5 Makam Nabi
Rabu, 02 Maret 2011
Posted by Muhammad Rizki on Rabu, Maret 02, 2011
Nabi kita berjumlah lebih dari 60.000 orang,dan rasul kita lebih dari 300 orang. Namun,yang kita percaya ada dua puluh lima nabi saja. Disini,saya akan menyajikan,5 makam nabi dan rasul tersebut. Tidak semua,karena saya kesulitan mendapatkannya. Malah,makam nabi Adam AS pun,tidak dapat saya temukan. Yang saya temukan adalah makam siti hawa-nya saja (yang di barat disebut mother eve)\
1. Makam Nabi Adam A.S
Menurut sebuah sumber,Nabi Adam wafat di daerah ceylon,dan kita bisa menemukan makamnya disana. Namun tidak dijelaskan ceylon itu di daerah apa. Jadi,saya kesulitan untuk menemukannya.
Di atas adalah gambar makam siti hawa yang ada di jeddah. Panjangnya mencapai 121 meter,namun lebarnya hanya 3 meter.
2. Makam Nabi Nuh
Makam Nabi Nuh AS terletak di Lembah Baka’a. Namun ada juga yang menganggap bahwa Nabi Nuh AS terletak di Jordania.
3. Makam Nabi Hud AS
Ada dua versi dimana Nabi Hud dimakamkan. Ada yang mengatakan di Hadhramawt dan satu lagi di Salalah. Makam di atas adalah di salahah.
4.Nabi Shaleh AS
Ini foto hitam dan putih diambil oleh W.H. Ingrams pada awal abad kedua puluh dan diterbitkan dalam akun perjalanannya untuk mengunjungi makam Shalih dan Hud di Hadhramawt tersebut. Ingrams melaporkan bahwa makam ini adalah 64 meter.
5. Nabi Ibrahim AS
Makam Nabi Ibrahim terletak di Palestina.
===========
wikki 9:11 am on 26/07/2012 Permalink |
SAATNYA UMAT MUSLIM BERTANYA ULANG:
DIMANAKAH NABI MUHAMMAD BERADA SAAT INI?
Makam Muhammad di Medinah. Di sebelahnya, makam Abu Bakar.
MISTERIUS? Tidak Juga.
Tetapi memang alam kematian adalah wilayah yang tidak dikenal oleh manusia
hidup. Ilmu pengetahuan tidak menemukan ilmu untuk kematian dan alam akhirat.
Kenapa? Karena alam akhirat tidak menempatkan dirinya dalam ruang seperti yang
kita kenal di dunia ini. Demikian juga berlaku untuk waktu, Anda tak bisa
menempatkannya dalam sebuah stoples. Dan bilamana Anda menyingkirkan
semuanya dari ruang, maka apakah yang tertinggal? Tidak ada!
Sebelum kematian Einstein – guru teori relativitas yang sangat paham akan waktu
– beliau sempat berkata tentang kematian seorang Besso, teman karibnya: “Saat
ini Besso telah pergi dari dunia yang aneh ini sedikit mendahului saya. Namun ini
tidak berarti apa-apa. Orang-orang seperti kita … tahu bahwa perbedaan antara
masa kemarin, sekarang, dan besok, hanyalah sebuah ilusi kita yang membandel”.
Pada titik kematian seseorang, kontinuitas yang mempertalikan waktu dan ruang
mendadak terputus dan lenyap. Lalu dimana kita menemukan diri kita?
Jadi dimana kita apabila kita kelak mendadak terputus dari ruang dan waktu, alias
meninggalkan dunia yang fana ini? Jawabannya adalah tergantung kepada siapa
yang Anda ikuti! Orang Atheis akan selesai karena tak ada yang diikutinya kecuali
dirinya. Para pengikut Kristus sebagai anak-anak domba akan mengikuti Gembala
Agungnya. Dan Muslim akan ikut Nabi Junjungannya Muhammad Shallallahu Alaihi
wa Sallam. Nah, disinilah inti persoalan kita: Dimana Yesus Kristus dan dimana
Muhammad SAW saat ini berada agar kita juga tahu kemana kita akan dibawa pergi
kesana? Dan tidak seperti Muslim, para pengikut Yesus tahu persis dimana Gembala
Agungnya itu berada.
