PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
|
PENDAHULAN: KATA PENGANTAR Oleh: Moedji Raharto Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Dalam buku Penciptaan Alam Raya karya Harun Yahya ini penulis memperkokoh keyakinan akan terintegrasinya pemahaman Islam dan pemahaman manusia (ilmuwan) tentang asal muasal alam semesta. Adapun pertemuan pemahaman ayat Al Quran dan sains astronomi adalah bahwa alam semesta ini berawal dan berakhir; dan Al Quran lebih jauh memberi petunjuk bahwa alam semesta mempunyai Dzat Pencipta (Rabbul alamin). Fenomena ini diharapkan menjadi pembuka jalan dan pemicu integrasi Islam dalam kehidupan manusia. Seperti buku-buku Harun Yahya lainnya, penulis mengungkapkan renik-renik kehebatan, kemegahan, keindahan, keserasian, dan kecanggihan sebuah sistem di alam semesta, dan mengakhiri dengan pertanyaan: Apakah sistem yang demikian serasi terjadi dengan sendirinya, tanpa Yang Maha Perencana dan Yang Maha Pencipta? Eksplorasi semacam ini menggugah kecerdasan spiritual manusia, mendekatkan seorang muslim dengan khalik-Nya. Mari kita berbincang sedikit mengenai alam semesta ini. Bumi dan Planet-Planet Lainnya Dimulai dari planet Bumi: sebuah wahana yang ditumpangi oleh bermiliar manusia. Kecerdasan spiritual manusialah yang akan memberi makna perjalanan di alam semesta ini; perjalanan antargenerasi selama bermiliar tahun tanpa tujuan akhir yang diketahui pasti, yang gratis dan tak berujung, hingga waktu kehancurannya tiba. Namun Bumi masih terlalu kecil dibandingkan Matahari, sebuah bola gas pijar raksasa, lebih dari 1.250.000 kali ukuran Bumi dan bermassa 100.000 kali lebih besar. Bumi yang tak berdaya, tertambat oleh gravitasi, terseret Matahari mengelilingi pusat Galaksi lebih dari 200 juta tahun untuk sekali edar penuh. (Lalu apa rencana secercah kehidupan kita dalam pengembaraan panjang ini? Sangat sayang bila kita tidak sempat melihat kosmos hari ini. Sangat sayang kita tidak berencana sujud dan berserah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.) Pengiring Matahari lainnya adalah planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, asteroid, komet dan sebagainya. Ragam wahana dalam tata surya itu berupa sosok bola gas, bola beku, karang tandus yang sangat panas; semuanya tak terpilih seperti planet Bumi. (Lalu, mengapa wahana yang tersebar di alam semesta yang sangat luas itu tak semuanya mudah atau layak dihuni oleh kehidupan?) Putaran demi putaran waktu berlalu, kehancuran wahana bermiliar manusia akan menghampiri perlahan tapi pasti. Namun, berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta masih belum atau tak berjawab. Berbagai upaya rasionalitas manusia telah dikerahkan dan pengetahuan bertambah, namun misteri alam semesta itu terus menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Penjelajahan akal manusia mendapatkan fakta-fakta penyusun alam semesta, mulai dari dunia atom, planet, tata surya, hingga galaksi dan ruang alam semesta yang berbatas galaksi-galaksi muda. Dengan itu, pengetahuan manusia merentang dalam dimensi panjang 10-13 hingga 1026 meter, yang merupakan batas fakta-fakta yang dapat diperoleh dalam dunia sains. Pada abad ke-21 manusia masih berambisi untuk menyelami dunia 10-35 meter (skala panjang Planck) atau 10-20 kali lebih kecil dari penemuan skala atom pada dekade pertama abad ke-20. Begitu pula dimensi lainnya seperti waktu, energi, massa, rentangnya meluas dari yang lebih kecil dan lebih besar. Tentang rentang waktu alam semesta, manusia mendefinisikan berbagai zaman (dan zaman transisi di antaranya): Zaman Primordial, ketika usia alam semesta antara 10-50 hingga 105 tahun, Zaman Bintang, (106 – 1014 tahun), Zaman Materi Terdegenerasi, (1015 – 1039 tahun), Zaman Black Hole, (1040 – 10100 tahun), Zaman Gelap ketika alam semesta menghampiri kehancurannya dan Zaman Kehancuran Alam Semesta, ketika materi meluruh. Tanpa fakta-fakta dan ilmu yang diketahui manusia (atas izin Allah), akhirnya manusia hanya bisa