Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. 5:46)
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. 5:46)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Maa-idah 46 وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ (46) Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa sesudah berakhir masa Nabi-nabi penganut dan pelaksana isi kitab Taurat, maka diutuslah Nabi Isa putra Maryam a.s. mengikuti jejak Nabi-nabi Bani Israel terdahulu, melaksanakan kitab Taurat yang telah diturunkan sebelumnya. Kemudian diturunkan kitab Injil kepada Nabi Isa a.s. yang menyempurnakan isi kitab Taurat yang telah berakhir masa dan waktu berlakunya, disesuaikan dengan situasi dan kondisi umat dan masyarakatnya. kitab Injil itu berisi petunjuk, merupakan cahaya yang menerangi umatnya, sehingga mereka dapat melihat jalan yang benar yang membahagiakan mereka, dengan membenarkan kitab samawi sebelumnya, yaitu kitab Taurat yang mengandung nilai-nilai yang dapat menyelamatkan umatnya dari kesesatan dalam akidah dan amal perbuatan, seperti tauhid memberantas syirik dan berhala yang menjadi sumber khurafat dan kebatilan. Kitab Injil itu penuh berisi petunjuk dan pengajaran misalnya, ajaran yang memberitahukan bahwa akan muncul seorang bernama Muhammad yang mempunyai sifat-sifat mulia, syariatnya lebih sempurna dan bersifat universal (menyeluruh) tidak terbatas oleh waktu dan tempat. Dia adalah Nabi penutup dan Rasul terakhir tetapi petunjuk dan pengajaran ini semua tidak ada yang dapat memanfaatkannya kecuali orang-orang yang bertakwa
bisnis internet 2:22 pm on 22/02/2009 Permalink |
kenapa nabi-nabi bani israil
erzal 2:10 am on 23/02/2009 Permalink |
untuk bisnis internet….
bisnis internet Says:
February 22, 2009 at 2:22 pm edit
kenapa nabi-nabi bani israil ########### KARENA AYAT INI LANJUTAN / ADA HUBUNGAN DENGAN AYAT SEBELUMNYA….LIHAT :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya…. (QS. 5:44)
alo 11:58 pm on 08/05/2009 Permalink |
rasul mani sebelum tahun 620M mengatakan dalam kitabnya bahwa kitab injil sudah dipalsukan. juga nabi dari aliran sabiin bernama elkesait mengatakan bahwa ia penjelmaan dari musa atau sudah dinubuatkan oleh musa. ia mengaku sebagai musa terakhir atau nabi penutup. sebelum tahun 620M.
jadi wajar saja kalau ada pernyataan-pernyataan ente seperti itu
alo 2:55 pm on 19/05/2009 Permalink |
kalau nda ada komentar maka nanti akan datang lagi nabi penutup yang lain
camar 3:58 pm on 29/07/2012 Permalink |
Kita semua tahu bahwa Muhammad datang dengan meng-KLAIM dirinya sebagai
NABI. Pengangkatan ini didasarkan pada KLAIM bahwa ia didatangi dan diberi
wahyu-kebenaran oleh sesosok Ruh. Dan Ruh yang misterius ini (tanpa bawa
nama, jatidiri dan mujizat ) di-KLAIM datang dari Allah. Dan Allah yang tidak
pernah berbicara dengan Muhammad ini di-KLAIM sebagai Allah Yang Maha Kuasa
dan Maha Benar yang menurunkan Quran. Dan Quran ini di-KLAIM sama
kebenarannya seperti Kitab Tuhan yang diturunkan sebelumnya.
Maka kehadiran Quran menjadi rancu tatkala ditanya “Siapakah engkau?” Apakah
engkau suara Allah, atau Jibril, atau Muhammad? Atau bahkan suara-suara ikutan
dari sahabat-sahabatnya yang menyalin dan membukukannya?
Ini adalah isu rasional terbuka yang tak terselesaikan hingga saat inipun. Maka
TUHAN Yang Maha-Benar datang, dan merasa perlu untuk mengklarifikasikannya
dengan cara menginterview Quran.
Tuhan: “Bagaimana Quran, apa Anda punya referensi atas apa-apa yang kau
klaim?”
Quran: “Ya ada, Taurat dan Injil, silahkan datangkan mereka”
Tuhan pun memanggil Taurat.
Taurat menjawab: “Saya tak pernah kenal Quran. Tak ada yang saya cantumkan
dan maksudkan”.
Tuhan pun memanggil Injil.
Injil menjawab: “Ya, saya kenal dia. Saya ada paparkan dalam Injil kitab Yahya
pasal 8 tentang siapa jati dirinya. Dia-lah pendusta, pencuri, dan sesungguhnya
berasal dari Satan, bapa segala dusta. Jangan percayai dia”.
Tuhan pun melirik kepada Quran.
Quran membela: “Kedua mereka inilah yang mendusta. Mereka telah
menggantikan ayat-ayatnya”.
Tuhan: Jikalau begitu kenapa kau jadikan mereka sebagai referensi, kecuali kalau
kau sendiri gila?”
Quran berseru: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu Rasul
Stain Remover 5:23 pm on 29/07/2012 Permalink |
@camar
Nih saya beritahu ayat dalam bibel sendiri yang menyatakan kepalsuan-nya :
Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. (Yeremia 8:8)
Hal diatas juga dinyatakan Al Qur’an :
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya…(Qs. An-Nisaa : 46)
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-Maidah : 13)
camar 2:54 am on 30/07/2012 Permalink |
Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. (Yeremia 8:8) ###ayat ini menceritakan kepada buku atau kitab yang akan datang kawan .buka menceritakan dirinya sendiri .ngarti kan??? say beri contoh lain…WHAT IF
CONTOH MORAL KENABIAN
DI TERAPKAN DI ABAD GLOBAL?
Di sini ada satu artikel pendek yang akan menggugah keheningan perasaan Anda.
Yaitu menyangkut qiyas atau analogi yang terjadi antara Muhammad dan Roman
Polanski dalam perbandingan. Dua patokan standar yang membawa masyarakat
kepada keprihatinan yang mendalam, tetapi yang memberikan pencerahan
introspektif agar kita tidak terbuai dalam “mati-rasa”.
Kita sadar bahwa dewasa ini, kita semua hidup dalam dunia yang memberlakukan
standard-ganda dan hal ini adalah sebuah kenyataan yang tragis. Baru-baru ini,
Roman Polanski, produsen film terkenal, berada dalam
arus-berita utama karena ketahuan melecehkan secara
seksual seorang anak berusia 13 tahun, 30 tahun lalu. Ia
kemudian melarikan diri dari AS tepat sebelum hukuman
atas dirinya sebagai penjahat, dijatuhkan. Ia baru-baru
ini ditangkap di Switzerland dan dipenjarakan untuk
kejahatan yang ia lakukan puluhan tahun sebelumnya.
Perdebatan bermunculan tentang apakah ia masih
bersalah atas kejahatan ini atau tidak, setelah begitu
lama kasusnya terjadi. Banyak orang yang menyukainya
serta film-film yang ia produksi menyatakan pendapatnya
bahwa ia harus dibebaskan, karena alasan kemanusiaan dan karena kasusnya
sudah kadaluwarsa. Namun banyak juga orang lain yang berpendapat bahwa
pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur adalah sebuah kriminalitas,
sehingga ia harus dituntut untuk kejahatan ini dan dijebloskan ke dalam penjara.
