Updates from December, 2010 Toggle Comment Threads | Keyboard Shortcuts

  • SERBUIFF 2:56 am on 28/12/2010 Permalink | Reply
    Tags: Kitab-Kitab Yang Ada Pada Ahli Kitab   

    Kitab-Kitab Yang Ada Pada Ahli Kitab 

    Kitab-Kitab Yang Ada Pada Ahli Kitab

    Minggu, 24 Juni 2007 15:40:03 WIB

    KITAB-KITAB YANG ADA PADA AHLI KITAB

    Oleh
    Tim Ahli Tauhid

    Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka namakan sebagai kitab Taurat dan Injil dapat dipastikan bahwa ia termasuk hal-hal yang tidak benar penisbatannya kepada para Nabi Allah. Maka tidak bisa dikatakan bahwa Taurat yang ada sekarang adalah Taurat yang dahulu diturunkan kepada Nabi Musa Alaihis Salam. Juga Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘Alaihis Salam. Jadi keduanya bukanlah kedua kitab yang kita diperintahkan untuk mengimaninya secara rinci. Dan tidak benar mengimani sesuatu yang ada dalam keduanya sebagai kalam Allah, kecuali yang ada dalam Al-Qur’an lalu dinisbatkan kepada keduanya.

    Kedua kitab tersebut telah ‘di-nasakh’ (dicabut masa berlakunya) dan diganti oleh Al-Qur’an. Allah menyebutkan terjadinya pengubahan dan pemalsuan terhadap keduanya di lebih dari satu tempat dalam Al-Qur’an.

    Allah berfirman.

    “Artinya : Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, sedang mereka mengetahui” [Al-Baqarah : 75]

    “Artinya : (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka ma’afkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan di antara orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani’, ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi (mereka) sengaja melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya ; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari Kiamat. Dan kelak Allah akan memberikan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan. Hai ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya” [Al-Maidah : 13-15]

    Di antara bentuk pengubahan yang dilakukan ahli kitab adalah penisbatan anak kepada Allah. Mahasuci Allah dari yang demikian, mereka mengatakan :

    “Artinya : Orang-orang Yahudi berkata, Uzair itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allahlah mereka ; bagaimana mereka sampai berpaling?” [At-Taubah : 30]

    Begitu pula pemahaman orang-orang Nasrani terhadap Nabi Isa ‘Alaihis Salam serta perkataan mereka bahwa Allah adalah salah satu oknum dari tiga unsure (atau yang lebih dikenal dengan kepercayaan ‘trinitas’ ,-pent).

    Allah berfirman.

    “Artinya : Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam’, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, ‘Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu’, Sesunggunya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang zhalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada sesembahan selain dari Allah Yang Mahaesa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih” [Al-Maidah : 72-73]

    Allah menjelaskan bahwa mereka telah mengubah firman-Nya. Mereka melalaikan peringatan-peringatan Allah serta menisbatkan kepada-Nya apa yang Allah Mahasuci dan bersih daripadanya. Mereka menuhankan yang lain-Nya bersama-Nya, dan berbagai hal lain yang mereka susupkan ke dalam kitab-kitab mereka. Dengan demikian tidak sah dan tidak benar penisbatan kitab-kitab ini kepada Allah.

    Disamping itu ada beberapa hal yang lebih menguatkan ketidakbenaran penisbatan ini kepada Allah -di samping apa yang dinyatakan dalam Al-Qur’an-yaitu antara lain.

    [a]. Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka yakini sebagai kitab suci adalah bukan ‘nuskhah’ (naskah) yang asli, akan tetapi terjemahannya.

    [b]. Bahwa kitab-kitab itu telah dicampuri dengan perkataan para ‘mufassir’ dan para ‘muarrih’ (ahli sejarah), juga orang-orang yang mengambil kesimpulan hukum dan sejenisnya.

    [c]. Tidak benar penisbatannya kepada rasul, karena tidak mempunyai ‘sanad’ yang dapat dipercaya (dipertanggung jawabkan). Taurat ditulis sesudah Nabi Musa ‘Alaihis Salam berselang beberapa abad. Adapun Injil-injil yang ada, semuanya dinisbatkan kepada pengarang dan penulisnya, lagi pula telah dipilih dari Injil-injil yang bermacam-macam.