berspekulasi dan tak bisa mendefenisikan berbagai keadaan, misalnya sebelum kelahiran alam semesta dan setelah kehancuran. Penjelajahan akal manusia bisa menggapai penaksiran hal-hal berikut: jumlah partikel (di Matahari 1060 atau di Bumi 1050), energi ikat (antara Bumi dan Matahari sebesar 1033 Joule), energi radiasi matahari sebesar 1026 watt, energi Matahari yang diterima Bumi sebesar 1022 Joule, energi yang diperlukan manusia per tahun sebesar 1020 Joule, energi penggabungan inti atom, fissi 1 mol Uranium sebesar 1013 Joule, energi yang dihasilkan 1 kg bensin sebesar 108 Joule. Sebuah anugerah yang besar bagi manusia, walaupun melalui proses yang panjang. Deskripsi dan Model Alam Semesta Kesan umum luas dan megahnya alam semesta diperoleh penghuni Bumi dengan memandang langit malam yang cerah tanpa cahaya Bulan. Langit tampak penuh taburan bintang yang seolah tak terhitung jumlahnya. Struktur dan luas alam semesta sangat sukar dibayangkan manusia, dan progres persepsi dan rasionalitas manusia tentang itu memerlukan waktu berabad-abad. Deskripsi pemandangan alam semesta pun beragam. Dulu alam semesta dimodelkan sebagai ruang berukuran jauh lebih kecil dari realitas seharusnya. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi. Benda langit yang terdekat dengan bumi adalah bulan. Gaya gravitasi bulan menggerakkan pasang surut air laut di bumi, tak henti-hentinya selama bermiliar tahun. Karena periode orbit dan rotasi Bulan sama, manusia di Bumi tak pernah bisa melihat salah satu sisi permukaan Bulan tanpa bantuan teknologi untuk mengorbit Bulan. Rahasia sisi Bulan lainnya, baru didapat dengan penerbangan Luna 3 pada tahun 1959. Pada siang hari, pemandangan langit sebatas langit biru dan matahari atau bulan kesiangan; sedang di saat fajar dan senja, langit merah di kaki langit timur dan barat. Interaksi cahaya matahari dengan angkasa Bumi melukiskan suasana langit yang berwarna warni. Matahari sendiri adalah satu di antara beragam bintang di Galaksi. Ada bintang yang lebih panas dari Matahari (suhu permukaan Matahari 5.800o K), seperti bintang panas (bisa mencapai 50.000oK) yang memancarkan lebih banyak cahaya ultraviolet-cahaya yang berbahaya bagi kehidupan. Ada bintang yang lebih dingin, lebih banyak memancarkan cahaya merah dan inframerah dibandingkan cahaya tampak yang banyak dipergunakan manusia. Manusia bisa mencapai batas-batas pengetahuan alam semesta yang luas, mengenal ciptaan Allah yang tidak pernah dikenali di muka bumi seperti Black Hole, bintang Netron, Pulsar, bintang mati, ledakan bintang Nova atau Supernova, ledakan inti galaksi dan sebagainya. Akan tetapi, berbagai fenomena yang sangat dahsyat itu tak mungkin didekatkan dengan mahluk hidup yang rentan terhadap kerusakan. Walau demikian, ada jalan bagi yang ingin bersungguh-sungguh menekuninya. Dengan Sains Menangkap Realitas Alam Semesta Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum. Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton (disebut juga mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan fenomena benda mikroskopik. Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan). Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi. Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 1026 watt dan berjarak satu sa* dari Bumi, menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota dengan daya lebih besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan melemah sebanding dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak 4 kali lebih terang dibandingkan pada jarak 2 meter, dan apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali lebih redup. Maka, kemampuan mata manusia mengamati bintang lemah terbatas. Ukuran kolektor cahaya juga akan membatasi skala terang objek yang bisa diamati. Untuk pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan kolektor atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai keterbatasan dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun berhasil mendeteksi obyek