Jika Anda seorang Muslim, apa pandangan resmi Anda mengenai apa yang perlu
dilakukan terhadap Mr. Polanski?
Aisha bint Abu Bakr
Muhammad pertama kali menikah dengan Khadijah. Dia adalah janda kaya
berumur 40 tahun, sementara Muhammad adalah jejaka miskin 25 tahun. Pada
ukuran masa itu, Khadijah dianggap layak menjadi ibunya. Dalam perkawinan ini
mereka memperoleh 4 orang putri. Khadijah meninggal ketika mendekati usia 70
tahun, sementara Muhammad berusia sekitar 54 tahun. Selisih umur yang begitu
jauh (dengan wanita 15 tahun lebih tua), adalah hal yang tidak umum dan tidak
pernah menjadi model pernikahan yang diinginkan, bahkan oleh orang-orang
Muslim sekali pun. Bahkan kendati si pria sangat miskin sekali pun. Sunnatullah
yang seharusnya terjadi, tidak terjadi di Arabia maupun di negara Islam
kebanyakan. (Lihat The Wives of the Prophet by Dr.bint Al-Shati, p.54, 59-61).
Semua Sejarawan Islam setuju bahwa Muhammad menikah segera setelah
kematian Khadijah. (Lihat The Life of the Prophet’s Wives by Dr. Sa’id Ashur, pp.
37&49). Para sejarawan Muslim ini melaporkan, “Khawla putri Hakim Al-Silmiyya
bertanya kepada Muhammad: “Apakah Anda akan menikahi seorang gadis
perawan (virgin) atau seorang yang bukan gadis? Dia berkata kepada Muhammad:
“Seorang gadis adalah Aisha dan seorang bukan gadis adalah Sawda bint Zam’a;
ambillah mana saja yang Anda inginkan.” Muhammad menjawab, “Aku akan
menikahi kedua-duanya. Sampaikan kepadanya.” Khawla-pun melaku-kannya, dan
Muhammad menikah dengan mereka berdua, walau awalnya Abu Bakar agak
berkilah karena segan untuk langsung menyetujuinya.
“Wahai Rasul Allah, dapatkah seorang laki-laki menikahi anak dari
saudaranya?” Tetapi Muhammad tangkas menjawab, “Engkau adalah
saudara dalam agama Allah dan KitabNya; saya dapat menikahi
Aisha” (Bukhari 1585, Tabaqat 8:58).
Maka Al-Ghazoli meluruskan pemberitaan ini, “Para penulis itu membuat suatu
kesalahan yang nyata. Pada kenyataannya, Khawla tidak menyebutkan nama
Aisha, melainkan hanya berkata “putri sahabat Anda (yang terbaik) Abu Bakr”,
dan yang dimaksudkannya adalah putri Abu Bakar yang lebih tua yaitu Asma, dan
bukan Aisha. Khawla berpikir lurus dengan memaksudkan Asma yang berumur 18
tahun, karena Aisha saat itu hanya berumur 6 tahun, sementara Muhammad
berusia 54! Khawla agaknya tidak sadar akan adanya kemungkinan “lobang jarum”
yang mustahil, dan lolos memperhatikan bahwa Muhammad sudah lama melirik
anak kecil ini. Mengapa? Ya, berdasarkan tradisi Arab saat itu, umur layak kawin
bagi para gadis dimulai saat berusia 15 tahun (Bukhari 1241).
Namun dilain pihak dan sebaliknya, Muhammad sangat sadar akan semua hal ini
(sama dengan yang ia pahami tentang tradisi bahwa seorang ayah tak boleh
menikahi anak-angkatnya, tetapi toh ditabraknya juga dengan menikahi Zaynab),
dan memilih untuk menikahi kanak-kanak Aisha 6 tahun ketimbang kakaknya yang
tua, Asma!
Menurut standar legal zaman sekarang, seorang laki-laki 54 tahun dapat menikahi
seorang anak perempuan umur 18 tahun jikalau ia setuju dengan perkawinan
seperti itu. Tetapi bagaimana dengan seorang tua berusia 54 tahun, yang
menikahi kanak-kanak 6 tahun dan yang masih bermain dengan boneka? Ini tidak
dianggap sah secara hukum di dalam kebanyakan kultur-kultur dunia.
Kebanyakan sistem pengadilan ini dianggap sebagai pelecehan/penganiayaan
terhadap anak, terlepas dari apakah hal itu dianggap pernikahan sah atau bukan.
Sejarawan Muslim mencoba memperhalus hal ini dengan berkata, bahwa
Muhammad memang menikah dengan Aisha ketika dia berumur 6 tahun, tetapi ia
tidak mendekatinya secara seksual sampai dia berusia 8 (atau 9) tahun.
Para Islamis senang mendebat semua orang yang dianggap kafir, khususnya “ahli
Kitab”, mengenai Isa, Alkitab, Quran. Namun kita belum pernah melihat suatu
debat terbuka tentang contoh moral dari pernikahan-pernikahan Muhammad untuk
diikuti oleh dunia? Yaitu tentang jumlah istrinya, para gundiknya, tentang cara ia
memperisteri, keabsahan isteri-isterinya (dipaksa atau sebagai jarahan perang),
cara melepaskan mereka dari haremnya, mengenai mengapa ia boleh mengambil
istri-istri orang, tetapi istrinya tetap harus menjanda seumur hidupnya, dll. Jikalau
Muhammad hidup hari ini, dan telah melecehkan anak gadis 9 tahun, ia akan
menghadapi hingar bingar publik sama seperti yang terjadi kepada Roman
Polanski, dengan orang-orang yang pasti akan menuntutnya untuk dilemparkan ke
dalam penjara, termasuk sahabat baik nya, Abu Bakr, atas pembiaran/persetujuan
terhadap pelecehan seksual terhadap putri nya. Aisha akan diserahkan pada
Lembaga Pelayanan Perlindungan Anak, kemudian akan ditempatkan sanak lain
yang bisa melindunginya, atau ia akan ditempatkan di sebuah rumah untuk anakanak
angkat.
Hal yang menarik adalah bahwa kami sudah melihat sebuah film Muslim berjudul
“The Message” (yang orang-orang Muslim mensejajarkannya dengan “Yesus
Film”). Tetapi tampaknya mereka tidak pernah memikirkan atau bahkan
menyebutkan cerita mengenai pelecehan ini. Ini akan menjadi sebuah film yang
menarik jika ada seseorang yang membuatnya menjadi suatu pertunjukan modern
tentang hal ini. Kami belum pernah melihatnya diperdebatkan oleh Muslim mana
pun atau bahkan membicarakannya di dalam Fox News, BBC atau CNN?
Mengapa tidak?
Jika hari-hari ini ada orang menirukan moral Muhammad, ia akan didakwa karena
pelecehan/penganiayaan seks terhadap anak 9 tahun, dan ia akan disebut sebagai
seorang pedofil. Ia perlu didaftarkan di catatan FBI, dimasukkan dalam program
terapi untuk mengoreksi keinginannya menganiaya seorang anak secara seksual.
Aisha juga perlu diterapi untuk membantu dirinya mengatasi semua pelecehan
yang dia pikul. Apakah contoh moral seperti ini yang diharapkan oleh Muslim untuk
diikuti oleh semua orang-orang kafir seperti Kristen, Yahudi, Hindu, Budha dan
lainnya?