DIMANAKAH KRISTUS SAAT INI?
Tak ada yang perlu dicari-cari dalam kegelapan, Yesus menunjukkan posisinya
secara terang benderang di setiap waktu. Ia berkata yang tidak mungkin berani
dikatakan oleh orang lain manapun:
“Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas;
kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini”
“Aku keluar dan datang dari Elohim” (Yohanes 8:23, 42).
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Elohim, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal … Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:1-3).
Bukan saja lokasi keberadaan Yesus itu jelas, namun Dia pula Syafi, Juru Selamat
yang menyusun real-estate surgawi untuk menempatkan orang-orang yang percaya
dekat kepadaNya, sampai selamanya. Yesus tidak mengklaim kosong seperti halnya
dengan Muhammad yang mengklaim perjalanan malam Mi”raj (yang bahkan tak
terdapat dalam Quran), tetapi justru membuktikan kepergiannya kesurga yang
disaksikan oleh para malaikat dan banyak saksi mata secara mutawatir (Kisah
rasul 1:9-11). Sedemikian mutawatir-nya sehingga Muhammad-pun harus
menyaksikan keberadaan Yesus saat ini secara hitam-putih, yaitu di SURGA, disisi
Allah! (Qs.4:158, 3:55)
Ketika para pengikut Yesus sedang menatap ke langit waktu Ia naik ke surga itu,
tiba-tiba berdirilah dua orang (malaikat) yang berpakaian putih dekat mereka, dan
berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri
melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan
datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke
sorga.” (Kisah Rasul 1:10-11).
TETAPI DIMANAKAH MUHAMMAD SAW SAAT INI?
Ketika kita membaca keberadaan Muhammad selama hidupnya, kita dikesankan
seolah-olah beliau sangat dekat dengan Jibril dan Allah SWT. Namun sebegitu tiba
titik kematiannya , dimana kontinuitas yang mempertalikan dirinya dengan waktu
dan ruang mendadak terputus dan lenyap, maka mendadak terputuslah pertaliannya
dengan jibril dan Allah, bahkan lenyap pulalah keseluruhan dirinya! Alias tak
tercari dimana dia berada! Karena itu muncullah pelbagai macam dongeng yang
menempatkan sosoknya berlainan satu dengan lainnya.
1. Ketika Muhammad berada dalam sekarat kematiannya, ia tampak gelisah karena
dua hal yang tak tersembunyikan lagi. Hal pertama, dia menyadari dosa-dosanya,
termasuk a.l. dosa pembunuhan bahkan genocide suku Yahudi yang dilakukannya
secara terbuka atas nama Allah. Dan dua, dia merasa harus dihubungkan dengan
“seseorang Syafi” (Juru Syafaat) yang berdaulat atas alam akhirat, sebab memang
“real-estate surgawi dengan kebun-kebunnya” tidak dijanjikan kepadanya dari
mulut Allah sendiri. Maka dia berseru, “Wahai Tuhan! Ampunilah saya, Kasihanilah
saya dan hubungkan saya dengan Teman yang Mahatinggi” (Shahih Bukhari no.
1573).
Ternyata semuanya lenyap, tak ada respon dari Allah maupun Jibril yang tadinya
(katanya) selalu mendampinginya, dan bahkan alam pun tidak ikut bergejala.
Muhammad lenyap ditelan entah ke ruang hampa yang mana…
2. Surat Maryam 71 menjadi titik tolak dari kepergiannya dan para pengikutnya
yang sangat menggelisahkan: “Dan tidak ada (seorangpun) dari kamu,
melainkan akan mendatanginya (atau memasuki neraka itu). (Yang
demikian itu) bagi Tuhan Pemelihara kamu adalah suatu yang sudah
ditetapkan” (Al-Quran & Maknanya, Terjemahan Quraish Shihab).