    [d]. Bermacam-macamnya naskah serta kontradiksi yang ada didalamnya menunjukkan secara yakin atas perubahan dan pemalsuannya.

    [e]. Injil-injil itu berisi aqidah-aqidah yang rusak dalam menggambarkan Sang Pencipta dan menyifatiNya dengan sifat-sifat kekurangan. Begitupula menyifati para nabi dengan sifat-sifat kotor. Karena itu orang Islam wajib meyakini bahwa kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru bukanlah kitab yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, bahkan kitab-kitab itu adalah karangan mereka sendiri. Maka kita tidak membenarkan sesuatu darinya kecuali yang dibenarkan oleh Al-Qur’an yang mulia dan As-Sunnah yang disucikan. Dan kita mendustakan apa yang didustakan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kita tidak berkomentar tentang sesuatu yang tidak dibenarkan atau didustakan oleh Al-Qur’an, karena ia mengandung kemungkinan benar atau dusta.

    Wallahu a’lam!

    [Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-‘Ali , Edisi Indonesia Kitab Tauhid-2, Penyusun Tim Ahli Tauhid, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]

    http://www.almanhaj.or.id/content/2154/slash/0

     
  • SERBUIFF 9:38 am on 31/12/2009 Permalink | Reply
    Tags: Ahli Kitab, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.(QS. 5:15), menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami   

    15 Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.(QS. 5:15) 

    Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa-idah 15
    يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ (15)
    Menurut riwayat Ibnu Jarir, Ikrimah dia memberitakan bahwa orang-orang Yahudi bertanya kepada Rasulullah tentang hukum rajam (dilempari dengan batu sampai mati), lalu Rasulullah bertanya pula siapa di antara mereka yang lebih banyak pengetahuannya (dalam agama mereka).
    Mereka menunjuk kepada Ibnu Sauriya. Lalu Rasulullah meminta kepadanya, “Demi yang menurunkan Taurat kepada Musa, demi yang mengangkat bukit Tursina dan ikatan-ikatan janji dari Bani Israel, supaya ia menerangkan hukum zina”. Mendengar itu timbul dalam hati Ibnu Sauriya semacam perasaan takut lalu menjawab, “Tatkala banyak kejadian pada kami, maka kami memukul seratus kali dan mencukur kepala mereka.” Mendengar itu maka Nabi menghukum dengan rajam (juga orang Yahudi yang berzina sama hukumannya dengan orang Islam yang berzina) kemudian turun ayat ini.
    Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw. telah datang menerangkan sebagian dari apa yang mereka sembunyikan tentang syariat Allah yang tersebut dalam Taurat. Di antaranya apa yang diterangkan oleh Nabi seperti perhitungan amal dan balasannya di hari akhirat dan hukum rajam tetapi banyak pula yang dibiarkannya karena dianggapnya tidak begitu perlu lagi, seperti yang berkenaan dengan datangnya Muhammad saw sebagai Nabi yang terakhir dan sifat-sifatnya.
    Yang mendorong mereka untuk menyembunyikan apa yang mereka ketahui dari Taurat ialah secara umum adalah disebabkan takut akan kehilangan kedudukan, pengaruh dan lain-lainnya yang berhubungan dengan keduniaan termasuk perasaan yang tidak lepas dari mereka, yaitu bahwa mereka adalah keturunan atau umat dari Nabi yang terbaik yakni keturunan dari Nabi Ishak, sedang Nabi Muhammad saw. adalah keturunan Nabi Ismail.
    Keadaan Nabi Muhammad yang ummi (tidak tahu menulis dan membaca) menambah keberanian mereka untuk menyembunyikan apa yang ingin mereka sembunyikan, karena mereka mengira Nabi Muhammad tidak akan mengetahuinya tetapi persangkaan mereka meleset dengan turunnya wahyu (Alquran), kepada Nabi yang mengungkapkan sebahagian dari yang mereka sembunyikan itu yang menyebabkan banyak pendeta Yahudi masuk Islam.
    Hukum rajam yang disembunyikan oleh Yahudi kepada Nabi Muhammad saw. masih terdapat sekarang dalam kitab Ulangan.
    Selanjutnya Allah menerangkan arti “telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menjelaskan”. Yang dimaksud dengan cahaya di sini ialah Nabi Muhammad saw. karena ia telah menerangi umat manusia dari alam kejahilan ke alam keimanan dan pengetahuan. Sedang yang dimaksud dengan “kitab yang menjelaskan” di sini ialah Alquran yang menjelaskan syariat Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan menjelaskan pula rahasia Ahli Kitab yang suka mengubah dan menyembunyikan sebahagian isi Taurat dan Injil.