Apakah semua Muslim merasa bahwa Allah mengarahkan dan memandu
Muhammad ke dalam pernikahan-pernikahan semacam itu? Apakah semilyar
Muslim merasakannya sebagai hal yang terhormat dan terbaik untuk mencontoh
Muhammad dan menikahi kanak-kanak 6 tahun, lalu melakukan hubungan seksual
dengannya ketika ia berumur 9 tahun? Dan agar keteladanan ini berpahala
sempurna, maka Muslim siap menirukannya tatkala ia sendiri berumur 54 tahun?
Apakah negara-negara di dunia akan memaafkan dan secara resmi menerima
pengajaran ini dan akan membantu mempropagandakannya dengan pemahaman
yang penuh bahwa hal itu akan mendorong perilaku yang tidak sah dan senonoh?
Untuk tujuan apa setiap Negara Islam di dunia tiap-tiap hari mempertahanan
negaranya masing-masing? Para teroris Taliban dan ala Taliban yang tetap
menekankan bahwa Muhammad harus dijadikan contoh moral dan hukum (hukum
Sharia), apakah memaksudkan juga bahwa kita harus menegakkan model
pernikahan-pernikahan ala Muhammad seperti itu kepada anak-cucu kita? Kita
tidak bisa membayangkan dan mengukur bagaimana dunia dapat membela double
standar seperti itu. Itu adalah sebuah logika agama yang sama sekali tidak
didasarkan atas iman!
Apakah Muhammad seorang pedofil? Andalah yang memutuskan. Lihat literatur
yang mencekam dari Ali Sina: “Mengenal Muhammad” yang sudah diterjemahkan
dalam pelbagai bahasa, termasuk Indonesia. Lihat pula sejarawan-sejarawan
Muslim dan sarjana-sarjana, Iman As-Suhaili & Al-Isaba fi tamyiz al-Sahaha,
Vol.IV, p.422, dan Rawd al-Unuf, Vol.III, p.66. Dengar pula apa kata Abbas Ibn
Hisham dan Ibn Hajar tentang perhatian Muhammad kepada seorang gadis kanakkanak
kencur lainnya, “Rasul Allah berkata, ketika ia sempat melihat Um Habib
bint Abbas, disaat dia masih bayi: “Apabila dia telah mencapai usia ketika saya
masih hidup, maka saya akan menikahinya.” Pada waktu itu Um Habib masih tiga
tahun usianya, dan Muhammad enam puluh. Hanya 3 tahun lagi Muhammad perlu
menunggu (untuk menyamai Aisha), tetapi ia keburu dijemput maut dua tahun
kemudian…
Ketika Muhammad meninggal, Aisha hanya delapan belas tahun usianya. Ia adalah
gadis remaja yang sedang berkembang, tetapi kini ia harus menjadi janda. Dan ia
tidak mungkin menjadi janda biasa, karena Muhammad dengan keras melarang
setiap istrinya untuk menikah lagi, melainkan mereka tinggal selibat (tidak
menikah) di sisa usia mereka. Apakah Allah SWT adalah Allah yang adil? Apakah Ia
adalah Tuhan yang bermurah hati? Atau Allah dari NabiNya yang terlalu posesif
dan cemburu? Apakah ini juga teladan terbaik untuk dilakukan oleh semilyar lebih
orang Muslim? Apa dasarnya bahwa semua mantan isterinya harus selibat sampai
mati? Bila dasar dari selibat itu adalah hanya semata-mata karena mereka itu
mantan istri seorang Nabi, maka mengapa ia sebagai model (yang paling fair)
tidak memberi contoh pertama, yaitu tidak mengizinkan dirinya juga untuk
mengawini mantan istri orang lain? (seperti yang dicontohkannya ketika ia boleh
mengawini istri anak angkatnya, yaitu Zaynab?). Ini adalah standar ganda yang
paling buruk yang diselipkan atas nama Allah! Jikalau keharusan selibat itu karena
soal “darah kenabian”, maka kenapa anak-anaknya Nabi diperbolehkan tidak
selibat, alias perlu menikah? Bukankah darah anaknya adalah darah Nabi betulan,
yang lebih murni dan suci GEN-nya ketimbang darah istri yang tak membawa gen
Nabi??
[Seperti yang sudah banyak diketahui orang, pada suatu saat Muhammad
mengingini istri dari anak angkat laki-lakinya, Zayd. Sebagai Bapak angkat,
bukannya ia berusaha keras untuk mendamaikan keluarga besarnya dengan
otoritas yang ada padanya, serta membantu memanjatkan doa kepada Allah,
tetapi malah merampasi istri anaknya. Dimulai dengan sikap Muhammad yang
awalnya pura-pura tidak mau, tetapi pada akhirnya dengan “terpaksa mau”
dengan alasan (mengatas-namakan) Allah dan wahyuNya yang menjodohkannya
dengan Zaynab bint Jahsh, agar bisa memberi CONTOH MORAL bahwa aturan
kini — berlainan dengan aturan zaman jahilliah, bahwa sekarang seorang ayah
boleh menikahi istri anak angkatnya, dengan alasan “anak angkat tidak sama
dengan anak kandung!”]
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”,
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu (diam-diam mengingini
istri orang) apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut
kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak
angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan
keperluannya daripada isterinya” (33:37, stress dan tafsir by wr.). Lihat
WHAT IF Yesus mempertanyakan poligami Muhammad.
Kita tahu bahwa keinginan Muhammad yang satu ini bertentangan diametral
dengan hukum Taurat yang ke sepuluh, “jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan… (Keluaran 20:17). Dimanamana
Muhammad berseru dan berpura-pura membenarkan Taurat, tetapi diam
diam Allah telah ditempatkannya sebagai penganjur baru untuk mengingini istri
anak angkatnya, bahkan disaat Zaynab masih menjadi istri Zayd dan belum
terpicu untuk bercerai dan menjadi janda agar bisa dikawininya! Ini adalah siasat
keji Muhammad, kejahatan, dan kekejaman keluarga atas nama Allahnya.
Tidak ada satu orang pun yang benar-benar dapat memahami, mengapa untuk
menurunkan hukum baru mengenai hal yang sebenarnya tidak utama, bersifat
pribadi dan merupakan insiden yang kasuistik (seperti mengambil istri anak angkat
itu), Allah harus menyuruh NabiNya SENDIRI untuk mencontohkan wahyunya
dengan perkawinan aktual yang mendadak, dan tidak cukup dengan lantang
menyajikannya sebagaimana wahyu-wahyu lainnya yang bahkan lebih strategis
dan universal. Apalagi Allah dan NabiNya pulalah yang tadinya sudah menetapkan,
menjodohkan, dan mengawinkan Zaynab dengan Zayd (lihat surat 33:36).