Ayat Allah yang menjanjikan neraka ini sungguh merisaukan Muslim sejak ia
diturunkan hingga sekarang. Maka dicoba habis-habisan oleh sejumlah ulama untuk
digeser artinya kepada orang kafir (bukan orang Muslim bertaqwa). Tentu saja
pemlintiran makna ini tidak memuaskan dan tiada guna. Sebab sekali Allah telah
mendekritkan neraka, maka tidak ada yang dapat mencegah-Nya atau mengajukan
usulan lain kepada-Nya. Semuanya sudah amat jelas, muhkamat, dan sederhana,
“Wa im minkum illaa waariduha” dimana Allah memang berwahyu lurus kepada
lawan bicara-Nya dengan sebutan “Kum” (kamu). Dan ini dilanjutkan-Nya dengan
memastikan bahwa ketetapan itu berasal dari “Tuhan Pemelihara kamu” yang
tentunya bukan Tuhan orang kafir! Bahkan pewahyuan ini tidak meluangkan
perkecualian kepada siapapun, termasuk Muhammad. Itu sebabnya posisi
Muhammad setelah kematian-nya tidak bisa dipastikan wilayahnya, kecuali kembali
didongengkan oleh manusia bahwa beliau PASTI ada di wilayah tertinggi dan
terhormat, padahal semuanya hanyalah wilayah limbo di tanah antah-berantah.
3. Sementara itu dongeng mulut-kemulut Muslim berkata (dan berharap) bahwa
Muhammad telah ditempatkan ke alam Barzakh, menunggu hari Penghakiman. Dan
dikisahkan lagi bahwa nantinya Allah akan menempatkannya di surga tertinggi
Wasilah! Akan tetapi pada kenyataannya Muhammad sendiri mengaku tidak tahu
kemana dia akan ditempatkan. Beliau berkata: “…aku tidak mengetahui apa yang
akan diperbuat (Allah) terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu” (Qs.46:9).
4. Sementara semua para nabi seperti Isa, Adam, Musa, dan Abraham dll telah
dinyatakan oleh Muhammad sebagai sosok-sosok yang telah dijumpainya di
surga (perjalanan Mi’raj, dalam langit yang berbeda-beda, lihat Shahih Bukhari
Volume 1, Buku 8, No.345 dll), maka kenapakah Muhammad seorang yang terdiskriminasi
tidak bisa kumpul serentak dengan para nabi Israel lainnya disurga,
melainkan justru harus menunggu terpisah sendiri di alam barzakh (?) Tidak ada
jawaban yang bisa diijtihadkan (baca: rekayasa Islam), kecuali mendasarkannya
pada alasan hakiki (kebenaran dasar) bahwa Muhammad memang tidak qualified
masuk dalam bilangan-Nya yang dipastikan sudah berada di Firdaus ! Lho kenapa?
Ya, karena tidak ada tangan Tuhan – dengan bukti dan saksi – yang mengurapinya
sebagai rasul-Nya, kecuali ia sendiri yang mengangkat dirinya. Itu sebabnya
ajarannya sungguh menyimpang dari Taurat, Mazmur dan Injil Tuhan Semesta,
sedemikian sehingga untuk “membenarkannya”, Islam harus berinisiatif menuduh
(memfitnah) bahwa Alkitab itu korup. Dimanapun, Quran tidak bisa membuktikan
kebenaran intrinsik dirinya, melainkan harus menyimpang dengan menuding kitab
orang lain itu palsu. Padahal justru Muhammad dan pengikutnyalah yang telah
mengkorupkan dan mengacaukan Alkitab seenak perutnya. Beberapa butir saja dari
beratus-ratus butir pengkorupsian dan comotan asal jadi, diserakkan disini,
Mulai dari mengkorupsi/ mengosongkan Hukum Yang Terbesar (Hukum Kasih) dari
Quran; penggantian Roh Kudus menjadi mahkluk Jibril; Firman yang kekal di Lauhul
Mahfudzh di-nasikh-mansukh-kan (digugur-gantikan oleh Muhammad); mengadopsi
ritual pagan (ibadah haji, shalat, kiblat dll) yang tidak pernah dikenal oleh para
Nabi-nabi sebelumnya, dan cium batu Hajar Aswad yang sangat najis berhala;
menghilangkan Paskah Musa (tulah Firaun ke-10 dihilangkan dari Quran, padahal
itulah klimax hunjukan kuasa Tuhan); menafikan nubuat nab-nabi tentang
penyaliban Yesus yang terbukti benar, yang disaksikan secara mutawatir;
mengkorup kuasa firman Yesus dalam mengusir setan (bukan sekedar minta
perlindunganTuhan seperti yang dilakukan Muhammad Qs.113, 114);
mengatasnamakan Allah, Nabi minta doa dari umatnya, bukannya mendoakan umat
seperti yang dilakukan oleh semua nabi sebelumnya, dst.
