Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti.(QS. 10:42). Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan.(QS. 10:43) 

Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti.(QS. 10:42)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 42
وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ (42)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan kepada Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya bahwa di antara orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah itu ada sekelompok manusia yang mendengarkan secara sembunyi-sembunyi apabila Alquran itu dibacakan. Mereka memperhatikan pokok-pokok agama yang terkandung di dalamnya, hanya saja mereka itu bukanlah bermaksud untuk mendengarnya dengan ketulusan hati. Karena mereka pada saat mendengar itu tidak mau mempergunakan akalnya untuk memperhatikan kandungan isinya dan tidak pula mau memikirkan maksud dan tujuannya, sehingga mereka itu dapat memahami tujuan yang sebenarnya.
Mereka mendengarkan itu karena tertarik kepada susunan bahasa yang indah dari Alquran dan mereka merasa tercengang mendengar keindahan susunannya, seperti seorang yang tertarik kepada kicauan murai di atas pepohonan, mereka hanya dapat menikmati keindahannya tetapi tidak dapat memahami maksud apa yang terkandung dalam kicauannya itu. Allah swt. berfirman:

مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Artinya:
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Alquran pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main.
(Q.S. Al-Anbiya’: 2)
Dan firman-Nya:

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Artinya:
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.
(Q.S. Al-Baqarah: 171)
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. tidak akan dapat dan tidak akan mampu untuk membuat mereka itu mendengar dan mengerti akan apa yang mereka dengarkan, karena mereka itu telah kehilangan manfaat dari indra pendengaran dalam arti yang sebenar-benarnya. Mereka itu bukanlah pendengar yang baik, sebab pendengar yang baik ialah orang yang dapat memikirkan dan memahami serta melaksanakan maksud dan tujuan dari apa yang didengarnya. Apalagi di samping itu mereka selamanya memang tidak akan berusaha untuk ikut mengerti, maka mereka tidak akan dapat manfaat dari apa yang mereka dengarkan dan tidak akan dapat memahami petunjuk-petunjuk yang dikandungnya.

======================

Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan.(QS. 10:43)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 43
وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa di antara orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah itu ada pula kelompok orang yang memperhatikan Nabi Muhammad saw. pada saat dibacakan Alquran. Perhatian mereka itu adalah secara lahiriah semata yang hanya dapat melihat gerakan lisan pada saat mengucapkan lafal dan susunannya, bukan merupakan perhatian yang murni yang dapat memahami dan memikirkan makna yang terkandung di dalam kata yang tersusun dalam kalimat itu. Itulah sebabnya maka cahaya iman dalam hati mereka tidak dapat memancar karena tertutup oleh noda-noda kemusyrikan. Mereka tidak dapat melihat tanda-tanda kebenaran dan petunjuk yang terkandung dalam ayat Alquran. Padahal pandangan batin inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Seharusnyalah dengan perhatian itu manusia dapat memahami dan memikirkan apa yang dilihatnya karena Allah menyamakan mereka itu dengan orang buat, jelas tampak dalam akhir ayat pada saat Allah swt. menandaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan tidaklah mampu membuat mereka itu melihat akan tanda-tanda kebenaran yang terdapat di dalam ayat-ayat Alquran itu. Karena mereka itu memang tidak akan mampu mengindra tanda-tanda kebenaran ayatnya apalagi mereka tidak mempunyai niat untuk mempergunakan indra batinnya untuk memahami kandungan isi ayat-ayat Alquran itu selama-lamanya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yunus 43
وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43)
(Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan) Allah swt. menyerupakan keadaan mereka dengan keadaan orang-orang yang tidak dapat melihat, karena mereka tidak mau mengambil petunjuk dari apa yang mereka lihat. Bahkan keadaan mereka lebih parah lagi; gambaran ini diungkapkan pula di dalam firman-Nya yang lain, yaitu, “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj 46).