langit yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia. Pertanyaan lain muncul: Apakah semua objek langit bisa diamati melalui teleskop? Berapa banyak yang mungkin diamati dan dihadirkan sebagai pengetahuan? Makin jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga merupakan pengamatan masa silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi pembentukan alam semesta yang berguna, dan manusia berupaya menangkapnya untuk mengetahui prosesnya hingga takdir di masa depan yang sangat jauh, yang akan dilalui melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya. Pengetahuan kita tentang hal tersebut sangat bergantung pada pengetahuan kita tentang hukum alam ciptaan-Nya; sudah lengkap dan sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian kecil, sehingga mungkin bisa membentuk ekstrapolasi persepsi yang salah? Sampai di batas mana manusia bisa membayangkan dan menjangkaunya? Bagaimana kondisi awal, bagaimana kondisi sebelumnya, bagaimana kondisi 5 miliar tahun ke depan, bagaimana kondisi 50 miliar tahun ke depan dan seterusnya? Apakah pengetahuan agama akan memberi jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut? Alam semesta yang megah akan runtuh, akan hancur, tapi entah bagaimana prosesnya, dan ada apa setelah kehancuran itu? Kita kembali kepada Allah untuk mencari jawaban-Nya, karena Dia adalah zat Maha Mengetahui atas segala ciptaan-Nya, dan manusia hanya diberi pengetahuan-Nya sedikit. Khatimah Begitulah, melalui sains manusia mencoba dideskripsikan apa dan bagaimana proses fenomena alam bisa terjadi dalam konteks eksperimen dan pengamatan, dengan parameter yang bisa diamati dan diukur. Agama memperluas spektrum makna alam semesta bagi manusia tentang kehadiran benda-benda alam semesta, kehidupan dan manusia. Jawaban singkat tentang pertanyaan Siapa pencipta alam semesta beserta hukum-hukum alamnya: Allah adalah zat yang Maha Pencipta. Agama memperluas pengetahuan yang dicakup oleh metodologi sains dan rasionalitas manusia seperti berkenalan dengan alam gaib, akhirat dan sebagainya. Namun begitu, rupanya berbagai pertanyaan manusia tentang misteri alam semesta di sekitar planet Bumi masih banyak yang belum terjawab atau mungkin tak berjawab hingga kehancuran Bumi. Wallahu a’lam bishawwab |
————— Daftar Bab —————– Pendahuluan Keruntuhan Ilmiah Materialisme Penciptaan Alam Semesta dari Ketiadaan Keseimbangan dalam Ledakan Irama Atom Keteraturan di Langit Planet Biru Rancangan pada Cahaya Rancangan pada Air Unsur-Unsur Kehidupan yang Dirancang Khusus Kesimpulan
|
Muka | Buku | Film | Artikel | Audio | Hubungi Kami | Berlangganan | Kirim Halaman ini ke Teman |
Harun Yahya Internasional © 2005. Hak Cipta Terpelihara. Isi situs ini dapat digandakan, dicetak dan disebarluaskan dengan mencantumkan sumber situs ini. |
Depo 6:22 am on 14/05/2009 Permalink |
Ini baik buat alo sebagai referensinya untuk menjadi astronot..
erzal 3:02 am on 15/05/2009 Permalink |
cita-citanya tinggi juga ya….
camar 7:29 am on 14/08/2012 Permalink |
Speed of Light in the Qur’an?
By Ali Sina (2008/02/29)
Muslim selalu kerja keras bukan utk memperbaiki nasib mereka, TETAPI utk mencari mukjizat-mujizat dlm Quran dan setiap harinya mereka ‘temukan’ hal baru. Mereka meluap-luap dgn kebanggaan mereka, menyebarkan ‘berita baru’ itu di internet, surat kabar dan menantang siapapun utk membuktikan mereka salah. Begitu mereka terbukti bersalah, mereka berjingkrak-jingkrak lagi dan spt biasanya mengutuk Yahudi, Zionis, Kristen dan islamofobia. Dan skenario tidak mengherankan ini berkali-kali terulang kembali.
Kali ini mereka mengatakan bahwa Qur’an telah meramalkan kecepatan cahaya jauh sebelum para saintis mengkalkulasinya lebih dari ribuan tahun lalu.
Dlm sebuah artikel yg diterbitkan Islamicity.com, Dr. Mansour Hassab-Elnaby meng-klaim bahwa Surat 32:5 menunjukkan bahwa cahaya dlm satu hari melewati jarak sama dgn 12.000 orbit lunar/bulan dan dgn menghitung jarak tsb kita bisa menemukan kecepatan cahaya dgn tepat.