    http://alquranonline.co.cc/

     
  • SERBUIFF 6:05 am on 12/12/2009 Permalink | Reply
    Tags: Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, gigi dengan gigi, hidung dengan hidung, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. 5:45), mata dengan mata, telinga dengan telinga   

    Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. 5:45) 

    45 Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS. 5:45)

    Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa-idah 45

    وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (45)
    Di dalam kitab Taurat, Allah swt. telah menetapkan juga bahwa jiwa harus dibayar dengan jiwa. Seorang yang membunuh tidak dengan alasan yang benar dia harus dibunuh pula dengan tidak memandang siapa yang membunuh dan siapa yang dibunuh.
    Sekalipun penetapan dan ketentuan tersebut, diketahui jelas oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi, namun mereka tetap tidak mau menjalankan dan melaksanakannya. Mereka tetap memandang adanya kelas-kelas di dalam masyarakat. Mereka menganggap bahwa golongan Bani Nadir lebih tinggi derajat dan kedudukannya dari golongan Bani Quraizah dan golongan Bani Quraizah kedudukannya lebih rendah dibanding dengan kedudukan golongan Bani Nadir. Sehingga apabila seseorang dan golongan Bani Nadir membunuh seorang dari golongan Bani Quraizah, dia tidak dibunuh, karena dianggap tidak sederajat. Tetapi kalau terjadi sebaliknya yaitu seorang dari Bani Quraizah membunuh seorang Bani Nadir, maka dia hams dibunuh.
    Hal ini dan semacamnya yang merupakan pembangkangan dan penolakan terhadap bimbingan, petunjuk dan hukum-hukum Allah yang ada di dalam kitab Taurat berjalan terus sampai datangnya Agama Islam. Setelah itu Bani Quraizah mengadukan adanya perbedaan kelas-kelas di dalam masyarakat mereka, kepada Nabi Muhammad saw. yang oleh beliau diputuskan bahwa tidak ada perbedaan antara Si A dan Si B antara golongan Anu dan golongan Fulan, di dalam penerapan hukum. Hukum tidak memandang bulu, semua orang harus diperlakukan sama.
    Mendengar keputusan Rasulullah saw. ini, golongan Bani Nadir merasa diturunkan derajatnya karena telah dipersamakan dengan golongan Quraizah, orang yang mereka anggap rendah, maka turunlah ayat ini.
    Dalam ayat ini Allah menegaskan kembali bahwa di dalam kitab Taurat telah digariskan suatu ketetapan, bahwa jiwa harus dibayar dengan jiwa, sama dengan hukum kisas yang berlaku dalam masyarakat Islam.
    Pembunuh yang telah akil balig bila ia membunuh sesama Islam dan sama sama merdeka, maka pembunuh tersebut, baik seorang maupun beberapa orang. harus dikenakan hukuman bunuh.
    Pembunuh yang mempunyai sifat kelebihan dari yang terbunuh dari sudut keislaman, kemerdekaan dan keturunan, misalnya seorang Islam membunuh seorang kafir (bukan Islam) 213) seorang merdeka membunuh hamba sahaya seorang ayah membunuh anaknya, maka ketiga pelaku tersebut tidak dikenakan hukum kisas. Begitu pula anak di bawah umur dan orang gila, mereka tidak pula dikenakan hukuman kisas sesuai dengan sabda Nabi saw.

    رفع القلم عن ثلاث: عن المجنون المقلوب على عقله حتى يبرأ وعن النار حتى يستيقظ وعن الصبي حتى يحتلم
    Artinya:
    Qalam telah diangkat dari tiga macam orang (artinya mereka tidak diperlakukan sebagai orang-orang mukallaf) yaitu orang-orang gila yang benar-benar telah rusak akalnya, sampai ia sembuh, orang yang tidur, sampai ia bangun dan anak-anak sampai ia balig.
    (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Al-Hakim dari Umar bin Khattab)
    Selanjutnya seorang yang mencukil mata atau memotong hidung atau telinga atau mencabut gigi orang lain, maka dia wajib dikenakan hukuman kisas, ditindak sesuai dengan perbuatannya, sesuai dengan firman Allah swt.

    فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
    Artinya:
    Barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia yang seimbang dengan serangannya terhadapmu
    (Q.S. Al-Baqarah: 194)
    Begitupun melukai orang ada kisasnya; seorang yang melukai orang lain, dia pun harus dilukai pula sama dengan luka yang diperbuatnya, baik mengenai lebar maupun dalamnya, sebagaimana firman Allah swt.

    وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ
    Artinya:
    Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu
    (Q.S. An Nahl: 126)
    Barangsiapa yang melepaskan hak kisasnya dengan penuh kerelaan dan memaafkan si pelaku sehingga tidak jadi dia disiksa, maka yang demikian itu adalah menjadi penebus dosa bagi yang memaafkan.
    Seorang yang dibebaskan dari hukum kisas karena dimaafkan oleh pihak keluarga orang yang terbunuh, tidaklah berarti dia telah bebas dari hukuman seluruhnya tetapi dia masih dikenakan hukuman diat (ganti rugi), sebagaimana sabda Nabi saw.:

    من قتل متعمدا رفع إلى إولياء المقتول فإن شاءوا قتلوا وإن شاءوا أخذوا الدية
    Artinya:
    Barangsiapa membunuh dengan sengaja, maka putusannya diserahkan kepada ahli waris yang dibunuh. Kalau mereka mau (mengkisas) mereka dapat membunuhnya dan apabila mereka mau (membebaskannya dari kisas) maka mereka berhak menerima diat (ganti rugi).
    (H.R. Tirmizi)
    Barangsiapa tidak menjalankan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, yaitu kisas yang didasarkan atas keadilan melainkan mempergunakan hukum sekehendak hatinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang lalim, karena melanggar hukum Allah dan menganggap pihak yang dibunuh atau dianiaya itu adalah golongan rendah, tidak sederajat dengan pihak yang membunuh atau yang menganiaya

    Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Maa-idah 45
    وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (45)
    (Dan telah Kami tetapkan terhadap mereka d dalamnya) maksudnya di dalam Taurat (bahwa jiwa) dibunuh (karena jiwa) yang dibunuhnya (mata) dicongkel (karena mata, hidung) dipancung (karena hidung, telinga) dipotong (karena telinga, gigi) dicabut (karena gigi) menurut satu qiraat dengan marfu’nya keempat anggota tubuh tersebut (dan luka-luka pun) manshub atau marfu’ (berlaku kisas) artinya dilaksanakan padanya hukum balas jika mungkin; seperti tangan, kaki, kemaluan dan sebagainya. Hukuman ini walaupun diwajibkan atas mereka tetapi ditaqrirkan atau diakui tetap berlaku dalam syariat kita. (Siapa menyedekahkannya) maksudnya menguasai dirinya dengan melepas hak kisas itu (maka itu menjadi penebus dosanya) atas kesalahannya (dan siapa yang tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah) seperti kisas dan lain-lain (merekalah orang-orang yang aniaya).
    http://alquranonline.co.cc/

     
  • SERBUIFF 7:10 am on 12/09/2009 Permalink | Reply
    Tags: , Kebiasaan merubah kitab suci,   

    Kebiasaan merubah kitab suci 

    V. KITAB SUCI
    Kenapa kalian mengingkari

    ayat-ayat Allah…?

    KEBIASAAN MERUBAH

    Dalam pembahasan agama-agama samawi maka keberadaan wahyu adalah mutlak. Nabi Musa yang ajarannya kemudian menjadi agama Yahudi juga mendapatkan wahyu dari Allah. Hanya saja umat Yahudi lebih mengunggulkan komentar atas wahyu-wahyu tersebut ketimbang wahyu itu sendiri. Maka tidak heran jika umat Yahudi sekarang lebih menyukai Talmud dengan meninggalkan Taurat. Sedangkan Talmud tersusun berdasarkan dua komentar atas Taurat yang terkenal yaitu Mishnah dan Gemara.1 Taurat sendiri yang kini dipegang umat Kristen banyak berisikan hal-hal yang sangat mustahil jika dikatakan sebagai ayat-ayat Allah. Sebagai contoh dalam Yehezkie123 :1-21, berisi ayat-ayat jorok tentang seksual. Diceritakan di dalamnya penyimpangan seksual yang sangat berbahaya bagi perkembangan psikologis bila dibaca oleh anak-anak di bawah umur. Ada kalimat-kalimat yang sangat cabul dengan menyebut (maaf) buah dada, buah zakar, menjamah-jamah, birahi, dan lain-lain, contohnya :

    (ayat.3) “Mereka bersundal pada masa mudanya; di sana susunya dijamah jamah dan dada keperawanannya dipegang -pegang”.

