Simbol Bulan Bintang, Simbol Islam ?
Simbol Bulan Bintang, Simbol Islam???
Nah, ternyata dari baru kepikiran juga ada kagak ya nash tentang simbol bulan bintang atau minimal sejarahnya…
Setelah search ternyata ketemu deh artikel ini, Baca Bareng ya…
Penggunaan simbol bulan bintang terjadi setelah Sultan Mehmet (Muhammad) II menaklukan konstatinopel pada 1453.
Kristen memiliki simbol salib, Yahudi mempunyai bintang Daud, dan Islam identik dengan bulan sabit dan bintang berdimensi lima. Rasanya tidak afdhol jika di puncak kubah atau menara masjid tidak ada bulan bintang. Tidak akan ada yang membantah bahwa keduanya diasosiasikan sebagai simbol Islam. Tapi, dari mana asalnya?
Penggunaan simbol bulan bintang berhubungan dengan kekaisaran Ottoman di Turki, atau lebih dikenal dengan Turki Usmani. Dinasti Usman menjadi penguasa Islam dalam 36 generasi, lebih dari enam abad (1299-1922). Usman atau dikenal sebagai Usman I tak ada hubungannya dengan Khalifah Usman bin Affan RA. Usman adalah pendiri kekaisaran ini. Ayahnya, Urtugul, seorang kepala suku dan penguasa lokal.
Sebagai suku yang berkelana dari Asia Tengah selama berabad-abad, oleh kesultanan Saljuk di Anatolia ia diberi wilayah di perbatasan dengan Byzantium. seiring melemahnya kesultanan Saljuk, Usman menyatakan kemerdekaan wilayahnya pada 1299.
Penggunanaan simbol bulan bintang terjadi setelah Sultan Mehmet (Muhammad, red) II, sultan ke-7, menaklukkan konstatinopel pada 1453, ibukota Romawi Timur atau lebih dikenal dengan kekaisaran Byzantium. Negara superpower saat itu yang menetapkan Kristen sebagai agama resmi Negara.
Lambang kota itu adalah bulan dan bintang. Mehmet II mengadopsi simbol Konstatinopel menjadi bendera Ottoman. Nama Konstatinopel pun diganti dengan Istanbul.
Sebelumnya bendera Ottoman hanya segitiga sama kaki yang rebah, yang garis sisi kedua kakinya melengkung. Benderanya berwarna merah. Setelah penaklukan konstatinopel, di tengah bendera itu ditambahi bulan dan bintang berwarna putih. Pada 1844. bentuk bendera Ottoman berubah segiempat.
Bendera ini mengalami modifikasi lagi pada 1922, yang kemudian ditetapkan dalam konstitusi pada 1936, setelah Ottoman jatuh, menjadi bendera seperti sekarang ini yang dipakai oleh turki modern. Bintang dan bulan sabitnya menjadi lebih langsing. Sebelumnya tampak lebih gemuk namun warna dasarnya tetap merah, serta gambar bulan bintangnya tetap putih.
Pagan dan Kristen?
Tak ada catatan yang menerangkan nama asli kota Istanbul hingga bangsa Yunani memberinya nama Byzantium 667 SM. Nama itu dirujuk dari nama satu tokoh dalam mitologi Yunani, yaitu Byaz. Sebagai bangsa pagan, Yunani memberi simbol bulan sabit pada kota itu untuk didedikasikan pada dewa mereka, Dewi Artemis ( Dewi Diana) yang bersimbol bulan sabit.
Mereka menaklukan kota itu dengan diterangi cahaya bulan, catatan lain yang menyebutkan bahwa bulan sabit merupakan simbol dwei Tnit (Carthagian, Bangsa Phoenioc).
Simbol bulan sabit tetap dipertahankan ketika kota ini direbut bangsa Romawi oleh kaisar Constantine pada 330 M. Nama kota berganti menjadi Nova Rome (Roma Baru) dan menjadi ibukota Romawi, pindah dari Roma di Italia (pada 395, Romawi pecah menjadi romawi barat dan Romawi Timur).