Jadi kembali kepada masalah pokok, jikalau Anda seorang Muslim, apa pandangan
resmi Anda tentang apa yang perlu dilakukan terhadap Mr. Polanski dan terhadap
Muhammad? Contoh moral macam apa yang Anda lihat sedang dibangun oleh
Muhammad dengan melanggar dan menyiasati Hukum Taurat yang digembar
gemborkannya sebagai wahyu yang harus diimani, serta mengharuskan dirinya
mengawini Zaynab, tetapi melarang keras siapa pun untuk mengawini mantan
istrinya yang manapun? Mungkin Muslim tidak tertarik untuk mempersoalkannya
dan memilih menghindar, karena tidak ada kemampuan untuk mengkritisi
Muhammad. Tetapi Musa dan Yesus Al-Masih dipastikan akan mempersoalkannya
nanti diakhirat. Musa akan menjadi Jaksa Penuntut atas orang-orang yang telah
melanggar Taurat, dan Yesus akan menjadi Hakim Agungnya:
Stain Remover 3:28 pm on 30/07/2012 Permalink |
Yesus jadi hakim, ngimpi kamu ? coba kau posting ayat bibelnya, ada non ?!
Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH terhadap mereka. Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan menjadi hakim di antara domba yang gemuk dengan domba yang kurus; (Yehezkiel 34:20)
Yesus dan ke-12 muridnya hanya akan menghakimi ke-12 suku Israel, itu dalam bibel sendiri :
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. (Matius 19:28)
dan waktunya penghakiman Yesus itu dimulai saat anak manusia yang dimeteraikan akan duduk diatas tahtanya L
Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (Matius 25:31)
Dalam Al Qur’an hakim adalah Allah :
Jika ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (Qs. Al-A’raf : 87)
Para Nabi dan Rasul akan menjadi saksi dari umatnya masing-masing, sementara Nabi Muhammad SAW akan menjadi saksi bagi seluruh manusia :
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (Qs. An-Nisaa : 41)
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Qs. An-Nahl : 89)
sesuai dalam bibel tentang “anak manusia” itu :
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Matius 16:27)
—
Anak Manusia Termeterai
Siapakah dia ?
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yohanes 6:27)
Baca Yesaya :
Bila kitab itu diberikan kepada orang yang dapat membaca maka kitab itu akan tetap terkunci dan orang itu akan berkata, “Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai” :
Maka bagimu penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat, sebab kitab itu termeterai”; (Yesaya 29:11)
Yesus bisa membaca dan menulis :
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (Lukas 4:16)
Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (Yohanes 8:6)
—
Tetapi bila kitab itu diberikan kepada orang tidak dapat membaca maka orang itu akan berkata, “Aku tidak dapat membaca”.
dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: “Baiklah baca ini,” maka ia akan menjawab: “Aku tidak dapat membaca.” (Yesaya 29:12)
Hal itu bukan masalah karena kitab yang terkunci itu telah terbuka dan akan segera dibacakan :
Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. (Qs. Al-Jaatsiyah : 6)
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (Qs. Al-Qiyaamah : 18)
—
riwayat hadis :
—
Lihatlah perbedaan Yesus dengan anak manusia yang termeterai :
Aku (Yesus) berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku (Yesus) di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. (Lukas 12:8)
—
Yesus memuliakan hari sabat dengan mengajar :
Pada hari Sabat Ia (Yesus) mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? (Markus 6:2)
Sementara anak manusia akan menghapus hari sabat, sebab dia memang berkuasa atas itu :
Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Matius 12:8)
—
Pada hari Perhitungan anak manusia akan bangkit dengan dikelilingi para malaikat berada sangat dekat dengan Allah :
Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat-mmlaikat berlingkar di sekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. (Qs. Az-Zumar : 75)
Seperti dalam bibel :
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Matius 16:27)
Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. (Matius 25:31)
Stain Remover 5:57 pm on 30/07/2012 Permalink |
Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a.:
…Ia membawa bekal makanan untuk persediaan dan pulang menemui Khadijah (istrinya) untuk mengambil lagi bekal makanan hingga wahyu secara tiba- tiba diturunkan kepadanya pada saat ia masih berada di gua itu.
Malaikat datang menemuinya dan menyuruhnya untuk membaca. Nabi Saw. menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Nabi Saw. meneruskan, ” Kemudian malaikat itu memelukku (dengan kuat) dan menekanku begitu keras hingga aku tidak bisa bernapas. Kemudian ia melepaskanku dan kembali menyuruhku membaca dan kujawab, “Aku tidak bisa membaca.” Lalu ia menangkapku lagi dan untuk kedua kalinya memelukku hingga aku tidak bisa bernapas. Kemudian ia membebaskan aku dan menyuruh membaca, namun kembali kujawab, “”Aku tidak dapat membaca” Lalu untuk ketiga kalinya ia menangkap aku dan memelukku dengan kuat, kemudian melepaskan pelukannya dan berkata, Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (QS. Al-‘Alaq : 1-3)… (HR. Bukhari)
ungke 1:17 pm on 30/07/2012 Permalink |
ayo stain di jawab pake nurani yoo,,,jangan pake taqiya..
Stain Remover 3:29 pm on 30/07/2012 Permalink |
@ungke
Baca non diatas, dengan perlahan-lahan agar kamu mengerti…
Stain Remover 2:47 pm on 30/07/2012 Permalink |
@camar
Apa kamu tidak bisa membaca ?
Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. (Yeremia 8:8)
Pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, tulang-tulang raja-raja Yehuda, tulang-tulang pemuka-pemukanya, tulang-tulang imam-imam, tulang-tulang nabi-nabi dan tulang-tulang segenap penduduk Yerusalem akan dikeluarkan dari dalam kubur mereka (Yeremia 8:1)
Bangsa apa yang ada di Yerusalem ?
—
Setiap hari tidak bosan-bosan-nya mengcopas satu halaman situs penghujat. Dan sepertinya kamu tidak pernah membca tentang para gembala yang melakukan sodomi kepada anak-anak bahkan menjadi berita internasional dan lagi kasus pendeta Jeff yang menyatakan bahwa tindakan-nya berpoligamy dengan gadis dibawah umur dapat dibenarkan dalam agama, karena memang tidak ada hukum mengenai batas usia perkawinan dalam bibel.
camar 4:01 pm on 03/08/2012 Permalink |
“Apakah Al Qur’an itu perkataan Allah atau perkataan Muhammad? Atau malaikat? Atau manusia? Kita sudah berbicara mengenai Al Qur’an yang dianggap unik dari sisi bahasa dan ilmu pengetahuan, dan kita sudah menerima sebuah sanggahan yang berkata: ”Apapun yang Anda katakan, dikatakan karena prejudis terhadap Al Qur’an, kita percaya bahwa Al Qur’an adalah perkataan Allah yang diberikan kepada pembawa pesan dan nabi-Nya.”
Surat ke 18 (Al Kahfi), ayat 110: “Katakan: “Saya hanya manusia seperti kamu; hal itu sudah ditunjukkan kepadaku.”
· Surat ke 53 (Al Najm), ayat 4: “Hal itu hanya inspirasi yang ditunjukkan kepadanya.”
Ensiklopedia Islam, volume 26, halaman 8166, mengatakan hal ini di bagian judulnya: “Muhammad dan Al Qur’an”. Dikatakan, pandangan Muslim Suni terdiri dari kepercayaan bahwa Allah yang Maha Kuasa adalah pembicara dan Muhammad adalah penerima, akan tetapi ada ayat Al Qur’an lainnya yang memberikan indikasi lain. Ensiklopedia yang mengatakan ini.
dikatakan di halaman 8167, “dan di beberapa ayat-ayat lainnya terlihat seperti Muhammad sebagai pembicara, bukan penerima”. Bukan penerima dari Allah. Seperti di Surat ke 81 (Al Takwiir), ayat 15-21, dan Surat ke 84 (Al Insyiqaaq), ayat 16, dan seterusnya, juga banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa Muhammad adalah pembicara.Di Surat ke 6 (Al An’aam) ayat 104, dikatakan: “dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu]” – ini Muhammad yang berkata – “Aku”, “dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu].”