Q32.5: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu [1191]
Menurut Dr. Hassab-Elnaby, kata “urusan” dlm ayat diatas tsb berarti: cahaya. Jadi, ayat ini menunjukkan bahwa ‘cahaya bisa bergerak dlm satu hari yg kadarnya adalah 1000 thn pergerakan Bulan.’
Memang hanya imaginasi Muslim yg bisa sekaya ini sampai bisa menyangka bahwa ayat ini benar-benar menunjuk kpd ‘kecepatan cahaya,’ padahal ayat ini sama sekali tidak menyebut kata-kata ‘bulan’, ‘cahaya’ ataupun ‘jarak.’
TAPI katakanlah Dr. Hassab-Elnaby memang benar. Realistiskah ?
***
1. Perhitungan SALAH
Bulan dilihat dari Bumi
Jarak rata-rata antara pusat Bulan dan pusat Bumi adalah 384.403 km.
JADI kalau Bulan mengelilingi Bumi 360 derajad, maka Bulan harus melancong sebuah jarak sepanjang 2.415.273 km. Hasil dari penghitungan: jarak orbit Bulan = 2r π = 2 x 384.403 x 3.14159.
(Angka 3.14159 itu dianggap sbg diameter Bumi yg dilambangkan dgn huruf pi: π)
Kalau menurut Muslim, bulan mengorbit Bumi 12 kali dlm setahun, MAKA dlm 1000 thn lunar, Bulan mengorbit bumi sebanyak 12.000 kali, dimana Bulan harus melewati jarak 28.983.278.898 km (2.415.273 x 12.000).
Cahaya bergerak pada kecepatan konstan, yaitu 299.792,458 km per detik.
Dlm satu hari ada 86.400 detik (60x60x24)
JADI dlm 24 jam, cahaya melewati jarak 25.902.068.371 km (299,792.458 x 86,400).
Kedua angka diatas (lihat angka-angka yg di-bold diatas) tidak sama. Bahkan sama sekali tidak mirip Ada perbedaan jarak 3.081.210.527 km (28.983.278.898 minus 25.902.068.371) antara jarak yg dilewati Bulan dlm 1000 thn lunar dan jarak yg dilewati cahaya dlm satu hari.
Malah perbedaannya adalah 20 kali lebih besar dari jarak Bumi dan Matahari KOK bisa !?! Jadi jelas Dr. Hassab-Elnaby salah. Kedua angka tidak nyambung !
Tunggu, kita belon selesai. Ada perbedaan antara bulan lunar (phases) dan orbit lunar. Bulan melakukan orbit mengelilingi Bumi setiap sekali dlm 27,3 hari (bulan sidereal) sementara variasi periodik dlm geometri sistem Bumi–Bulan–Matahari bertangung jawab atas lunar yg berulang setiap 29,5 hari (bulan synodic). Ada perbedaan 2,2 hari antara bulan lunar dan orbit lunar. (Wikipedia)
Dlm satu tahun lunar, Bulan mengelilingi Bumi sebanyak 12,967 kali (29,5 x 12 / 27,3) dan BUKAN 12 kali spt yg diasumsikan oleh Muslim bergelar doktor ini. Jadi jarak perjalanan Bulan dlm 1000 thn lunar sebenarnya adalah 32.045.078.461 km (12,967 x 2,4715,273).
JADI perbedaan antara jarak ini dan jarak kecepatan cahaya dlm satu hari adalah 6.143.010.090 km (32.045.078.461 minus 25.902.068.371). Cahaya memerlukan tambahan 5 jam dan 41 menit utk melewati tambahan jarak ini.
ATAU, kita bisa mengatakan bahwa Bulan mengelilingi Bumi 10.724 kali utk melewati jarak yg dilalui cahaya dlm 24 jam. (yaitu. jarak yg dilalui cahaya dlm satu hari = 25.902.068.371 km dibagi dgn orbit Bulan 2.415.273 km).
JADi Bulan hanya memerlukan perjalanan 827 tahun lunar dan BUKAN 1000 tahun lunar. (10.724 kali Bulan mengelilingi Bumi x 27,3 hari yg diberlukan bagi setiap putaran / 354 hari yg eksis dlm setiap tahun lunar).