Namun setalah raja Constantine meninggal, kota ini lebih dikenal dengan nama Konstantinopel (kota Konstantin). Namus kaisar menambah simbol bintang ditengahnya. Bintang disebutkan sebagai simbol perawan suci bunda Maria. Namun catatan lain menyebutkan bahwa simbol bintang dirujuk dari simbol Dewi Ishtar –kata star dalam bahasa inggris diambil dari nama dewi itu.
Catatan lain menyebutkan bahwa kedua simbol itu telah dipakai bangsa Turki Kuno. Hal ini dibuktikan oleh penemuan artefak yang menggambarkan bulan bintang. Bahkan disebutkan bahwa simbol itu juga digunakan di Sumeria. Simbol itu kemudian diserap bangsa Turki ketika mereka melewati lembah itu dalam perjalanannya dari Asia Tengah – wilayah yang diduga sebagai asal-usul bangsa Turki __ menuju Anatolia.
Sedangkan legenda Turki Usmani menyebutkan bahwa simbol-simbol tersebut diambil dari mimpi Usman I. mimpi itu terjadi jauh sebelum ia menjadi raja. Penasihat spiritualnya menyebutkan bahwa mimpi itu menjadi pertanda akan kebesarnnya namanya di masa depan.
Mana yang benar? Hingga kini belum ada penelitian yang meyakinkan soal ini. Namun, Ottoman adalah Negri pertama yang menggunakan simbol tersebut.
Hitam yang Simpel
Lalu, apakah simbol Islam yang asli? Rasulullah Muhammad SAW maupun KhulafaurRasyidin (632-661) tak pernah membuat ketetapan soal itu. Al-Qur’an pun tak pernah membicarakan soal tersebut. Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa dizaman Rasulullah hanya ada bendera panji-panji perang yang sangat sederhana dengan sati warna: hitam, putih, atau hijau. Di ‘Negara Madinah’ di zaman Khilafah yang empat memiliki simbol berupa bendera persegi empat berwara hitam.
Bendera segi empat warna hitam juga digunakan Dinasti Umayah di Damaskus (660-750) dan di Kordoba (929-1010), dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad (750-1258) maupun di Kairo (1261-1517). Hanya Dinasti Fatimiyah di Kairo (909-1171) yang menggunakan bendera warna hijau.
Jika kita cermati, semua dinasti yang menggunakan simbol yang sangat sederhana itu, Cuma warna yang polos dan tanpa gambar, tulisan atau tanda lainnya, adalah dinasti yang berdarah asal dari tanah Hijaz. Sedangkan kerajaan-kerajaan Islam lainnya seperti Ottoman, Saljuk, Malmuk, Moghul, maupun keajaan-kerajaan Islam Nusantara memiliki bendera yang bergambar.
Tak perlu disesali
Pertanyaannya adalah, apakah penggunaan simbol itu harus dihentikan karena bukan lahir dari tradisi Islam? Ternyata, hasil polling via internet oleh sebuah situs yag masih satu grup dengan The York Times, menyatakan, bahwa 39% tetap ingin menggunakan simbol tersebut. Jaih meninggalkan urutan kedua dan ketiganya: kaligrafi (18%), dan Ka’bah (15%).
Selain itu, seperti kata cendikiawan muslim Prof Dr Azyumardi Azra, dalam tradisi Islam simbol-simbol bulan bintang memang sangat dominan. Di bidang astronomi Islam simbol bulan bintang sangat dominan. Dalam kalender Hijriyah bulan dijadikan dasar perhitungan astronomis. Sehingga bulan sebagai simbol, bukan matahari. Hal-hal yang bersifat ibadah seperti shalat, penentuan awal puasa, maupun lebaran juga menggunakan bulan sebagai patokannya. Karena itu tahun Islam sebagai tahun Qamariyah, yang artinya bulan. Bukan Syamsyiah (matahari).
Sedangkan teori yang menyebutkan bahwa simbol bulan bintang lahir dari Yunani dan Romawi hanya spekulasi saja. Berbeda dengan tradisi Islam yang sangat kuat dengan bulan. Apalagi symbol bulan bintang sudah diterima secara universal.
