Bagaimana para ilmuan tentang pengorbanan Yesus ?
Bagaimana para ilmuan tentang pengorbanan Yesus ? Simak pendapat mereka sebagai berikut :
Socianus (1539 � 1604)
�Jika pengorbanan Yesus adalah mutlak dan tidak terbatas meliputi segalanya, maka manusia boleh bebas sepenuhnya berbuat sesuka hatinya. Dan jika doktrin penebusan dosa benar, maka humum Tuhan tidak lagi berlaku mengikat hamba-Nya, karena hukuman atas segala dosa telah dibayar oleh Yesus.�
Dr. Cruden Alexander
�Bahwa untuk tujuan pengorbanan seperti yang ditimpakan kepada Yesus dengan penderitaan dan kesengsaraan yang amat mengerikan, itu sangat memuakkan bagi pemikiran manusia modern dan dianggap suatu doktrin yang sangat menyeramkan.�
George Bernard Shaw
�Saya lebih suka memikul tanggung jawab moral saya, tidaklah baik lagi saya untuk membebankan dosa-dosa pada kambing hitam penebus dosa. Saya akan kurang berhati-hati terhadap dosa, apabila saya tahu bahwa hal itu sama sekali tidak merugikan saya.�
William Ellery Charing (1780 � 1842)
�Pengorbanan itu harus manusia yang melakukan untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia. Jika Yesus itu Tuhan, mengapa justru Tuhan yang mengorbankan diri-Nya untuk manusia? Ini tidak masuk akal sehat! Tuhan dapat saja mengampuni dosa-dosa manusia dengan tidak menggunakan kekerasan dan cara yang keji.� (disiksa sampai mati dipaku dikayu salib)
http://islamic.xtgem.com/update_juli2008/101bukti/101bukti05.htm
Tondo Al Faqir 3:08 am on 30/12/2010 Permalink |
Masih adakah tambahan artikel yg lbh mutakhir dari ilmuwan/sejarawan/rohaniwan dll tentang penebusan dosa?
pls advise
ady 6:52 pm on 07/08/2011 Permalink |
ada, yaitu Al-Quran Nur Karim,
dijelaskan dlm Alqur’an surah Al-ikhlas ayat 1-4:
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia “.
surah di atas mnjelaskan absolutisme dr hakekat “Tuhan” dg kalimat sederhana, singkat, tanpa penjelasan yg rumit dan dpt ditangkap nalar tanpa adanya pemaksaan pemikiran yg berlawanan dg logika Ketuhanan. Mari beberkan satu per satu:
1. “Tuhan” harus mempunyai nama/panggilan yg meliputi segalanya:
Bahwa Sesungguhnya “Allah“ adalah nama zat dari Tuhan swt yang diperkenalkan sendiri oleh-Nya. Selain sebagai nama bagi zat Tuhan swt, “Allah“ adalah juga tempat terkumpulnya atau terhimpunnya seluruh sifat yang dikandung zat-Nya, sehingga “Allah“ sebagai sebutan yang utama untuk Tuhan sudah meliputi Tuhan secara keseluruhan yang terdiri dari zat dan sifat-Nya yg Maha Esa. maka dari itu “Tuhan” haruslah esa(satu2nya) krna jk Dia terpecah atau berbilang 2,3, atau 4 maka masing2 akan meng-klaim nama “Allah” dan saling mengungguli satu sama lain. Namanya akan mjd rancu untuk mnyebut Tuhan yg satu dg Tuhan satunya shg tdk mungkin Tuhan itu berbilang. jk dia terpecah atau terbilang maka dia bkn tuhan krna menyalahi zat dan sifatNya yg Maha Esa. Allah adalah Satu dan hanya Satu, tidak mempunyai sekutu dan tandingan, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Zat Allah yang suci tidaklah tersusun dari bagian-bagian seperti jasad mahluk hidup. Zat-Nya sangat sempurna dan tidak serupa dengan zat-zat lainnya.
2. Tidak ada pertentangan antara zat dgn sifatNya:
Hubungan antara zat dan sifat pada hakikatnya adalah hubungan sebab akibat yang saling terkait dan saling menerangkan antara keduanya. Keberadaan sifat disebabkan karena adanya zat dan keberadaan zat hanya bisa dinyatakan dengan adanya sifat, sehingga melalui hubungan tersebut “Tuhan” telah membukakan satu celah yang bisa dimasuki oleh akal manusia untuk mengetahu hakikat zat-Nya dengan benar. Contoh yg paling jelas adl zat Tuhan yg tdk beranak dan tdk pula dilahirkan, maka sesuailah dg sifat Tuhan yg Maha Esa lg Maha Suci. Dia tdk memenuhi kbthn, bertahan hdp, mnderita, mati, krna kesifatanNya yg Maha Perkasa dan Maha Kuat. Maka:
– Allah itu Maha Esa Zat-Nya yang berati Zat Allah itu tidak sama dengan apapun juga.