· Dan di Surat ke 6 (Al An’aam) ayat 114, berkata: “Patutkah aku mencari allah lain selain Allah”… “aku mencari.”
· Dan di Surat ke 11 (Huud), ayat 2-3, berkata: “agar kamu tidak menyembah selain Allah: Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripadaNya. Aku seorang pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripadaNya”.
Dan lagi di Surat ke 27 (Al Naml) ayat 91 dan 92: “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini… Aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Jadi ini semua adalah orang pertama dan pembicara disini adalah Muhammad.
· Di Surat ke 27 (Al Naml) ayat 92: “dan supaya aku membacakan Al Qur’an. Maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk dirinya. Dan supaya aku membacakan Al Qur’an.”
· Di Surat ke 42 (Asy Syuuraa), ayat 10: “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya kepada Allah. Itulah Allah Tuhanku. kepadaNya lah aku bertawakal dan kepadaNya lah aku kembali.”
Baiklah, perkataan dalam Al Qur’an, yang sangat terkenal, seharusnya merupakaan perkataan Allah, dan setiap Allah ingin Muhammad mengatakan sesuatu, Ia akan berkata kepadanya, “Katakan”.
jadi sebenarnya yang berkata dalam quran itu bukan sosok allah tapi muhammadlah yang berkata kata dalam quran
camar 3:59 pm on 30/07/2012 Permalink |
saya tahu sekarang sdr stain pura pura bodoh atau memang bodoh ..karena setiap membahas suatu bahasan sengaja mengalihkan kekitab suci orang lain…atau sengaja mengalihkan topik.BUKTI ARKEOLOGIS
MELAWAN QURAN
Sampai kiamat-pun Muslimin bersikeras bahwa Quran adalah kata-kata final Tuhan. Namun, mana bukti sejarahnya? Bukti manuskrip, dan arkeologis semuanya tidak berhasil membuktikan klaim-klaim itu. Dlm tulisan paling akhir (Isa Masih no.6, p8-9) kami menunjukkan kekurangan-kekurangan dlm manuskrip-manuskrip Quran. Disini kami menunjukkan bukti melawan Islam dari sumber-sumber dokumen non-Muslim dan arkeologi modern.
SUMBER-SUMBER YAHUDI
Qur’an menyiratkan bahwa Muhamad memutuskan hubungannya dgn Yahudi thn 624 AD, segera setelah Hijrah ke Mekah. Pada saat itu, Kiblat dipindahkan dari Yerusalem ke Mekah (Surah 2:144, 149-150). Namun, dalam sumber-sumber non-Muslim, Doktrin Iacobi dan Kronikel Armenia dr thn 660 AD, menunjukkan bahwa pd tahun 640, saat penaklukan Palestina, Arab dan Yahudi adalah sekutu. Muhamad mendirikan masyarakat Ishmaeli dan Yahudi berdasarkan tanah kelahiran mereka yg sama di tanah suci. Hubungan baik ini berlangsung sampai paling tidak 15 tahun setelah tgl Quran tsb.
MEKAH
Menurut Qur’an, Mekah merupakan kota yang pertama dan paling penting di dunia. Adam menempatkan batu hitan di Ka’bah asli, sementara Abraham dan Ishmael membangun kembali Ka’bah Mekah berabad-abad kemudian (Sura 2:125-127). Mekah dikatakan sbg pusat perdagangan sebelum jamannya Muhamad.
Namun tidak ada bukti-bukti arkeologisnya. Kota kuno besar macam itu tentulah disebut-sebut dlm sejarah kuno. Namun, sebutan paling dini ttg Mekah sbg sebuah kota ada di Continuato Byzantia Arabica, dokumen abad ke 8! Mekah jelas bukan rute perdagangan daratan yg alami – Mekah adalah lembah gersang dan orang harus belok sepanjang 100 mil utk dapat mencapainya.Setelah abad pertama, hanya ada perdagangan maritim Yunani-Romawi dgn India, yg diawasi pelabuhan Laut Merah Ethiopia, Adulis, dan bukan oleh Arab. Kalau Mekah bukan sebuah kota yg mapan, kecuali setleah jamannya Muhamad, maka ini membuat Quran sangat diragukan.
ARKEOLOGI
Qiblat
Menurut Qur’an, Qiblat diarahkan ke Mekah pd thn 624 AD, dua tahun setelah Hijrah (Sura 2:144, 149-50). Namun bukti-bukti arkeologis paling dini dari mesjid yg dibangun pada permulaan abad ke 8 menunjukkan bahwa kota suci mereka bukanlah Mekah, tetapi lebih dekat ke arah Yerusalem.
Qiblat mesjid pertama di Kufa, Iraq, dibangun th 670 AD, dan menunjuk ke BARAT ketimbang ke selatan, gambar-gambar arsitektur dari dua mesjid Umayyad (650-750 AD) di Iraq, menunjukkan bahwa Qiblat berorientasi jauh ke utara. Mesjid Wasit melenceng sampai 33 derajad, mesjid Baghdad sampai 30 derajad. Mesjid ‘Amr b. al ‘As didekat Cairo, juga menunjuk ke Kiblat terlalu jauh ke utara dan harus diperbaiki oleh sang gubernur.
Jacob dari Odessa, penulis dan pengelana Kristen, merupakan saksi mata yg menulis ttg Mesir sekitar 705 AD. Suratnya dlm British Museum menyebut ttg kaum ‘Mahgraye’ (istilah Yunani bagi Arab) di Mesir berdoa menghadap ke timur, menuju Ka’bah, dgn kata lain menuju Palestina, dan bukan Mekah.
Jadi bukti menunjuk kpd lokasi bukan di Mekah, tetapi di Arab Utara atau bahkan Yerusalem, sampai permulaan abad ke 8. Tidak mungkin Muslim pada abad permulaan Islam salah menghitung arah. Mereka pedagang dari gurun pasir dan tukang caravan yang mahir membaca arah bintang di langit utk menentukan arah perjalanan mereka. Bgmn lagi mereka melakukan ibadah haji, yang pada saat itu saja sudah diresmikan? Ada ketidakcocokan besar antara Qur’an dan arkeologi modern. Yang paling penting, Walid I, kalif th 705 – 715, menulis kesemua wilayah memerintahkan penghancuran dan pelebaran semua mesjid. Mungkinkah bahwa saat itu Kiblat baru dipindahkan ke Mekah?
DOME OF THE ROCK
Kemungkinan alasan mengapa mesjid-mesjid kuno menghadap Palestina bisa ditemukan di Yerusalem. Di pusat kota itu terletak the ‘Dome of the Rock’, bangunan yg didirikan ‘Abd al-Malik th 691 AD. Ini dianggap sbg tempat Islam paling suci nomor 3 setelah Mekah dan Medinah. Gedung ini nampaknya bukan ingin digunakan sbg mesjid, karena tidak adanya Qiblat dan bentuk oktagonalnya menunjukkan gedung itu digunakan agar orang dapat berkeliling memutarinya. Muslim percaya bahwa ini memperingati Isra Mi’raj, malam Muhammad naik ke surga dan berbicara dgn Allah dan Musa mengenai jumlah solat yg diwajibkan kpd pengikut.