Sumber : http://acehonline.net/
Setelah search berkali-kali pada intinya sama. Tak ada nash tentang lambang bulan bintang. Lambang ini lahir setelah masa para sahabat (setelah Nabi Muhammad SAW wafat). Wallahu a’alam bi showab
http://inrasyad.wordpress.com/2010/04/13/simbol-bulan-bintang-simbol-islam/
wikki 4:27 pm on 16/08/2012 Permalink |
Kata “Allah” ini berasal dari zaman pra-Islam. Allah bukan kata umum yang berarti “Tuhan” (atau dewa), dan orang-orang Muslim harus menggunakan nama/istilah lain atau bentuk lain jika mereka ingin menyatakan tuhan lain yang bukan tuhan mereka (Encyclopedia of Religion and Ethics).
Sebagai tambahan dari kesaksian karya referensi standar tersebut di atas, kami kutipkan pernyataan seorang ilmuwan seperti Henry Preserved Smith dari Universitas Harvard yang mengungkapkan:
Allah telah dikenal nama pribadiNya oleh orang-orang Arab.
Doktor Kenneth Cragg, mantan editor dari jurnal ilmiah yang sangat bergengsi yaitu Muslim World dan juga seorang ilmuwan Islam Barat modern yang sangat terkenal, yang hasil kerjanya umumnya dipublikasikan oleh Universitas Oxford, memberi komentar:
Nama Allah juga dapat dibuktikan dengan jelas terdapat dalam peninggalan arkeologi dan kesusasteraan Arab zaman pra-Islam.
Doktor W. Montgomery Watt, yang adalah seorang profesor bidang kajian Islam dan Arab pada Universitas Edinburgh dan juga merupakan profesor tamu bidang kajian Islam pada College de France, Universitas Georgetown dan Universitas Toronto, telah melakukan suatu karya kerja ekstensif mengenai konsep “allah” pada zaman pra-Islam. Dia menyatakan:
Dalam beberapa tahun belakangan ini saya makin diyakinkan bahwa untuk memahami karier Muhammad secukupnya dan memahami asal usul Islam perlulah disertakan keberadaan Mekah yang menganut bahwa Allah sebagai “tuhan maha tinggi”. Dalam hal tertentu ini merupakan suatu bentuk penyembahan berhala. Namun berbeda dengan penyembahan berhala seperti yang umumnya dimengerti orang sehingga ketidaksamaan ini perlu diperlakukan secara terpisah.
Setelah mengadakan diskusi mengenai arti Allah pada zaman pra-Islam, Caesar Farah dalam bukunya: Islam: Beliefs and Observations menyimpulkan bahwa: Jadi, tidak beralasan sama sekali untuk menerima pandangan yang menyatakan bahwa nama “Allah” itu adalah terusan Kristen dan Yahudi kepada Muslim. Menurut ilmuwan Timur Tengah E.M. Wherry, (yang hasil karyanya berupa terjemahan Alquran yang sampai hari ini masih tetap digunakan), dalam zaman pra-Islam pemujaan terhadap Allah dan pemujaan terhadap baal merupakan upacara keagamaan astral (berhubungan dengan benda-benda langit) dalam arti bahwa mereka melibatkan matahari, bulan, dan bintang-bintang sebagai sesembahan mereka.
[Catatan: nama-nama Komarudin, Syamsudin dan Najamudin sampai hari ini masih dipakai sebagai nama pribadi orang-orang Muslim. Umumnya mereka tidak menyadari arti dari kata-kata tersebut yang berkonotasi dengan keberhalaan:
• Agama Penyembah Bulan disebut Komarudin
Komarun = Bulan; Dinun = Agama
• Agama Penyembah Matahari disebut Syamsudin
Syamsun = Matahari; Dinun = Agama
• Agama Penyembah Bintang disebut Najamudin
Najmun = Bintang; Dinun = Agama]
Agama Astral
Di Arabia dewa matahari dipandang sebagai dewa perempuan dan dewa bulan sebagai dewa laki-laki. Seperti yang telah dinyatakan oleh banyak ilmuwan seperti Alfred Guilluame, dewa bulan dipanggil dengan berbagai nama, salah satunya adalah Allah.
Nama Allah digunakan sebagai nama pribadi dari dewa bulan, disamping nama-nama lain yang dikaitkan kepada dewa bulan tersebut.
Allah, dewa bulan kawin dengan dewa matahari. Mereka berdua mempunyai tiga orang puteri yang disebut “puteri-puteri Allah”. Ketiga puteri tersebut adalah Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat.