5. Ya, Muhammad tahu persis bahwa Allah tidak menjanjikan keselamatan kekal
kepadanya. Dia membutuhkan doa shalawat yang terus-terusan dari umatnya demi
mendapatkan rahmat keselamatan dari Allah, “Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikat-
Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya” (Qs.33:56).
Dengan shalawat sekalipun, namun Allah tetap tidak memastikan apa apa kepada-
Nya. Sampai kapankah doa shalawat harus dicurahkan untuk Nabi dan keluarganya,
“Allahumma shalli’ala sayidinaa Muhammad, wa ala ali sayidinaa Muhammad”?
Dimanakah pula putri kesayangan Nabi, Fatimah, sekarang ini yang memang
pernah diperingatkan oleh Nabi agar ia beramal sebanyak-banyaknya, “karena aku
(Muhammad) tidak dapat menyelamatkanmu (Fatimah)” (HR. Muslim). Kalau
sampai Fatimah juga tidak bisa diapa-apakan oleh Nabi, maka semua pengikut Nabi
pasti getir dan was-was. Apalagi kalau hal ini dikontraskan dengan para nabi Israel
lainnya yang tidak sekalipun memerlukan shalawat dari pengikutnya, tetapi sudah
qualified berada disurga!? Tidakkah Muslim heran atasnya?
Bertanyalah dalam hati yang terdalam, kenapa Muhammad sebagai pemimpin
rohani sangat labil menghadapi alam akhiratnya. Kenapa justru Isa dan para nabi
lain sudah berada di surga dan merupakan sosok-sosok yang didekatkan kepada
Allah (Qs.3:45)? Dan lagi-lagi Muhammad – sebagai “tuan-rumah” Quran, kembali
tidak disebutkan namanya secara eksplisit dalam Quran yang justru diturunkan
kepadanya??? Begitu labilnya Muhammad sehingga untuk menutupinya, ia sempat
memproklamirkan 10 orang yang dipastikan naik ke surga, tetapi tidak termasuk
dirinya! (lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, I, no.50). Kemudian diperbaiki dalam
versi lain yang memasukkan dirinya, tetapi karena agaknya harus mempertahankan
angka 10, maka dikeluarkanlah nama Abu Ubaidah ibn al-Jarrah! (Ibid, IV, no.
3905). O, Abu Ubaidah yang malang, sudah dijamin masuk ke surga, tetapi karena
salah administrasi dunia, maka tertendang keluar! Begitukah?
Muslim selalu membela dengan mengatakan bahwa Muhammad jelas termasuk
salah satu dari “minal muqarrabin” (orang yang didekatkan Allah). Yang kita
perlukan bukan pembelaan buta, tetapi justru jawaban rasional bagaimana
Muhammad dan para pengikutnya di abad ke-7 dapat menyisipkan dirinya dalam
konteks ayat (3:45) ini ketika pada abad pertama malaikat berkata kepada Maryam
tentang Isa Almasih dan nabi-nabi sekaumnya? Sekalipun jikalau ayat tersebut
menyangkut kemuliaan kepada Muhammad, tentulah Allah akan turut mengorbitkan
namanya secara spesifik bahkan mendahulukannya didepan nama Isa.
Sebaliknya, Yesus justru telah mendemonstrasikan penampilan “minal muqarrabiin”
secara otentik dan berotoritas yang diwakilkan oleh Nabi Musa dan Elia, dengan
disaksikan oleh 3 pasang saksi-mata,
“Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka (Petrus, Yakobus dan Yohanes);
wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar
seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara
dengan Dia”… Dan tiba-tiba … turunlah awan yang terang menaungi mereka dan
dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” (baca perikop Matius 17:1-8).
