Prof James Frankel: Aku Menemukan Tuhan dalam Alquran
Prof James Frankel: Aku Menemukan Tuhan dalam Alquran
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Friska Yolandha
Pada suatu hari, ketika tinggal di Washington DC, James Frankel mendapat undangan makan malam dari sepupunya. James sedikit terkejut, karena neneknya turut hadir pada jamuan makan malam itu. Ia dan sepupunya asyik membicarakan masalah kuliah.
Setelah makan malam berakhir, James mengantar neneknya ke mobil. Ketika berjalan, neneknya tersandung.
‘’Nenek baik-baik saja kan?” Tanya James.
“Jangan khawatirkan aku, khawatirkan saja dirimu sendiri.”
“Kurasa kita akan bertemu lagi ketika thanksgiving, kalau aku ke New York,” kata James.
“Kalau Tuhan mengizinkan,” jawab neneknya.
James tidak mengambil pusing dengan kejadian itu, sampai ia menerima telepon keesokan harinya. Pagi buta, telepon di kamarnya bordering. Ternyata yang menelpon adalah sepupunya.
‘’Ada apa menelpon sepagi ini?’’ Tanya James.
“Nenek meninggal.”
James amat terkejut. Rasa percaya dan tak percaya berkecamuk di dalam pikirannya. Ia sempat berpikir sepupunya sedang bercanda, karena baru kemarin ia melihat neneknya baik-baik saja.
‘’Nenek terkena serangan jantung saat tidur,’’ ucap sepupunya meyakinkan. James benar-benar lemas. Ia masih teringat pembicaraannya dengan sang nenek.
***
James kembali ke New York untuk menghadiri pemakaman tradisional Yahudi. Rabbi Yahudi yang berpidato di pemakaman neneknya berkata, “Sarah adalah harta yang langka dan Tuhan telah mengambilnya kembali.”
Ketika Rabbi itu datang ke rumah untuk mengucapkan bela sungkawa, James kemudian menemui dan menanyainya beberapa pertanyaan tentang ritual-ritual yang dilakukan orang-orang Yahudi di rumah seseorang yang meninggal. Ia berkata pada James untuk tidak menghkawatirkan hal tersebut.
‘’Itu hanya tradisi,’’ kata Rabbi itu.
Kini, James diliputi rasa penasaran dengan isi khutban sang Rabbi. ‘’Apa maksudnya Tuhan telah mengambilnya kembali? Ke mana manusia akan pergi setelah mati? Dan mengapa manusia ada di bumi ini?’’ Tanya James pada sang Rabbi.
Alih-alih menjawab, Rabbi itu malah berkata,’’Maaf saya harus segera pergi.’’ James sangat marah dan Rabbi itu tidak menyadarinya.
***
Sejak kematian neneknya itulah James mulai mencari Tuhan. Sejatinya, James dilahirkan di New York pada 1969. Ia dibesarkan di Manhattan tanpa agama oleh kedua orangtuanya, meskipun terlahir dari keluarga yang memiliki latar belakang Yahudi. Keluarganya sangat sekuler.
Satu-satunya koneksinya dengan agama berasal dari keluarga ayahnya. Dari sang nenek, ia belajar tentang sejarah Yahudi, cerita Alkitab, dan kisah tentang para nabi. Ayahnya bahkan pernah memasukkannya ke sekolah Yahudi, namun James merasa tidak terlalu nyaman di sana.
“Saya bahkan di keluarkan karena terlalu banyak bertanya,” ungkap James seperti dikutip onislam.net.
***
James memiliki sebuah pengalaman yang cukup mengesankan. Menginjak usia 13 tahun, ia membaca sebuah buku Karl Marx dan memutuskan untuk menjadi seorang komunis. Ia berpikir pemikiran-pemikiran dan filosofi komunis yang dituliskan Karl Marx sangat bermanfaat bagi orang-orang.
Pada saat yang sama, James juga memiliki pengalaman dengan seorang temannya yang berasal dari Pakistan. Sahabatnya itu memberinya sebuah Alquran dan menyuruhnya membaca.
“Aku tidak ingin kau masuk neraka,” kata temannya itu.
Tentu saja, saat itu dalam hidupnya James tidak benar-benar mempercayai adanya neraka. Namun ia menghormati temannya dengan mengambil Alquran yang diberikan dan meletakkannya di rak buku di rumahnya. Alquran itu diam di rak selama bertahun-tahun.