Puteri-puteri Allah bersama Allah dan dewi matahari dipandang sebagai dewa-dewi tertinggi. Dalam arti bahwa mereka dianggap sebagai dewa sesembahan bangsa Arab yang paling mulia dibanding dewa-dewa lainnya.
Namun, selain kepada Allah, mereka juga menyembah sejumlah besar dewa-dewi yang kedudukannya lebih rendah dan mereka juga menyembah ketiga puteri Allah.
Simbol Bulan Sabit
Simbol penyembahan dewa bulan dalam budaya Arab dan di tempat-tempat lain di seluruh Timur Tengah yaitu bulan sabit.
[Suatu simbol yang justru ditolak oleh Musa dan nabi-nabi Tuhan sebelumnya, baca Kitab Ulangan 4 : 19, Yeremia 8 : 2; 19 : 13; 2 Raja-raja 21 : 3, 5; Zefanya 1 : 15 dan lain-lain.]
Para arkeolog telah menggali banyak patung-patung dan prasasti bertuliskan huruf Mesir kuno di mana bulan sabit ditempatkan di atas kepala dewa untuk melambangkan penyembahan terhadap dewa bulan.
Sementara bulan biasanya disembah sebagai dewi (dewa perempuan) di Timur Dekat pada zaman kuno, orang-orang Arab sebaliknya memandang bulan sebagai dewa (laki-laki).
Para Dewa Suku Quraisy
Suku Quraisy dalam lingkungan mana Muhammad dilahirkan, adalah pengabdi-pengabdi khusus terutama kepada Allah, dewa bulan, dan khususnya ketiga puteri Allah yang dipandang sebagai perantara antara manusia dan Allah.
Penyembahan kepada ketiga dewi yaitu Al-Lata, Al-uzza, dan Manat memegang peranan penting pada penyembahan di Kaabah, Mekah.
Puteri Allah yang pertama dan kedua mempunyai nama yang merupakan kata feminine (bentuk gender wanita) dari kata Allah (yaitu kata Lata dan Uzza).
Nama dari ayahnya Muhammad secara literal adalah Abd-Allah. Nama pamannya adalah Obied-Allah. Nama-nama tersebut menyatakan jati diri bahwa keluarga Muhammad adalah keluarga penyembah berhala yang menyembah Allah, sang dewa bulan.
Sembahyang Menghadap Mekah
Ada satu berhala Allah ditempatkan di Kaabah bersama dengan semua ilah-ilah berhala lain. Penyembah-penyembah berhala sembahyang menghadap Mekah dan Kaabah karena di sanalah dewa-dewa mereka disemayamkan.
Dalam kenaifan lahiriah, maka beralasan buat mereka untuk menghadap muka ke arah di mana dewa mereka berada, dan kemudian baru sembahyang.
Karena Allah dewa bulan mereka berada di Mekah, merekapun sembahyang menghadap Mekah. Penyembahan terhadap dewa bulan berkembang jauh melampaui batas wilayah penyembahan Allah di Arabia. Seluruh daerah di mana bulan sabit menjadi lambangnya terlibat dalam penyembahan kepada bulan.
Hal ini sedikit banyak menjelaskan mengenai keberhasilan Islam di masa-masa awal di antara kelompok-kelompok orang Arab yang secara tradisional memang sudah menyembah dewa bulan.
Penggunaan bulan sabit sebagai lambang Islam yang ditempatkan pada bendera-bendera negara Islam dan di atas kubah-kubah mesjid serta menara-menara azan merupakan ciri-ciri leluhur di masa silam ketika Allah disembah sebagai dewa bulan di Mekah.
Banyak di antara orang-orang Kristen masih menganggap bahwa Allah adalah nama lain dari YAHWEH, Tuhan yang dimaksud dalam Alkitab, padahal anggapan tersebut tentu saja merupakan suatu kesalahan besar. Sebaliknya orang-orang Islam yang berpendidikan sudah lebih tahu bahwa Allah itu memang bukan God atau YAHWEH dari Alkitab.
Seorang Pengemudi Taksi Muslim
Dalam suatu perjalanan ke Washington D.C., saya terlibat pembicaraan dengan seorang pengemudi taksi Muslim dari Iran.