Namun, tulisan-tulisan pada tembok gedung itu tidak menyebut apa-apa ttg Isra Mi’raj tetapi kutipan-kutipan Quran yg dimaksudkan khususnya bagi Kristen. Mungkin gedung ini dibangun sbg tempat suci Islam, sebelum Mekah diresmikan sbg tempat tersuci Islam.
Tradisi Muslim memang menunjukkan bahwa the Dome of the Rock dulu memang pusat religius Islam. Kalif Suleyman, yg berkuasa sampai th 717 AD, pergi ke Mekah utk bertanya ttg ibadah Haji. Ia tidak puas dgn jawaban yg didapatkan dan memilih utk mengikuti ‘Abd al-Malik, yg pergi ke the Dome of the Rock.
Mungkinkah kiblat mesjid-mesjid pertama dulu diarahkan kepada the Dome of the Rock dibawah perintah Walid I pada permulaan abad ke 8?
Alm Yehuda Nevo dari Universitas Yerusalem men-survey ukiran-ukiran Arab pada batu-batu yg tersebar di gurun Negev dan Syro-Jordania. Risetnya memberikan gambaran berguna atas sejarah Muhammad dari sumber-sumber non-Muslim kontemporer.
Dlm teks religius dari jaman Sufyani (661-684 AD) ada sebuah kepercayaan monotheistic TETAPI TIDAK ADA RUJUKAN KPD MUHAMAD! Namanya hanya muncul setelah 690 AD. Tulisan Muhammad Rasulullah tampil pertama kali dlm uang keping Arab-Sassania dari th 690 AD, di Damascus. Lebih penting lagi, ketiga unsur kepercayaan kpd Tauhid, Muhamad Rasulullah dan rasul Allah wa-’abduhu (sifat kemanusiaan Yesus) ditemukan dlm tulisan ‘Abd al-Malik dlm the Dome of the Rock, tertgl 691 AD. Sebelum masa itu, prinsip-prinsip kepercayaan Muslim tidak dapat dipastikan.
Jadi selama 60 tahun penuh setelah kematian Muhamad, kalimat syahadat Arab TIDAK MENCAKUP MUHAMAD. Tetapi sebuah prinsip kepercayaan monotheis yg mengembangkan konsep Judaeo-Kristen dlm gaya literature khusus. Saat syahadat dgn nama Muhammad diberlakukan selama periode Marwanid (setelah 684 AD) tiba-tiba bentuk deklarasi itulah yg tampil sbg satu-satunya bentuk dlm dokumen-dokumen formal. Jadi peningkatan status Muhammad sbg nabi universal hanya terjadi pada akhir abad ke 7, lama setelah kematiannya!
QURAN
Jelas Qur’an mengalami transformasi selama 100 tahun setelah kematiannya. Tulisan-tulisan yg dikenal sbg tulisan Quran pada keping-keping dan di the Dome of the Rock selama masa ‘Abd al-Malik dari 685 AD, BERBEDA dgn teks Quran sekarang. Qur’an tidak mungkin dikanonisasi selama masa hidup Muhamad, tetapi pasti mengalami proses evolusi. Rujukan paling dini kpd sebuah buku yg dinamakan Qur’an tidak datang dari Mekah melainkan di Arab Utara, bahkan Yerusalem, pada permulaan abad 8. Tidak mungkin Muslim pertama salah tebak arah Mekah, mereka mahir menggunakan bintang sbg penunjuk jalan. Bgm mungkin mereka bisa mengadakan ibadah haji yg sudah dikanonisasikan pada jaman itu?
Ada kepincangan besar antara Qur’an dan arkeologi modern. Artinya, sejarah islam runtuh di hadapan arkeologi modern.
Read more: http://islamexpose.blogspot.com/2008/07/bukti-manuskrip-membantah-quran.html#ixzz227cr5KBY
Muslim juga akan menemukan bahwa penulisan Quran sangat kacau. Banyak kata-kata yg tidak berarti, kata-kata asing, kata-kata yg hilang sehingga menyulitkan terjemahan — siapapun perlu menebak apa yg dipikirkan Muhammad utk mengerti apa yg dikatakan auwloh. Itulah mengapa Gerd Puin, pakar ternama dlm bidang kaligrafi Arab dan paleografi Quran, mempelajari manuskrip-manuskrip tertua kecewa dgn keengganan Muslim dan non-Muslim utk menerima dogma Islam.
Katanya: “Quran menyatakan diri sbg ‘mubeen,’ atau jelas, tapi dari pandangan sekilas saja kau akan melihat bahwa setiap kalimat kelima tidak masuk akal. Tentu Muslim tidak akan mengatakan padamu bahwa pada kenyataan, seperlima isi Qur’an sama sekali tidak dapat dimengerti. Inilah yg mengakibatkan tradisi senewennya Muslim. Jika Qur’an tidak dapat dimengerti, bahkan tidak dapat dimengerti dalam bahasa Arab sekalipun, maka Quran tidak dapat diterjemahkan dlm bahasa manapun. Itulah mengapa Muslim sangat ketakutan.”
Read more: http://islamexpose.blogspot.com/2008/07/bukti-manuskrip-membantah-quran.html#ixzz227dDd8VK
Stain Remover 4:59 pm on 03/08/2012 Permalink |
@camar
Jadi benarkan bahwa hukuman salib telah dinubuatkan untuk orang terkutuk.
—
Al Qur’an adalah Firman Allah yang dibawa Malaikat Jibril berupa wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad.
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. ﴾Qs. An Nisaa : 163﴿
Ucapannya (Muhammad) itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). ﴾Qs. An Najm : 4﴿
—
Ucapan Yesus-pun berdasarkan apa yang dia dengar :
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. (Yohanes 5:30)
Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” (Yohanes 8:26)
Tapi Dunia Yesus dibatasi untuk mereka (Israel) :
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu (Yohanes 17:9)
Sebab :
Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24 )
camar 3:34 am on 04/08/2012 Permalink |
Al Qur’an adalah Firman Allah yang dibawa Malaikat Jibril berupa wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad.####benarkah pernyataan ini ????• Di Surat ke 6 (Al An’aam) ayat 104, dikatakan: “dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu]” – ini Muhammad yang berkata – “Aku”, “dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu].”
• Dan di Surat ke 6 (Al An’aam) ayat 114, berkata: “Patutkah aku mencari allah lain selain Allah”… “aku mencari.”
• Dan di Surat ke 11 (Huud), ayat 2-3, berkata: “agar kamu tidak menyembah selain Allah: Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripadaNya. Aku seorang pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripadaNya”.
Mohamed: Disini pembicaranya adalah…
Bpk. Pdt. Zakaria B.: Jelas… “Aku” adalah orang pertama, seperti di: “kemudian aku takut… untuk kamu.”
• Dan lagi di Surat ke 27 (Al Naml) ayat 91 dan 92: “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini… Aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Jadi ini semua adalah orang pertama dan pembicara disini adalah Muhammad.
• Di Surat ke 27 (Al Naml) ayat 92: “dan supaya aku membacakan Al Qur’an. Maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk dirinya. Dan supaya aku membacakan Al Qur’an.”