***
Beberapa tahun kemudian James mulai meninggalkan pikiran komunisnya, setelah mempelajari lebih lanjut tentang paham itu. Ketika menimba ilmu di universitas, ia mulai mempertanyakan tentang makna kehidupan. Ia sering sekali bertanya-tanya, ‘’Untuk apa manusia dilahirkan, ke mana manusia akan pergi dan mengapa manusia menderita?’’
James pun berpikir untuk mencari jawabannya sendiri. Ia mencoba mencarinya di komunitas Yahudi. Saat itu usianya telah menginjak 19 tahun. Sayangnya, komunitas tersebut tidak mampu membuatnya puas. Sejak kecil, ia selalu diberitahu Tuhan hanyalah bagi orang-orang Yahudi.
“Lalu bagaimana dengan orang lain?” Tanya James dalam hati.
Ia mulai mencari Tuhan. James membaca Alkitab dan pada musim panas, saat berada di Inggris. Di sana beberapa orang Kristen Protestan mengajaknya untuk menganut keyakinan mereka.
‘’Mengapa tidak?’’ pikir James. Sebenarnya, ia tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.
Setelah membaca Alkitab muncullah rasa cinta dan hormat terhadap Yesus dalam diri James. Namun orang-orang Kristen itu ingin James menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya.
Hal itu tidak dapat diterima James. Bagi dia, Yesus seperti kakak kandung atau seorang guru. “Yesus adalah seorang Yahudi dan saya tidak bisa menerima klaim yang mereka buat atas Yesus,” tegasnya.
Lalu James mempelajari hal lainnya. Ia sempat mempelajari filsafat ketimuran, seperti Buddha. Ia juga mempelajari filsafat Barat, seperti Yunani dan Romawi. Namun semuanya tidak memberikan jawaban yang tepat bagi pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di pikirannya.
***
James kembali ke New York sebelum semester baru dimulai. Suatu hari, ia jalan-jalan ke Times Square tempat banyak pengkhotbah berkeliaran. James sering sekali mengobrol dengan mereka tentang agama, tentunya dengan sikap skeptis. Ia pernah berbicara dengan seorang Yahudi.
“Maaf saya tidak mempercayai apa yang kau percayai,” kata James.
“Kau percaya Tuhan, kan?” pria itu kembali bertanya.
“Aku rasa, ya,” jawab James.
“Kalau begitu mari kita berdoa kepada Tuhan,” ajaknya. Pria Yahudi itu meletakkan tangannya ke bahu James, menutup matanya, lalu mulai berdoa kepada bapa. Ketika si Yahudi berdoa, James melhat ke sekeliling.
Ia melihat orang Afro-Amerika di sana dan mereka lebih menarik perhatian James. ‘’Bolehkah saya bergabung?’’ Tanya James bertanya kepada salah satu dari mereka.
‘’Maaf tak bisa,’’ cetus pria Afro-Amerika itu melarang.
“Mengapa tidak?” Tanya James.
“Karena kau adalah setan,” jawab orang itu.
“Benarkah? Aku setan?”
“Semua orang kulit putih adalah setan,”
“Oke, kalau aku adalah seorang setan, bagaimana mungkin aku sangat ingin tahu tentang Tuhan?” cetus James.
Mereka menjelaskan kepada James , bahkan setan pun mempercayai Tuhan. Lalu James bertanya dari mana mereka mengetahui semua ini. James telah membaca banyak hal tentang
Malcolm X dan Nation of Islam. James pun telah mengetahui keberadaan kelompok ini sebagai kedok pergerakan orang kulit hitam.
James bertanya dari mana mereka mengklaim bahwa dirinya adalah setan. Orang Negro itu memberi James Alkitab. Namun bukan itu yang ia maksud. Akhirnya mereka memberi
James beberapa ayat dari surat Al Kahfi. James membawanya pulang.
***
Di rumah, James membongkar raknya dan mengambil Alquran yang diberikan teman Pakistannya, Mansour. Ia mulai membacanya dan terus membaca. Namun tidak ada indikasi ayat yang menyatakan ia adalah setan atau orang kulit putih lain adalah setan. Ia pun terus membaca hingga terlelap. Bahkan ketika bangun tidur, ia segera membaca lagi.
Alquran memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan James. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas mengenai fakta tentang penguasa bumi. Penulis buku tersebut seolah-olah berbicara langsung padanya. James merasakan sesuatu yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
“Terkadang saya menangis membacanya, kadang bulu kuduk saya pun merinding karenanya. Pada satu sisi saya menyadari apa yang saya baca adalah tulisan Tuhan,” kata James.
***
Pada Januari 1990, ia bersama beberapa teman di SMA menggelar reuni. Mereka bernostalgia sambil membicarakan kegiatan masing-masing. Seorang teman bertanya pada James.