Kesimpulan, mau dilihat dari sisi manapun juga, kalkulasi Dr. Hassab-
Elnaby jelas salah. Jarak yg dilalui Bulan dlm 1000 thn dan jarak yg dilalui cahaya dlm satu hari TIDAK SAMA. Kalkulasinya berbeda sebanyak 25%.
***
2. INTERPRETASI SALAH
Ayat yg berbicara ttg “urusan (Tuhan)” yg dikirim ke Bumi dan lalu naik padaNya dlm satu hari, berjarak 1000 tahun?
Dari mana doktor berijazah ini bisa menyimpulkan bahwa “urusan” berarti cahaya??? Kata dlm bhs Arab yg digunakan adalah Amr. Ini berarti perintah, peruntukan, tujuan commandment, order, cause, and affair. Ini merujuk kpd ‘agama’ Auwloh dan bukan cahaya! Amrullah berarti TUJUAN Allah (The Cause of Allah). Terjemahan yg lebih akurat ayat ini adalah, ‘Tuhan mengirimkan tujuanNya ke Bumi yg kemudian akan kembali kepadaNya, yaitu dibatalkan dlm satu hari, yg jaraknya sama dgn 1000 thn. [TETAP AJA NGGAK MASUK AKAL !!]
http://en.wikipedia.org/wiki/Shaykh_Ahmad
Inilah bgm Sheikh Ahmad Ahsai (1753 -1826), pendiri mazhab Shiah Sheikhieh dan muridnya, Seyyed Kazim-i-Rashti (1792- 1843), menafsirkan ayat ini. Mereka mengatakan bahwa Islam tidak lagi memenuhi kebutuhan jaman dan karena Islam tidak mengiijinkan reformasi, Islam harus DIABROGASI! Namun karena tidak seorangpun bisa mengabrogasi pernyataan auwloh, maka tanggung jawab ini jatuh ke pundak sang Mahdi, tokoh yg ditunggu-tunggu dan dijanjikan kpd kaum Shiah. Ahsai dan Rashti mengatakan : akhir Islam dan munculnya sang Mahdi sudah diramalkan dlm Hadith dan Qur’an dan ayat 32:5 ini memberikan tanggal persis.
Menurut mereka ini, Amrullah, Tujuan Tuhan sudah tercapai dgn wafatnya Hassan Askari, imam Shiah terakhir. Ialah yg merupakan perantara terakhir antara Tuhan dan umatNya. Hassan Askari wafat thn 260 Hijrah. Ahsai percaya bahwa sejak itu, menurut ayat 32:5, 1000 thn setelah komunikasi antara Tuhan dan manusia di-interupsi, Tujuan Tuhan (Islam) akan dibatalkan يَعْرُجُ إِلَيْهِ , Mahdi harus memanifestasikan dirinya dlm thn 1260 Hijrah (1844 Masehi).
Seyyed Kazem Rashti wafat satu tahun sebelum tahun yg diharapkan. Ia begitu yakin bahwa sang Mahdi akan datang pada tahun berikutnya shngg ia tidak mengangkat seorang penerus. Ia membubarkan mazhab Sheikhieh dan memerintahkan pengikutnya utk menyebar diri keseluruh Persia utk mencarinya (sang Mahdi). Dlm suasana penuh pengharapan inilah, lelaki 26 thn bernama Seyyed Ali Mohammad Bab diangkat sbg sang Mahdi. Karena penampilannya yg jujur dan alim itu, ia menarik kebanyakan pengikut Seyyed Kazem dan dlm waktu singkat muncullah gerakan Babi yg menakjubkan seluruh negeri. Sukses gerakan Babi/Baha’i dlm mengajak orang-orang Iran dianggap sbg sebuah ancaman oleh para mullah yg menuntut agar raja mengeksekusi si Bab. Mereka memulai kampanye persekusi brutal terhdp kaum Babi atau kaum Bahai yg berujung sampai hari ini juga.