• Di Surat ke 42 (Asy Syuuraa), ayat 10: “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya kepada Allah. Itulah Allah Tuhanku. kepadaNya lah aku bertawakal dan kepadaNya lah aku kembali.”####disini jelas bukan allah yang berbicara…Al Safat. Ayat 164: “Tidak seorang pun di antara kami, mempunyai kedudukan yang tertentu. Kita diangkat derajatnya. Kita adalah orang-orang yang memuja Allah.” Apa artinya? Baiklah, mari kita periksa apa yang dikatakan para ahli naskah agama… Baiklah , Anda tahu bahwa kita tidak menginterpretasi, tetapi kita memeriksa apa yang para komentator katakan. Al Galalan berkata, “Jibril berkata kepada nabi, “Tidak seorang pun di antara kami – para malaikat – mempunyai kedudukan yang tertentu,” di surga, di tempat ia melayani Allah, dan tidak melampaui batas.” Jadi para malaikat yang berbicara, bukan Allah yang berbicara. Al Qurtoby berkata hal ini merupakah perkataan para malaikat: “Kita diangkat derajatnya.” Jadi para malaikat berbicara dalam bahasa mereka sendiri, bukan inspirasi dari perkataan Allah. Tetapi mengapa? Mengapa? Bagaimana kita dapat mencocokkan ini dengan ayat yang berkata “Hanya sekedar…”“Ini adalah pencerahan dariMu Allah, ini telah diucapkan olehnya sendiri, dapat berdoa dan damai sejahtera turun atasnya.” Dan kemudian berkata, “Dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara[mu].” Dan juga pernyataannya, “Patutkah aku mencari allah lain selain Allah,” dan Al Siouty juga mengatakan dan mengakui bahwa para malaikat juga berkata-kata dalam iramanya mereka sendiri, seperti pernyataannya, “Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu…” Sampai ke ayat terakhir yang diucapkan oleh Jibril. Dan pernyataannya “Tidak seorang pun di antara kami, mempunyai kedudukan yang tertentu.” Para malaikat… Jadi ini adalah perkataan mereka. Al Siouty sekali lagi mengomentari hal ini, katanya, “Pernyataan ini dapat diinterpretasikan sebagai “katakan”, dan juga ayat-ayat lainnya.” ”Tetapi bagaimana ini bisa terjadi?” Apakah kita akan menambahkan ini di Al Qur’an? Apakah kita akan menyisipkannya? Bukan masalah pengelakan… Bukan pengelakan. Ini masalah yang membutuhkan pengertian yang jelas. Perkataan Allah dalam Al Qur’an, apakah benar-benar perkataan Allah? Ya, perkataan Allah… Ia berkata kepada para malaikat, dan para malaikat menyampaikannya kepada Muhammad. Jadi seharusnya tidak ada perkataan mereka sendiri… baik para malaikat maupun Muhammad.Surat ke 91 (Asy Syams), dari ayat 1: “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya.Dalam ayat-ayat ini, Surat ke 103 (Al ‘Ashr), ayat 1-3: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,” – sebuah sumpah… Allah bersumpah – “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” Tidak ada sedikitpun acuan yang menunjukkan adanya pesan dari Allah yang Maha Kuasa. Bahkan ada banyak ayat-ayat lainnya, lebih banyak lagi di dalam Al Qur’an, yang tidak berasal dari Allah, dan bahkan perkataan- perkataan tersebut tidak mungkin berasal dari AllahSurat ke 1 (Al Faatihah) ayat 6: “Tunjukilah kami jalan yang lurus,”” Oh, apakah ini perkataan Allah, atau perkataan manusia? Perkataan manusia… sepertinya di dalam Surat ke 1 berisikan permohonan manusia. Anda tidak dapat menyimpulkan bahwa itu adalah perkataan Allah sama sekali. Mari dan lihatlah (Al Faatihah). Ini dia, ini (Al Faatihah) ayat pertama, dan ini merupakan Surat pertama, maksud saya, di dalam Al Qur’an. Dikatakan… ini dia, dikatakan… Lihat, lihat jika ini adalah perkataan Allah, atau manusia: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang!” Apakah Allah akan mengucapkan “basmala” lagi? “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,” Apakah Allah akan berkata, “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam? Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah.” Dengan siapa Allah berbicara, dan berkata: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah?” Ini adalah perkataan manusia, “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan HANYA KEPADA Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Apakah Allah akan berkata, “Tunjukilah kami jalan yang lurus”? Tidak mungkin! Anda katakan kepada saya bahwa berlaku “katakan”. Tapi bagaimana kita dapat diijinkan untuk menambahkan kata “katakan”? Saya akan mengutip Gadafi, yang berkata bahwa ada sekitar 300 ayat atau bahkan lebih, yang mengandung kata “katakan”. Ia berkata: “Kita harus menghapuskan kata “katakan” karena cukup membawa banyak pertanyaan, tetapi bahkan disini kata “katakan” tidak ada, jadi jika ada manusia yang menambahkan, betapapun hebatnya dia, dia telah merusak Al Qur’an.”Dalam Surat ke 62 (Al Jumu’ah), dikatakan: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Bertasbih kepada Allah? Apakah Allah yang berkata demikian? Apa yang akan Allah katakan, “Bertasbih kepada Allah”? Surat ke 57 (Al Hadiid), ayat 1, dan Surat ke 59 (Al Hasyr), Surat ke 61 (Ash Shaff), dan Surat ke 64 (Al Taghaabun). Semuanya dimulai dengan: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah.” Jadi ini bukanlah perkataan Allah. “Dan di dalam Al Qur’an terdapat kata-kata yang berbentuk – menurut ensiklopedia – berbentuk pengagungan, mengagungkan Allah, mengatakan ‘pujian bagi Allah’, ‘Sobhan Allah’.” Ini pujian untuk Allah, mengatakan, “Bertasbih kepada Allah.” Dalam Surat ke 17 (Al Israa’): “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa”.Dalam Surat ke 62 (Al Jumu’ah), dikatakan: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Bertasbih kepada Allah? Apakah Allah yang berkata demikian? Apa yang akan Allah katakan, “Bertasbih kepada Allah”? Surat ke 57 (Al Hadiid), ayat 1, dan Surat ke 59 (Al Hasyr), Surat ke 61 (Ash Shaff), dan Surat ke 64 (Al Taghaabun). Semuanya dimulai dengan: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah.” Jadi ini bukanlah perkataan Allah. “Dan di dalam Al Qur’an terdapat kata-kata yang berbentuk – menurut ensiklopedia – berbentuk pengagungan, mengagungkan Allah, mengatakan ‘pujian bagi Allah’, ‘Sobhan Allah’.” Ini pujian untuk Allah, mengatakan, “Bertasbih kepada Allah.” Dalam Surat ke 17 (Al Israa’): “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa”.Dalam Surat ke 62 (Al Jumu’ah), dikatakan: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Bertasbih