Tuhan memerintahkan kita untuk mendengar Firman Sang Anak (Yesus Almasih),
namun Muslim justru lebih memilih mendengar dongengan tanpa bukti dan saksi
dari Muhammad yang justru kepergok membual: “Aku mendatangi pintu surga
pada hari kiamat untuk membukanya. Maka penjaga pintu bertanya, ‘Siapakah
kamu?’ Aku menjawab, ‘Muhammad’. Ia mengatakan, ‘Kepadamu aku
diperintahkan agar aku tidak membukanya untuk seorangpun sebelummu ”
[HR.Muslim (3/73-Syarah An-Nawawi)].
Pintu surga tertutup sampai Muhammad menginjakinya? Dia lupa. Bahwa pintu
tersebut sudah terbuka ribuan tahun sebelumnya bagi Adam, Ibrahim, Musa, Isa dll
ketika Muhammad sendiri sudah menjumpai mereka dalam event Mi’raj-nya
disurga. Isa bahkan sudah diangkat naik kesisi Allah dalam Qs.4:158, 3:55. Ini
membuktikan kesekian kali betapa berani dan sesuka perutnya Muhammad
berkata-kata atas nama Allah SWT, tentang hal-hal yang tidak diwahyukan/
diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan untuk nabi demikian, telah dinubuatkan
dengan tepat dalam Taurat Musa bahwa ia akan dihukum dengan kematian kekal:
“Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-
Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang
berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati” (Ulangan 18:20).
Musa kenal Yesus dan Elia secara timbal balik. Namun Musa tidak mengenal
Muhammad. Hanya Muhammad sajalah yang selalu mengaku-ngaku kenal dan tahu
siapa itu Musa, Isa, dan segudang nabi lainnya. Tetapi dalam nubuatan yang
dahsyat diatas, Musa seolah hendak peringatkan Muslim agar saatnya mulai
bertanya kritis: “Nabi manakah yang terlalu berani menjamin 10 orang PASTI
masuk ke surga?” Otoritas manakah yang diperolehnya untuk menjamin,
sementara matinya dia masih bergelimang dalam dosa dan mencari-cari seorang
Syafi, “Temanku Yang Maha Tinggi?” (Shahih Bukhari #1573).
Jelas sepuluh orang yang dijamin hanya mendapat check kosong, pelipur lara
belaka, karena sosok yang mengeluarkan check tersebut justru harus mati dalam
kekekalan, dan kini tidak terjumpai lagi dia ada di alam mana. Finished! Besso telahpergi.einstein telah tiada muhammad telah mati. tetapi jesus.hidup selamanya.
SERBUIFF 11:26 pm on 26/07/2012 Permalink |
TULISAN SAMPAH BUNG
hallie 7:48 am on 08/10/2012 Permalink |
YG NULIS JUGA SAMPAH MASYARAKAT MASUKKAN KE TONG SAMPAH BERSAMA PENULISNYA, DIMANA SEKARANG PENULIS ARTICLE INI JAWABNYAAA: ADA DITONG SAMPAHHHHHHHHHHHHH””’
hallie 7:51 am on 08/10/2012 Permalink |
KAMI SEBAGAI UMMAT ISLAM, MEMULIAKAN NABI ISA as. atau dalam english language is YESUS, tidak pernah memfitnah kami memfitnah nabi Yesus, karena didalam islam Yesus adalah nabi ISA Alaihissalam.
luqman 5:56 am on 28/07/2012 Permalink |
Benar benar tulisan sampah hah pake logika saja, otak manusia terbatas bung, gak nyambung lu saja nyembah manusia masak tuhan mati
Stain Remover 3:43 pm on 28/07/2012 Permalink |
@wikki
Coba kamu perhatikan kesaksian Stefanus dalam bibel tentang Yesus :
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. (Kis 7:55)
Dari kesaksian Stefanus diatas dimana sebenarnya posisi Yesus, kanan atau kiri dari bapa ?
Jawabnya adalah posisi Yesus yang sebenarnya berada di sebelah kiri dari bapa. Dan tragisnya posisi sebelah kiri adalah untuk orang terkutuk yang akan dilempar kedalam neraka :
Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (Matius 25:41)
jafrenk 8:40 am on 14/09/2012 Permalink |
otak tikus dasar gak nyambung
Rahmatal Alamina 8:49 pm on 14/12/2013 Permalink |
kretn hindu budha itu agama gila ptung dsembah maklum aja orang nggak waras otakny