    Ayat yang selanjutnya 5, 8, 11, 18, 20, 21 dalam kitab yang sama lebih jorok lagi yang tidak sepantasnya ditulis bahkan di dalam buku ini. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan adanya perubahan atas ayat-ayat yang diturunkan pertama kali. Kembali pada Taurat, setelah kepunahannya, kitab ini pertama kali ditulis antara tahun 536-456 SM. oleh pendeta Ezra yang masuk dalam Perjanjian Lama sebagai “The book of Ezra”.2 Kitab Perjanjian Lama tertulis dalam bahasa Ibrani, walaupun ada beberapa yang tertulis dalam bahasa Aramaik seperti pada Jeremiah 10:2, Daniel 2:4-7:28, Ezra 4:8-6:16 dan 7:12-26. Penyalinan ke dalam bahasa Yunani (Aleksandria) dilakukan sejak abad III SM. namun pengerjaannya secara lengkap baru selesai sekitar abad I M. inilah yang dikenal sebagai “Septuagint” yaitu kitab Perjanjian Lama tertua dan paling umum. Selain ini ada penyalinan lain seperti versi Siriak yang dikerjakan dari abad II SM hingga abad II M. juga versi Coptik dan Ghotik yang bersumber dari Septuagint. Baru pada tahun 382-405 M, St. Jerome menyalin ke dalam bahasa Latin yang bersumber dari versi Ibrani dan Yunani yang kemudian dikenal sebagai “Vulgate”.3 Kini naskah tertua kitab Taurat (Perjanjian lama) yang dimiliki oleh Gereja adalah yang tertulis sekitar tahun 1005. maka Kitab Perjanjian Lama yang paling modern berdasarkan salinan yang dikeijakan oleh para Masoret (yaitu kelompok penulis kitab suci Yahudi) ini.4 Penyalinan dari satu bahasa Re bahasa lain tidak menutup kemungkinan adanya perubahan. Hal ini semakin jelas dengan ditemukannya gulungan naskah kitab suci di Gua Qumran del:at.laut mati (The Dead Sea Scrolls). Jeffery L. Sheller & Joannie M. Schorf dalam komentarnya tentang The Dead Sea Scrolls menyatakan:

    “Satu gulungan secara dramatis menunjukkan minimal satu kitab Perjanjian Lama telah berrrbah melalui abad-abad penyalinan Naskah gulungan kitab Yesaya pasal 66 – diantaranya tersimpan lerrgkap di perpustakaart Qumran-ditemukan 13 perbedaan minor dari teks modern”. 5

    Injil yang masuk dalam kitab Perjanjian Baru, tidaklah mengalami nasib yang lebih baik. Akibat pemaksaan doktrin trinitas pemakaian kosa kata dalam injil berubah, berikut ayat-ayat sisipan yang dapat merancukan paham monoteisme sebagai ajaran asli Yesus. Menurut Theodore Zahn, sebagaimana dikutip oleh E.J. Goodspeed di dalam The Apostolic Fathers, menjelaskan bahwa sampai sekitar tahun 250 M Kalimat keimanan itu masih berbunyi: “Saya percaya kepada Allah yang Maha Kuasa”. Antara tahun tahun 180 M sampai dengan tahun 210 M ada yang menambah kata “Bapa” di depan kata “Yang Maha Kuasa”: Tindakan ini dikecam keras oleh beberapa tokoh-tokoh gereja. Uskup Victor dan Zephysius mengutuk penambahan yang mencemari kemurnian kitab suci dan menentang pendapat yang mengatakan bahwa Yesus itu adalah oknum Tuhan.6 Penambahan tersebut adalah konsekwensi dari penerapan pendapat bahwa Yesus adalah ‘anak tuhan’.