‘’James, apa yang kau percayai saat ini?’’ Tanya seorang teman. Mereka sangat mengenal James yang dulu adalah seorang komunis.
“Aku mempercayai Tuhan,” jawab James.
Teman-temannya terkejut. “Benarkah? Tuhan yang mana?”
“Hanya ada satu Tuhan di dunia ini.’’
“Dari mana kaupelajari itu?”
“Aku mempelajarinya dari Alquran,”
Mansour, temannya yang beragama Islam, kaget mendengar jawaban yang dilontarkan James.
camar 7:06 am on 08/08/2012 Permalink |
TAHUKAH ANDA :
· Seorang pria Muslim di Iran memenggal kepala putrinya yang berusia 7 tahun karena ia
mencurigai putrinya telah diperkosa oleh pamannya sendiri?1
· Banyak anak perempuan Muslim yang disunat – dengan atau tanpa pembiusan – untuk
menghancurkan seksualitas mereka dan menjadikan mereka “murni”?2
· Pemukulan terhadap istri dan anak perempuan adalah sesuatu yang rutin dilakukan dalam
dunia Muslim. Sebagai contoh, lebih dari 90% istri orang Pakistan telah dihajar, dipukuli,
atau mengalami pelecehan seksual – hanya karena kesalahan-kesalahan seperti memasak
makanan yang kurang dapat memuaskan, atau karena tidak dapat melahirkan anak lakilaki?
3
· Di Iran, umur yang sah untuk menikah adalah 9 tahun, dan di kamp pengungsi di
Afghanistan sebenarnya semua anak perempuan yang duduk di kelas dua SD sudah
menikah?4
· Para wanita yang diperkosa di negara-negara Muslim seringkali akhirnya mengalami
penghukuman sedangkan si pemerkosa melenggang bebas?5
· Yang harus dilakukan seorang pria untuk menceraikan istrinya hanyalah berkata,”saya
menceraikanmu” sebanyak tiga kali – lalu saat itu juga wanita itu menjadi janda tanpa ada
yang mendukung dan juga harus kehilangan anak-anaknya, karena biasanya anak-anaknya
diambil oleh suaminya?6
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa peperangan kita bukanlah hanya soal bom dan pembajakan
pesawat terbang. Namun peperangan kita juga menyangkut soal penindasan terhadap kaum
wanita — dan seringkali dengan menggunakan cara-cara yang mengerikan. Penindasan ini juga
bukanlah merupakan insiden yang merupakan produk sampingan dari terorisme. Hukum Islam –
syariah – yang diperjuangkan oleh para teroris agar diberlakukan di atas muka bumi
memandatkan ditetapkannya diskriminasi terhadap kaum wanita. Pembedaan perlakuan terhadap
jender dalam Islam jauh melampaui warga negara kelas dua. Pembedaan perlakuan jender
dimaksudkan untuk menghancurkan dan menundukkan wanita.
Di Afghanistan, gambaran kaum wanita yang mengenakan burqa, gaun panjang yang menutupi
kepala, wajah dan tubuh mereka, yang sangat membatasi dan mengaburkan pandangan mereka;
menjadi simbol kehidupan di bawah pemerintahan Taliban. Rejim Muslim radikal tersebut
5
melarang kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan, bahkan keluar rumah sendirian. Polisi
“moral” atau polisi “susila” memukuli mereka dengan tongkat di jalanan oleh karena pelanggaranpelanggaran
yang sepele. Penindasan terhadap kaum wanita ada dalam jantung hati pemerintah
dimana mereka tinggal, dan merupakan cara pandang mereka. Para teroris jihad lainnya akan
memaksakan diberlakukannya gaya rejim Taliban bilamana mereka mendapatkan kekuasaan.