– Allah itu Maha Esa Sifat-Nya yang berarti Allah itu bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang tidak sama atau
dipersamakan dengan sifat selain Allah.
– Allah itu Maha Esa Perbuatan-Nya yang berarti seluruh perbuatan Allah tidak bisa ditiru atau dicontoh oleh siapapun.
hanya Allah yang berkuasa untuk melakukan sesuatu.
3. Sifat Tuhan tdk boleh menyamai Makhluknya krn Dia mempunyai sifat Maha Sempurna dan Maha Mengungguli:
sifat yang harus dimiliki “Tuhan” adalah sifat yang maha sempurna yang tidak dimiliki oleh selain “Tuhan” (Makhluk-Nya). Karena apabila terjadi persamaan antara sifat yang dimiliki oleh “Tuhan” dengan sifat yang dimiliki oleh selain “Tuhan” (Makhluk-Nya), maka sifat tersebut bukan lagi menjadi sifat “Tuhan”, karena “Tuhan” tidak bisa dipersandingkan dengan apapun sebagaimana yang dinyatakan dalam surah diatas “dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia”. Tentunya Dia tdk berwujud sprti kita(manusia), krna wujudNya dan eksistensiNya tdk bs dijangkau akibat Kemaha-SempurnaanNya. Dia tdk bs dilukiskan, digambarkan, Dibuatkan Patung, tp wujud “Tuhan” bisa kita rasakan lewat Sifat2Nya, apakah itu tdk cukup relevan bagi kita?? maka itulah “Tuhan” Sejati sesuai dg surah diatas “Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” hal itu sesuai dg nama, zat dan sifatNya.
MAKA mustahil bagi “Tuhan” yg memiliki sifat Maha Mengungguli yg tdk memiliki kecacatan sedikitpun melakukan silkus Pengorbanan itu. krna pengorbanan itu haruslah manusia yang melakukannya untuk Tuhan, bukan Tuhan untuk manusia. mengapa justru Tuhan yang mengorbankan diri-Nya untuk manusia? Ini tdk msk akal secara logika manusia dan logika Ketuhanan. Tuhan dapat saja mengampuni dosa-dosa manusia cukup dg menerima pertobatan dr manusia yg berdosa, karena pd hakekatnya perihal dosa dan pahala itu hanyalah milik “Tuhan” semata, Tuhan justru yg berkehendak memberikan dosa bagi siapa yg dikehendaki dan memberikan pahala bagi siapa yg dikehendakinya pula. inilah Tuhan yg Maha Digdaya yg tdk dpt disentuh apalagi disakiti oleh manusia, krn Dia yg membentuk manusia dan mematikannya, serta jk dibandingkan MakhlukNya yg lain yaitu Galaksi maka amat kecilah manusia itu, dan tidak pantaslah Tuhan melakukan pengorbanan bagi manusia. Dialah yg Maha Bisa menyiksa manusia, bkn sebaliknya.
MAKA manusialah yg sepantasnya dan seharusnya mlkukan penebusan thdp dosanya sndiri dg cara memohon ampun dan bertobat, apakah hal ini tdk cukup msk akal?? maka inilah yg seharusnya dilakukan manusia untuk menebus dosanya yg disampaikan dlm surah ali imran 193:
Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Rabbmu”; maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. 3:193)
JADI Isa a.s. (Yesus) hanyalah utusan Tuhan, sesuai dg apa disampaikan dlm surah ali imran:
“Dan (aku (Isa) datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu’jizat) dari Rabbmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta’atlah kepadaku”. (QS. 3:50)
“Sesungguhnya Allah, Rabbku dan Rabbmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. (QS. 3:51)
Dan Isa a.s. pun tdk melakukan penebusan dosa, krna memang tdk ada ajaran penebusan dosa dlm alkitab (bilbe), maka sesuai firman Allah dlm surah ali imran ayat 55:
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”. (QS. 3:55)
“Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Qur’an yang penuh hikmah”. (QS. 3:58)
“(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Rabbmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu”. (QS. 3:60)
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 3:62)
“Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. 3:63)
MAKA tidaklah berdasar sangkaan org2 yg meyakini “Tuhan” melakukan penebusan dosa thdp manusia, sesuai Firman Allah:
”Maha suci Allah dari apa-apa yang mereka sifatkan ” (Al-Mu’minun : 91)
”Maha Suci Dia! Dan Maha Tinggi dari apa-apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar”. (Al-Isra : 43)
Hanyalah Allah lah yg pantas disembah sbg Tuhan Semesta Alam yg Nama, Zat dan SifatNya berada dlm Kemaha SempurnaanNya Sesuailah dg Firman Allah:
”Tidak ada sesuatupun yang sama dengan-Nya, dan Ia-lah yang Maha Mendengar (dan) Maha Melihat”. (As-Syura : 4)
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit”. (QS. 3:5)
“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. 3:6)
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. 3:189)
Maka seharusnya inilah yg dilakukan manusia jika memiliki dosa:
“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Rabbmu”; maka kamipun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. (QS. 3:193)
“Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”. (QS. 3:194)