    Seperti pendahulunya, kitab Perjanjian Lama yang diguncang badai penemuan arkeologi berupa gulungan kitab ­kitab suci di Gua Qumran (1947), akhir-akhir ini kitab Perjanjian Baru juga mengalami nasib yang sama, para sarjana Bibel yang terdidik di universitas terbaik di Amerika dan Eropa berkumpul bersama dalam sebuah kajian panjang selama 6 tahun untuk menjawab pertanyaan bersama ‘Apa sebenarnya yang dikatakan oleh Yesus?”.7 Pertanyaan ini akhirnya terjawab dengan suatu hasil penelitian yang menggemparkan dunia Kristen bahwa perkataan yang diperkirakan asli dari Yesus hanya 18 %, dan sisanya?.8 Suatu hasil kajian panjang dari para sarjana Bible terkemuka yang tidak bisa begitu saja terabaikan. Namun demikian apa tanggapan mereka-mereka yang sudah mengeras hatinya? Beberapa tokoh Kristen Indonesia menyatakan bahwa kajian tersebut tidak valid karena menggunakan metodologi skeptisme?.

    Pada awal buku ini kami pernah menyinggung tentang janji Allah dalam al-Qur’an:

    “…Perhatikan bagaimana Kami Menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu) (Al-Maidah 75).

    Tanda-tanda kebesaran Allah telah dipertontonkan dengan penemuan arkeologi di Qumran dan seminar 6 tahun para pakar Alkitab. Satu bukti yang tidak bisa begitu saja dianggap remeh. Dan seperti yang diperingatkan Allah kita dapat menyaksikan bagaiamana mereka berpaling. Maha benar Allah dengan segala firmannya.

    Kebiasaan yang mendarah daging

    Penetapan pendapat bahwa seorang manusia menjadi ‘anak tuhan’  yang kemudian mewujudkan doktrin Trinitas mengharuskan adanya sekian banyak kebohongan yang terus­menerus berjalan berabad-abad. Hal ini telah menjadikan hat para pelakunya semakin mengeras. Peringatan Allah melalui para Nazaren (bahasa al-Qur’an Nashoro) mereka tanggapi dengan amat kejam, banyak dari mereka yang terbunuh.

    Kekerasan hati itu menyebabkan mereka berbuat apa saja termasuk mengganti ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi Musa As. kemudian nabi Isa As. Tidak puas dengan merubah ayat-ayat yang diturunkan kepada kedua nabi tersebut mereka berusaha merubah ayat-ayat yang diturunkan kepada nabi terakhir Muhammad Saw. Upaya pengaburan Al-Qur’an mereka lakukan sejak dulu dengan mengeluarkan hadits-hadits Israiliyat, juga upaya merubah ayat-ayat Al-Qur’an. Di Indonesia sendiri umat Kristen baru-baru ini dengan sangat berani memunculkan sebuah buku dengan judul Al-Haqiqah al-Makhfiah daakhil al-Quran al-Karim” yang mereka samarkan sebagai hasil terbitan pemerintah Saudi Arabia dan diterjemahkan menjadi “Kebenaran tersembunyi dalam al-Qur’an”. Di dalamnya termuat ayat-ayat yang dipotong-potong serta penerjemahan yang dimanipulasl dengan mencatut nama para penerjemah yang dikenal di Barat yaitu Yusuf Ali dan Pickthal untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh, mereka memotong-motong satu ayat dalam surat Yunus: 94, sebagai berikut :

    Diartikan :

    Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang mernbaca kitab sebelum kamu, Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadarrtu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

    Padahal ayat yang sebenarnya adalah :

    Maka jika kamu (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang yang membaca kitab sebelum karnu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS.Yunus: 94).

    Ayat di atas dipakai alasan Dr. Robert Morey untuk menyatakan bahwa ajaran al-Qur’an berasal dari injil apokrit (terlarang/bid’ah). Menurut Ibnu Katsir ayat tersebut adalah merupakan sugesti bagi umat, bahwa sifat nabi mereka tercantum dalam kitab-kitab terdahulu. Seperti yang diriwayatkan oleh Qotadah, Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Jubair, serta Hasan al-Bashri bahwa Rasulullah mengomentari perihal ayat tersebut dengan mengatakan: “Aku tidak ragu dan tidak bertanya”.9

    Upaya-upaya lain amatlah banyak termasuk apa yang ditulis oleh Dr. Robert Morey yang sedang kita bahas dalam buku ini.