camar 7:21 am on 08/08/2012 Permalink |
Pada Maret 2007, seorang wanita Saudi berusia 19 tahun dihukum 90 kali cambukan. Apakah
kejahatannya? Seorang pria mengancam akan memberitahu ayahnya kalau mereka mempunyai
hubungan, kecuali ia bersedia untuk menemui pria itu sendirian. Ketika ia menurutinya, gadis itu
diculik dan diperkosa berulangkali, dan kemudian saudaranya memukulinya karena perkosaan itu
mempermalukan keluarga. Alih-alih memberikan keadilan padanya, pengadilan Saudi memberinya
hukuman cambuk sebanyak 90 kali karena ia telah menemui seorang pria yang bukan kerabatnya
seorang diri.58
Ini bukanlah kasus yang tersembunyi. “Pada 2004, seorang gadis berusia 16 tahun, Atefeh Rajabi,
digantung di alun-alun Iran. Apakah kejahatannya? Rajabi dituduh melakukan perzinahan – yang
kemungkinan besar, ia sebenarnya diperkosa. Pemerkosanya tidak dihukum. Rajabi mengatakan
pada mullah/hakim, Haji Rezaii, bahwa ia harus menghukum para pria yang menjadi pelaku
16
perkosaan dan bukannya menghukum si korban”. Hakim itu kemudian menghukum dan secara
pribadi menggantung Rajabi, sebagai tambahan atas kejahatannya, hakim mengatakan bahwa ia
mempunyai ‘lidah yang tajam’”.59
Pada 2004 majalah Time melaporkan bahwa di Irak, “seorang gadis berusia 16 tahun bernama
Rana diperkosa oleh tetangganya pada akhir April di kota Nasiriyah. Ketika keluarganya
mendapati bahwa ia tidak perawan lagi, saudaranya memutuskan untuk membunuhnya. Seorang
sepupu yang mengetahui rencana itu membawa Rana ke sebuah markas militer Italia yang tidak
jauh dari kota; kemudian ia dipindahkan ke Baghdad dan akhirnya ke sebuah lokasi rahasia lebih
jauh lagi ke utara. Setelah melarikan diri dari keluarganya, ia tidak pernah lagi pulang ke rumah”.
Baru-baru ini beberapa kasus penting di Nigeria juga berkisar di seputar tuduhan perkosaan yang
diubah oleh pihak otoritas Islam menjadi dakwaan perzinahan.60 Sebagai contoh, seorang gadis
Nigeria berusia 17 tahun bernama Bariya Ibrahim Magazu, dihukum 100 kali cambukan dengan
tuduhan perzinahan setelah kehamilannya diketahui. Ia menuduh beberapa pria yang
kemungkinan adalah ayah dari bayi yang dikandungnya itu; ketika mereka semua menyangkali
bahwa mereka mempunyai hubungan dengannya, ia menerima tambahan 18 kali cambukan
karena telah mengucapkan kesaksian palsu.61 Hukum Islam meremehkan keabsahan kesaksian
seorang wanita, terutama berkenaan dengan kasus imoralitas seksual. Dan para pemikir sah teori
Islam bahkan telah membatasinya lebih jauh lagi, dalam panduan legal Muslim dikatakan, untuk
“kasus-kasus yang melibatkan properti, atau transaksi properti, seperti penjualan”.62 Dalam
wilayah yudisial lainnya hanya pria yang boleh bersaksi. Oleh karena itu sangatlah mustahil untuk
membuktikan adanya perkosaan di negara-negara yang menjalankan ketentuan syariah ini. Jika
tidak ditemukan saksi-saksi pria yang dibutuhkan untuk menyatakannya tidak bersalah (4 pria
yang bersaksi bahwa mereka melihat kejadian perkara itu, berdasarkan Qur’an), tuntutan
perkosaan atas si korban akan menjadi dakwaan perzinahan. Itu menegaskan kenyataan pedih
bahwa sebanyak 75% wanita yang berada dalam penjara di Pakistan menjadi narapidana karena
telah diperkosa. Kejahatan mereka adalah karena mereka telah diperkosa.63
Stain Remover 3:24 pm on 08/08/2012 Permalink |
@camar
Adakah peraturan yang memerintahkan seorang pemerkosa menikahi wanita yang diperkosanya, ada yaitu ayat dibawah ini :
maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi. (Ulangan 22:29)
Rp. 1.014.600 (50 syikal) atau kalau menurut
1 Israeli New Shekel = 2,544.59 IDR
1 IDR = 0.0003930 Israeli New Shekel (ILS)
50 shekel = 50 x 2544,59 = Rp.127.229,50
murah banget ya…hehehe
Kalau wanita itu melakukan dengan sengaja maka dihukum mati :
Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati–sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. (Ulangan 22:20-21)
camar 2:13 pm on 12/08/2012 Permalink |
apapun alasan anda sdr stain tidak akan membenarkan kejadian kejadian yang berlaku pada saat ini.dan saya tahu anda sengaja membelokkan hal ini mengambil referensi dari kitab taurat. makanya sdr belum tahu itu taurat zabur dan injil
ybraja 1:28 pm on 11/08/2012 Permalink |
@ camar……. kalaupun benar cerita anda, orang-orang yang berbuat demikian semata mengikuti naluri dan hawa nafsunya apapun agama yang dianutnya bila menghadapi masalah yang sama akan berlaku demikian, jadi harus dibedakan antara ajaran agama dengan perbuatan pemeluknya