Ketika saya bertanya padanya: “Dari mana Islam mendapatkan lambang bulan sabitnya?” Dia menjawab bahwa lambang tersebut adalah lambang berhala kuno yang digunakan di seluruh Timur Tengah dan dengan mengadopsi lambang ini orang-orang Muslim terbantu dalam usaha mereka mengislamkan orang-orang di seluruh Timur Tengah.
Ketika saya menunjukkan bahwa kata “Allah” sesungguhnya digunakan dalam tata cara penyembahan dewa bulan di Arabia pada zaman pra-Islam, dia setuju bahwa memang demikianlah halnya. Saya kemudian menunjukkan bahwa agama Islam dan Alquran yang disebarkan oleh Muhammad sesungguhnya merupakan pandangan atau gagasan agama, adat istiadat, dan budaya zaman pra-Islam, dia setuju dengan hal tersebut! Dia lebih lanjut mengatakan bahwa dia adalah orang Muslim terpelajar, yang saat ini masih mencoba memahami Islam dari sudut pandang keilmuan. Sebagai akibatnya, dia kehilangan imannya kepada Islam.
Kesimpulan
Dalam kajian perbandingan agama, dapatlah dipahami bahwa setiap agama besar mempunyai keistimewaannya masing-masing dalam mengajarkan konsep-konsep keilahian. Dengan kata lain, semua agama tidak menyembah Tuhan yang sama. Jadi bukan sekedar nama Tuhannya saja yang berbeda, eksistensinya juga berbeda.
Pemikiran yang asal-asalan yang mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan penting yang membedakan agama-agama di dunia merupakan suatu pelecehan terhadap keunikan masing-masing agama di dunia.
Agama lain manakah yang menganut konsep Kristen mengenai ke-Esa-an Tuhan yang beroknum tiga? Ketika agama Hindu menolak kepribadian Tuhan, agama lain manakah yang setuju dengan agama Hindu? Jadi jelaslah, semua orang tidak menyembah Tuhan, para dewa, atau para dewi yang sama.
Konsep keilahian yang dicanangkan oleh Alquran berjalan pelan-pelan keluar dari agama pagan dari zaman pra-Islam. Hal tersebut di atas adalah khas Arab sehingga tidak dapat dihisapkan kepada kepercayaan Kristen atau Yahudi. –
SERBUIFF 1:38 am on 17/08/2012 Permalink |
yang pasti tuhan itu hanya ada satu yaitu tuhan pecipta dan pemilik alam semesta ini dialah Allah yg mempunya 99 nama. Bulan, bintang dan matahari adalah ciptaanNya. Mereka adalah benda mati yg tidak dapat mengabulkan doa orang yg menyembahnya. Manusia yg menyembah bulan, bintang dan matahari dan menjadikannya dewa samalah mereka dengan menyembah berhala, jelas mereka telah tersesat dari jalan yg lurus. Yang patut dan harus disembah hanya Allah Yang Maha Esa, Dia tidak beranak dan diperanakkan.
wikki 2:45 am on 17/08/2012 Permalink |
dan salah stu namanya adalah khairul makkarem. alias penipu ulung.sdr perlu saya beri tahu kepada sdr ..dan perlu sdr pertanyakan kepada senior anda tolong tanyakan .mengapa ritual islam selalu mengacu pada bulan.???? 2.mengapa diatas menara mesjid selalu ada lambang bulan sabit dan bintang..??? dalam memulai puasa kenapa harus melihat munculnya hilal dulu..demikian juga dengan idul fitri.harus berpatokan pada hilal..mudah kita lihat dimana mana kita akan segera tahu kalau dirumah seseorang ada lambang bulan sabit itu pastilah orang ini adalah islam..bahkan dalam quran disebut putri dari allah itu adalah al lat al uzza dan almanat.tapi kemudiann disangkal tidak pantas.nah dari pelajaran diatas maka sdr seharusnya mulai bertanya mengapa..????