Saya bukan apologis bagi si Sheikh Bab. Wong saya tidak percaya Islam dan tidak percaya bahwa Qur’an mengandung ramalan apapun. Siapapun bisa menafsirkan Qur’an semaunya. Saya tidak percaya Bab adalah utusan Tuhan. Saya yakin, lelaki muda itu –spt Muhamad–menderita epilepsi temporal lobe, sebuah kondisi mental yg dikarakterisasi oleh tulisan-tulisannya yg sangat banyak, melambung-lambung (muluk-muluk) dan tidak koheren. Ia jelas percaya akan missinya dan berani mempertaruhkan nyawanya. Tapi paling tidak, Sheikh Ahsai & Rashti memberikan sebuah interpretasi yg lebih logis dari interpretasinya Dr. Hassab-Elnaby yg menafsirkan ayat itu sbg ‘kecepatan cahaya.’
***
3. DIMANA ‘CAHAYA’ itu ?
Bagian mana dari ayat itu berbicara ttg ‘cahaya’ atau ‘kecepatan’ ? Dlm ayat itu, Muhammad dikatakan bahwa satu hari Allah = 1000 tahun. Ini caranya utk mengatakan bahwa Allah = besar, apapun ttg Allah = besar, bahkan hari-hariNya pun = besar. Muhammad mengulang hal yg sama dlm ayat 22.47 :
Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.
Nah, mana sebutan ‘urusan’ ataupun ‘cahaya’ ataupun ‘kecepatan cahaya.’
Panjangnya hari ditentukan oleh sebgmn cepat sebuah planet memutari axisnya. Ini sama sekali tidak ada urusannya dgn ukuran besar kecil penduduknya! Yg hanya nampak dari ayat ini adalah bahwa sang pencipta dunia hidup dlm planet yg bergerak dgn sangat pelan.
Lihatlah absurditas dan kebingungan Qur’an dlm ayat 70:4:
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
Ayat ini mirip dgn 32:5, TAPI panjang harinya Allah kini dikatakan 50.000 thn. NUADZUBILLAH bin AMPLOP! Nggak konsisten nih! Satu hari Allah = 1.000 tahun atau 50.000 tahun?
Jadi diperlukan 50.000 thn bagi malaikat dan Jibril utk mencapai auwloh? Pelan amat! (mungkin auwloh gak pake pentium Core 2 Duo, jadinya lambat banget. Heheheee). Kalau gitu, gimana mungkin Jibril mengantar Muhammad ke surga naik kuda Bouraq pada Isra Miraj dlm satu malam?
Qur’an memang penuh dgn kontradiksi dan absurditas. Muhammad menemukan pengikuti yg tidak kritis dan menelan apa saya yg dikatakannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa satu hari kata-katanya akan dibahas habis dan kebohongannya di-ekspos.
***
4. Parameter RANCU
Satu lagi masalah dgn claim ini: kecepatan cahaya adalah konstan, sementara rotasi Bumi semakin lamban, akibat berkurangnya energi kinetik. Oleh karena itu, hari di Bumi menjadi makin panjang (yaitu matahari semakin lama terbit).
Juga, karena Bulan semakin menjauh dari Bumi, orbitnya semakin lebar. Utk mengorbit Bumi, Bulan harus melewati jarak lebih panjang. NAH, bgm kita bisa mengukur sesuatu yg konstan dgn hal-hal yg variabel?
Pernyataan bahwa kita bisa mengukur kecepatan cahaya dgn orbit Bulan atau panjangnya hari adalah suatu KESALAHAN fatal!
***
5. MUKJIZAT YG DICURI?
Yg paling lucu adalah bahwa pernyataan bahwa Hari auwloh = 1000 tahun DICONTEK dari Injil dan bukan ide original Muhamad.
1000 tahun dlm penglihatanMu spt satu hari yg baru lewat …
For a thousand years in your sight are like a day that has just gone by, or like a watch in the night. Psalm 90:4
Dgn Tuhan, suatu hari spt 1000 tahun spt satu hari. 2 Peter 3:8
Ketika penulis Kitab Zabur diatas mengatakan 1000 tahun bagi Tuhan adalah seperti a watch in the night, ini berarti bahwa Tuhan tidak terikat oleh waktu. Di jaman itu, orang-orang menggunakan matahari utk mengukur jam (sundials) yg hanya berfungsi dikala matahari terbit. Ini adalah cara manis utk mengatakan bahwa waktu tidak eksis bagi Tuhan. Istilah 1000 tahun ini harus diartikan secara alegoris dan tidak secara harafiah.