    Poin hujatan atas Al-Qur’an

    Poin-poin hujatan Dr. Robert Morey terhadap al-Qur’an meliputi masalah:

    1. Masalah proses pewahyuan dan mujizat

    2. Sejarah penulisan al-Qur’an

    3. Redaksi dan bahasa al-Qur’an

    4. Beberapa kandungan al-Qur’an.

    Hanya saja cara menghujatnya sangat tidak menunjukkan citra seorang akademis. Secara umum cara yang dilakukan sangat memalukan diantaranya:

    1. Memanipulasi riwayat hadits tentang sejarah penulisan al-Qur’an.

    2. Memanipulasi penerjemahan ayat-ayat Qur’an.

    3. Menggunakan logika “Yang lama mencocokkan yang baru” sebagai dasar untuk menilai keabsahan kandungan al-Qur’an (sudah kita bahas pada awal buku ini).

    4. Serta ungkapan-ungkapan kebencian yang tidak berdasar sama sekali.

    Oleh sebab itu dalam menjawabnya kami tidak mengikuti alur penulisan Dr. Robert Morey yang acak-acakan. Kaml membuat alur penulisan sendiri sedang pokok-pokok hujatan kami masukkan dalam alur bahasan yang sesuai.

    NOTES

    1. Dr. Fuad Muhammad Shibel, Masalah Jahudi Internasional (terjemah dari judul asli `Al-Musykilah al Yahudiyah Al-Alamiyah”, oleh Prof. H. Bustami A. Gani dan Drs. Chatibul Umam), Bulan Bintang, Jakarta, Cetakan pertama 1970, Hal. 16.

    2. The World University Encyclopedia, Publishers Company Ync., Washington D.C., Th. 1963, Vol. 4, hal. 1824.

    3. Ibid, Vol. 2, hal. 663-665.

    4. Jeffery L. Sheller&Joannie M. Schorf, Rahasia Bibel yang terakhir, dalam “Misteri Yesus dalam sejarah” (Dr. Muhammad Ataur Rahim), Pustaka Dai, 1994, hal XIII.

    5. Ibid, hal XII.

    6. Ibid, ha136.

    7. THE FIVE GOSPELS The search for the Authentic Words of Jescrs, Harper San Francisco, hal. IX.

    8. THE FIVE GOSPELS The search for the Authentic Words of Jesus, Harper San Francisco, hal. 5.

    9. Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, Daar al-Kutub al-`Ilmiyah, Beirut, Cet. III, th. 2003, jilid II, hal. 445.

    sumber :

    Buku
    Islam Dihujat

    Menjawab buku The Islamic Invasion karya Robert Morey
    Oleh Hj Irena Handono, muallaf mantan biarawati.

     
  • SERBUIFF 1:48 pm on 07/05/2009 Permalink | Reply
    Tags: ,   

    taurat di al quran click : http://www.du… 

    taurat di al quran click : http://c.1asphost.com/sibin/Alquran_surah.asp?psearch=taurat#Top

     
  • SERBUIFF 1:43 pm on 07/05/2009 Permalink | Reply
    Tags:   

    Taurat 

    Taurat

    Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.

    Kitab Taurat (b. Arab: توراة, tawrāṯ) ialah salah satu daripada empat buah kitab Islam. Kitab ini mengandungi wahyu Allah Taala kepada Nabi Musa a.s. Ia diturunkan khusus untuk umat Nabi Musa a.s. Kitab Injil merupakan kesinambungan kitab Nabi Allah yang terdahulu iaitu Zabur. Kitab Taurat kemudian diikuti dengan penurunan kitab Injil dan kitab suci yang terakhir iaitu Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad s.a.w, sebagai pelengkap kepada semua kitab-kitab suci yang sebelumnya. Dengan turunnya Al-Quran, secara tidak langsung semua ajaran kitab-kitab yang terdahulu termansuh dengan sendirinya.

    Al-Quran menyatakan bahawa Injil dan Taurat telah ditahrif (diubahsuai iaitu ditokok tambah dan dikurangi) oleh penganut-penganutnya yang menyeleweng selepas Nabi Musa wafat dan Nabi Isa diangkat ke langit.

