudian
menikahinya, bahwa baginya tersedia 2 pahala.” (Sahih Muslim Book
008, Number 3327)
[Sayangnya tidak disebutkan bahwa yang mengawininya adalah
pembunuh ayah, suami, dan famili dari si wanita budak yang dikawini.
Dan wanita budak tersebut adalah budak yang terjadi karena ulah dari
yang akan mengawininya!]
9
Tidakkah ini menjijikkan? Buanglah ke-tolol-an “yang terhormat” dan berkelit-kelit
ini dan namakanlah hitam adalah hitam. Muslim adalah sekelompok moron.
Bagaimana mungkin bisa demikian konyol?
Diriwayatkan oleh Anas:
Nabi melakukan sholat subuh dekat Khaibar tatkala hari masih gelap
dan ia berkata, “Allahu Akbar” Khaibar dihancurkan, sebab ketika kami
menghadapi bangsa (lawan yang diperangi), maka kejahatan akan
menjadi pagi hari bagi mereka yang telah diperingati.”
Maka penduduk Khaibar lari keluar ke jalan-jalan. Sang Nabi telah
membunuh pahlawan-pahlawan mereka, keturunan mereka, dan
wanita yang ditawan sebagai tawanan. Safiyah adalah salah satu
diantara tawanan. Dia pertama-tama diambil untuk menjadi milik Dahya
Alkali, namun kemudian ia menjadi milik Nabi. Nabi memerdekakan dia
sebagai maharnya. (Sahih Bukhari V.5 B.59 N.512)