Spt ini nih Sundial …
Santo Petrus saja mengerti hal itu. Ia ingin mengungkapkan bahwa dgn Tuhan, bukan hanya 1000 tahun spt satu hari, tapi bahwa satu hari spt 1000 tahun. Nelayan sederhana tidak berijazah ini bermaksud mengatakan bahwa Waktu TIDAK RELEVAN bagi Tuhan. Bandingkan itu dgn upaya menyedihkan para ulama dan doktor-doktor Muslim berijazah tiga, yg mencontek alegori ini dan mencoba keras mencari arti sains didalamnya.
Lagipula, Yahudi maupun Kristen yg terlebih dahulu menggunakan alegori ini tidak pernah menganggap ayat-ayat tadi sbg mengandung informasi ilmiah. Tapi justru MUSLIM yg sibuk mencari arti-arti sains didalamnya! Ini sih namanya, bergelantungan pada sebuah kepercayaan lewat sebuah tali tipis!
***
6. Qur’an membedakan antara bulan synodic dan sidereal?
Dr. Mansour Hassab-Elnaby mengatakan, “Ayat Quran (10:5) membedakan antara periode synodic utk mengetahui jumlah tahun dan periode sidereal utk mengetahui kalkulasi saintifik.”
Q10:5 Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya [SALAH BESAR! Bulan tidak mengeluarkan cahaya, karena BUKAN sumber CAHAYA!] dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
It is He Who made the sun to be a shining glory and the moon to be a light [wrong. Moon is not a source of light], and measured out stages for her; that ye might know the number of years and the count. 10:5
Ayat diatas sama sekali tidak membedakan antara bulan-bulan synodic & sidereal.
***
7. The Islamic Divine Comedy
Dlm mencari mukjizat-mujizat dlm Qur’an, Muslim secara tidak sengaja, tidak hanya membuat Islam nampak sbg sebuah lelucon bodoh, tetapi seluruh alam semesta dibuatnya jadi terlihat dungu!
Doktor hebat kita diatas itu mengatakan, “Ayat itu mulai dgn rujukan kpd sebuah “Affairs/kegiatan kosmos” yg diciptakan dan diperintahkan Tuhan. Kegiatan kosmos ini melancong secara permanen lewat seluruh alam semesta antara langit dan Bumi, begitu cepat, sampai kegiatan kosmos itu melewati dlm SATU HARi sebuah jarak maksimum yg sama dgn jarak yg dilewati Bulan selama SERIBU TAHUN LUNAR (yaitu selama 12.000 bulan Sidereal).”
“Affairs traveling permanently through the whole universe at speed of light?” Sepertinya si doktor ini berbicara ttg PIRING TERBANG atau UFO!
Kecepatan cahaya tidak bergerak secepat itu ! “Affairs/Kegiatan kosmos” ini yg melancong dgn kecepatan cahaya memerlukan satu hari penuh utk mencapai Bumi. Kalau kau dlm bahaya, lupakan saja doamu kpd auwloh. Pada saat auwloh mengirimkan bala keselamatannya, hari itu sudah LEWAT dan pertolongannya akan datang terlambat!
Tapi beruntunglah kau bahwa auwloh berjarak cuma satu hari cahaya darimu (Padahal saya menyangka bahwa auwloh lebih dekat dgn kita daripada urat nadi kita). Auwloh tinggal hanya sejengkal dari sistim solar kita. Kasihanilah mahluk-mahluk lainnya yg hidup ratusan ribu tahun cahaya dari auwloh atau jutaan bahkan milyaran tahun cahaya jauhnya dari auwloh. Mana mungkin auwloh mengurusi mereka mengingat lambannya sistim komunikasi gara-gara jarak jauh tsb?
Dlm upaya kerasnya mencari mukjizat-mujizat dlm Quran, Dr. Hassab-Elnaby malah menghapuskan konsep bahwa auwloh berada dimana-mana. Urusan sang pencipta alam semesta, menurut Muslim ini, tergantung dari kecepatan cahaya! Luar biasaaaa…
Islam adalah sebuah lelucon goblok. Ironisnya, para Muslim yg tadinya ber-otak dan berakal sehat malah dgn sukarela menunjukkan diri mereka sbg badut-badut pandir. Semakin banyak Muslim mencoba menunjukkan Islam sbg logis dan ilmiah, semakin konyolnya mereka akan tampak!
Read more: http://islamexpose.blogspot.com/2008/01/science-islam-kecepatan-cahaya.html#ixzz23VGiJLt6