SERBUIFF 4:16 am on 17/08/2012 Permalink |
waduh lu kelihatan sekali begonya…itu hanya simbol masjid saja, bukan apa2. simbol bulan bintang itu asal muasalnya diambil dari bendera turki baca : https://erzal.wordpress.com/2012/08/16/simbol-bulan-bintang-simbol-islam/
karena kala itu kekalifahan turki memimpin dunia islam, maka oleh sebagian muslim Indonesia simbol itu dijadi kan simbol di menara masjid…paham nggak ?…
tetntang penentuan puasa dan idul fitri juga lu kelihatan sangat begonya, …umat islam memmpunya kalender hijriah yg berdasarkan peredaran bulan. lu baca : http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Hijriyah
Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
masalah al lat al uzza dan almanat lu baca https://erzal.wordpress.com/2012/08/17/tafsir-indonesia-depag-surah-an-najm-19-20-maka-apakah-patut-kamu-hai-orang-orang-musyrik-menganggap-al-lata-dan-al-uzzaqs-5319-dan-manah-yang-ketiga-yang-paling-terkemudian-sebag/
wikki 7:36 am on 17/08/2012 Permalink |
artinya bila suatu saat itu bulan dijadikan percobaan sama negara lain lalu dihancurkan maka muslim tidak bisalagi melaksanakan puasa..idul fitri.dan ritual yang lain
SERBUIFF 8:00 am on 17/08/2012 Permalink |
tanda2 lu kena penyakit syaraf udah mulai kelihatan dari pernyataan lu diatas……
wikki 8:56 am on 17/08/2012 Permalink |
coba byangkan kalau seandainya bulan tidak ada gimana jadinya idulfitri????
SERBUIFF 9:14 am on 17/08/2012 Permalink |
aku tanya, bagaimana jika tidak ada matahari ?….bagaimana jadinya natal ?….tolong dijawab…
wikki 9:21 am on 17/08/2012 Permalink |
paling paling gelap
SERBUIFF 9:44 am on 17/08/2012 Permalink |
makanya kalau bikin pertanyaan jangan asal keluar saja, pikirkan dg matang ………
wikki 9:47 am on 17/08/2012 Permalink |
apa hubunganya matahari dengan natal…. paling penanggalan yang jadi masalah…
SERBUIFF 11:50 am on 17/08/2012 Permalink |
sekali lagi lu kelihatan guobloknya , peredaran matahari adalah patokan dalam pembuatan kalender maseh. Penetapan tanggal natal adalah bersadarkan kalender masehi…. betul2 bego….ngakunya pinter….
wikki 11:57 am on 17/08/2012 Permalink |
perlu kamu ketahui masalah natal pada perayaan bukan mengacu pada hari tertentu ..orang yang mengimaninya boleh merayakan natal setiap hari tanpa harus tanggal tanggal tertentu .ngerti ndak dengan dengan natal??? kalau nda ngeti jangan banyak omonglah …..
SERBUIFF 12:18 pm on 17/08/2012 Permalink |
eh semua orang tahu natal itu tanggal 25 desember, ….dan itu menggunakan kalender masehi……lu peringati tiap hari juga, kan lu tetap pakai kalender masehi…..
wikki 12:20 pm on 17/08/2012 Permalink |
kapan saja dirayakan tak ada larangan untuk merayakan natal.
SERBUIFF 12:41 pm on 17/08/2012 Permalink |
lu rayain tiap hari juga nggak apa2, tapi yg pasti lu tetap pakai kalender masehi..
wikki 1:15 pm on 17/08/2012 Permalink |
tak ada tertulis kapan itu perayaan natal harus dilaksanakan.
SERBUIFF 1:25 pm on 17/08/2012 Permalink |
lu punya kalender masehi nggak dirumah ?…disitu tertulis dengan jelas tgl 25 desember perayaan natal…..kalau lu bilang perayaan natal tanggal 2 desember semua orang akan mentertawakan ente…orang2 akan bilang ini orang gila atau orang yg kena penyakit syaraf….
wikki 1:42 pm on 17/08/2012 Permalink |
itu bukan merupakan ketetapan tidak ada tertulis tanggal untuk merayakan natal.
enjoi 5:28 pm on 21/07/2013 Permalink |
tidak tertulis di bibel ya..nga usah rayain juga nga papa orang bukan ajaran yesus ko.apakh bener yesus lahir tgl 25 desember..
Rome to amalfi coast tours 3:34 pm on 13/09/2017 Permalink |
If you are going for finest contents like me, just
visit this web page daily since it provides quality contents, thanks