    Di dalam surah al-Maidah, ayat 13 – 14, Allah Taala berfirman yang bermaksud : (dipetik dari Tafsir Pimpinan Ar-Rahman Kepada Pengertian Al-Qur’an terbitan Bahagian Hal Ehwal; Islam, Jabatan Perdana Menteri, Malaysia)

    13. “Maka dengan sebab mereka mencabuli perjanjian setia mereka, Kami laknatkan mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membantu (tidak mahu menerima kebenaran). Mereka sentiasa mengubah Kalimah-kalimah (yang ada di dalam kitab Taurat dengan memutarnya) dari tempat-tempatnya (dan maksudnya) yang sebenar, dan mereka melupakan (meninggalkan) sebahagian dari apa yang diperingatkan mereka dengannya. Dan engkau (wahai Muhammad) sentiasa dapat melihat perbuatan kianat yang mereka lakukan, kecuali sedikit dari mereka (yang tidak berlaku kianat). Oleh itu, maaflah mereka (jika mereka sedia bertaubat) dan janganlah dihiraukan, kerana sesungguhnya Allah suka kepada orang-orang yang berusaha supaya baik amalannya.”

    14.”Dan di antara orang-orang yang berkata : Bahawa kami ini orang-orang Nasrani, Kami (tuhan) juga telah mengambil perjanjian setia mereka, maka mereka juga melupakan (meninggalkan) sebahagian dari apa yang diperingatkan mereka dengannya, lalu Kami tanamkan perasaan permusuhan dan kebencian di antara mereka, sampai ke hari Kiamat; dan Allah akan memberitahu mereka dengan apa yang telah mereka kerjakan.”

    [sunting] Taurat dalam Al-Qur’an

    • Di dalam Surah Ali ‘Imran ayat ke 3 dan ke 4 (dipetik dari Tafsir Pimpinan Ar-Rahman Kepada Pengertian Al-Qur’an terbitan Bahagian Hal Ehwal; Islam, Jabatan Perdana Menteri, Malaysia)

    3. “Dia menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab suci (Al-Qur’an) dengan mengandungi kebenaran, yang mengesahkan isi Kitab-kitab suci yang telah diturunkan dahulu daripadanya, dan Dia juga yang menurunkan Kitab-kitab Taurat dan Injil”.
    4. Sebelum (Al-Qur’an diturunkan), menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan Dia juga yang menurunkan Al-Furqaan (yang membezakan antara yang benar dengan yang salah). Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah itu, bagi mereka azab seksa yang amat berat. Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi berhak membalas dengan azab seksa (kepada golongan yang bersalah).

    • Surah Al-Maa’idah 5:46 “…Dan Kami utuskan Nabi Isa Ibni Mariam mengikuti jejak langkah mereka (Nabi-nabi Bani Israil), untuk membenarkan Kitab Taurat yang diturunkan sebelumnya dan Kami telah berikan kepadanya Kitab Injil, yang mengandungi petunjuk hidayat dan cahaya yang menerangi, sambil mengesahkan benarnya apa yang telah ada di hadapannya dari Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk dan nasihat pengajaran bagi orang-orang yang (hendak) bertakwa”.
    • Surah Al-Hadid 57:27 “…Kemudian Kami iringi sesudah mereka: Rasul-rasul Kami silih berganti dan Kami iringi lagi dengan Nabi Isa Ibni Mariam, serta Kami berikan kepadanya: Kitab Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutnya perasaan belas kasihan (sesama sendiri). Dan (perbuatan mereka beribadat secara)”Rahbaniyah” (iaitu seperti bertapa di tempat-tempat yang terpencil, mengharamkan dirinya daripada berkahwin dan menjauhi kemewahan hidup)- merekalah sahaja yang mengadakan dan mereka(mencipta)nya; Kami tidak mewajibkannya atas mereka; (mereka berbuat demikian) kerana mencari keredhaan Allah; dalam pada itu mereka tidak menjaga dan memeliharanya menurut yang sewajibnya …”

    Namun begitu, Al-Qur’an menyebut nama-nama kitab yang terdahulu dan kandungannya yang berupa ajaran kepada umat pada waktu tersebut, sebagai tanda kewajiban umat Islam mempercayai “kewujudannya” dan bukan sebagai ikutan , iaitu selepas turunnya Al-Qur’an. Sebagaimana ayat 3 dan 4 dalam Surah Ali ‘Imran seperti yang tertulis di atas..

    [sunting] Lihat juga

     
c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Reply
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Go to top
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Cancel