kepada Allah? Apakah Allah yang berkata demikian? Apa yang akan Allah katakan, “Bertasbih kepada Allah”? Surat ke 57 (Al Hadiid), ayat 1, dan Surat ke 59 (Al Hasyr), Surat ke 61 (Ash Shaff), dan Surat ke 64 (Al Taghaabun). Semuanya dimulai dengan: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah.” Jadi ini bukanlah perkataan Allah. “Dan di dalam Al Qur’an terdapat kata-kata yang berbentuk – menurut ensiklopedia – berbentuk pengagungan, mengagungkan Allah, mengatakan ‘pujian bagi Allah’, ‘Sobhan Allah’.” Ini pujian untuk Allah, mengatakan, “Bertasbih kepada Allah.” Dalam Surat ke 17 (Al Israa’): “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa”.Dalam Surat ke 62 (Al Jumu’ah), dikatakan: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Bertasbih kepada Allah? Apakah Allah yang berkata demikian? Apa yang akan Allah katakan, “Bertasbih kepada Allah”? Surat ke 57 (Al Hadiid), ayat 1, dan Surat ke 59 (Al Hasyr), Surat ke 61 (Ash Shaff), dan Surat ke 64 (Al Taghaabun). Semuanya dimulai dengan: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah.” Jadi ini bukanlah perkataan Allah. “Dan di dalam Al Qur’an terdapat kata-kata yang berbentuk – menurut ensiklopedia – berbentuk pengagungan, mengagungkan Allah, mengatakan ‘pujian bagi Allah’, ‘Sobhan Allah’.” Ini pujian untuk Allah, mengatakan, “Bertasbih kepada Allah.” Dalam Surat ke 17 (Al Israa’): “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa”.Dalam Surat ke 62 (Al Jumu’ah), dikatakan: “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Bertasbih kepada Allah? Apakah Allah yang berkata demikian? Apa yang akan Allah katakan, “Bertasbih kepada Allah”? Surat ke 57 (Al Hadiid), ayat 1, dan Surat ke 59 (Al Hasyr), Surat ke 61 (Ash Shaff), dan Surat ke 64 (Al Taghaabun). Semuanya dimulai dengan: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah.” Jadi ini bukanlah perkataan Allah. “Dan di dalam Al Qur’an terdapat kata-kata yang berbentuk – menurut ensiklopedia – berbentuk pengagungan, mengagungkan Allah, mengatakan ‘pujian bagi Allah’, ‘Sobhan Allah’.” Ini pujian untuk Allah, mengatakan, “Bertasbih kepada Allah.” Dalam Surat ke 17 (Al Israa’): “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa”.• Surat ke 23 (Al Mu’minuun) ayat 14: “Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik!” Surat ke 25 (Al Furqaan), ayat 1, 10 dan 61: “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Qur’an).”
• Surat ke 40 (Al Mu’min): “sangat diberkatilah Tuhan semesta alam!”
• Surat ke 43 (Az Zukhruf): “Diberkatilah Dia yang berkuasa atas Surga dan Bumi.”
• Surat ke 55 (Ar Rahmaan), ayat 78: “Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.” Allah siapa? Siapa yang berkata “Maha Agung” dan di
• Surat ke 67 (Al Mulk), ayat 1 berkata: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Jadi ini bukan perkataan Allah, tetapi perkataan manusia. Perkataan-perkataan manusia ini juga berbentuk pujian bagi Allah. Ensiklopedia juga berkata: “Mereka berbentuk ucapan syukur”, seperti, Surat ke 1 (Al Faatihah): “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”, Surat ke 6 (Al An’aam): “Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi”, Surat ke 18 (Al Kahfi): “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur’an)”, Surat ke 34 (Saba’): “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit”, Surat ke 35 (Faathir): “Pujilah Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi.” Begini, kita seharusnya – menurut ensiklopedia – percaya bahwa setiap ayat di dalam Al Qur’an – semuanya – seharusnya merupakan perkataan Allah kepada malaikat, yang diungkapkan kepada Muhammad. Ia berkata kepadanya, “Bacalah”, dan ia pergi untuk menyebarkannya.
jadi percayalah bahwa perkataan dalam quran itu bukan perkataan allah.selamat mencari kebenaran
Stain Remover 5:04 pm on 04/08/2012 Permalink |
@camar
lagi-lagi copasan yang nggak bermutu, sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan dari copasan-mu itu ?
copasan :…dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu]” – ini Muhammad yang berkata – “Aku”, “dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara [mu]…
Maksudnya adalah kewajiban Nabi Muhammad hanya menyampaikan firman yang diwahyukan kepadanya, selebihnya terserah mereka mau menerima atau tidak. Masa segitu aja nggak ngerti, hey domba potong ?
…maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. ﴾Qs. Ali Imran : 20﴿
Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)…﴾Qs. Asy Syuura : 48﴿
Lawanna Alley 3:07 am on 24/08/2019 Permalink |
Hi, I have noticed that on https://erzal.wordpress.com/category/dan-kami-iringkan-jejak-mereka-nabi-nabi-bani-israil-dengan-isa-putera-maryam/ you mention that you have used the search engine scraper by creative bear tech for B2B lead generation and finding guest posting opportunities. Would you recommend this software? The £500 price tag is a bit steep for our business and I wanted to do my due diligence before committing ourselves to this sale.
Thank you in advance.
ᵝᴵᴬᴺᴳᴷᴬᴸᴬ 12:29 pm on 01/09/2019 Permalink |
DUA KESALAHAN FATAL Ϻυhαmmαϑ:
❶. ilαh αrαb nyuruh beristeri pαling bαnyαk 4 orαng, TETAPI Ϻυhαmmαϑ beristeri lebih DARI 4 orαng BAHKAN αnαk dibαwαh umur yg mαsih usiα sekolαh-pun dipeodoƒilenyα.
❷. ilαh αrαb TIDAK nyuruh mencium bαtu, TETAPI Ϻυhαmmαϑ menghormαti bαtu DAN cium bαtu BAHKAN nyuruh umαtnyα cium bαtu.
jelαs Ϻυhαmmαϑ mengαdα-αdαkαn perkαtααn yg TIDAK diperintαhkαn OLEH ilαh αrαb UNTUK dikαtαkαnnyα…ʔʔ
Ǫs 69:44-47. Seαndαinγα diα (Ϻυhαmmαϑ) mengαdαkαn seƅαɡiαn perkαtααn ATAS (nαmα) Kαmi, niscαγα…Kαmi potong urαt tαli ȷαntυnɡnγα…TAK ADA…γαnɡ dαραt menɡhαlαnɡi, DARI pemotongαn urαt nαdi itυ.
apa yg di katakan Ǫs 69:44-47 itu-pun terbukti.
Dαri λisγαh rα, Ϻυhαmmαϑ menɡelυh: “Akυ merαsα urαt nαdiku dipotong OLEH rαcun γαnɡ kυmαkαn di khαγƅαr.“ (HR.Bυkhαri, jil.5, hαl.137, Dαr αl-Fikr, Beirut, 1401 H)
ustad abdul somad. kisah nabi muhammad saat diracuni
Dαri Abu Sαlαmαh rα, Zαinαb binti Hαrits berkαtα KEPADA Ϻυhαmmαϑ: “JIKA kαυ BENAR seorαng nαbi PASTILAH rαcun itu TIDAK mempαn terhαdαpmu.“ Menjelαng αjαlnyα, Ϻυhαmmαϑ mengαku: ‘Aku merαsαkαn eƒek DARI rαcun yαng kumαkαn di Khαybαr, inilαh sααt terputusnyα tulαng punggungku (kemαtiαnku)‘.“(HR.Abu Dαud,3912 | HR.Dαrimi,67)